Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Cairan pembersih tangan hasil karya mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang diproduksi 600 botol per hari. Permintaan terus mengalami peningkatan sejak merebaknya isu corona virus dari awalnya hanya 100-150 botol (@40 ml -60 ml), kini menjadi 600 botol per hari.
Manager Produksi Institut Astiri (IA) UB Malang, Dr. Ir. Sukardi, M. S., mengatakan, sejak sekitar lima tahun lalu memproduksi pembersih tangan merk IA. Karya tersebut merupakan produk hasil riset tim IA UB.
"Kami memproduksi hanya untuk memenuhi permintaan, sebab tidak boleh berbisnis karena produk yang kami hasilkan berasal dari dana inovasi," kata Sukardi, Selasa (24/3).
Advertisement
© KapanLagi.com/Darmadi Sasongko
Namun ketika kasus corona merebak, total permintaan mencapai 600 botol, bahkan ditambah permintaan dari luar. Bahkan Badan Usaha Akademik (BUA) hingga saat ini belum bisa dipenuhi.
"Harga per liter (curah) kami banderol Rp200 Ribu hingga Rp 225 ribu per liter mengingat ada kenaikan harga bahan baku berupa aroma rhodinol hasil pemurnian minyak sereh wangi," terangnya.
Sementara per botol 40-50 ml dibanderol harga Rp15 ribu dan 60-70 ml dibanderol Rp20 ribu, sementara 100 ml dibanderol Rp25 ribu. Sebaran penjualan dari target produksi selama ini hanya di lingkungan UB.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Selain produk IA, UB juga mempunyai produk pembersih tangan dari UB Forest, berupa produk baru yang juga dipasarkan secara internal. Produk ini dijual dengan kisaran harga Rp20 ribu per 60 ml.
"Produksi hand sanitizer ini sebagai bentuk kampanye aksi kepedulian UB forest terhadap virus corona," kata Staff Pemasaran UB Forest, Deiga Ramadhan.
Deiga menambahkan, cairan pembersih tangan produksi UB sudah dipastikan aman karena ukuran, konsentrasi dan prosentasenya sudah mengikuti standar formulasi yang ditetapkan WHO.
"Kami harap produk cairan pembersih tangan UB ini dapat bermanfaat bagi seluruh warga dan dapat membantu dalam upaya pencegahan virus Covid19 di lingkungan kampus dan sekitarnya," katanya.
Advertisement
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Dr. Dodyk Pranowo, STP. M.Si menjelaskan pembuatan handsanitizer tersebut menjadi bentuk pengabdian UB yang tidak untuk dikomersialkan. Produk hanya ditujukan untuk kalangan kampus sesuai dengan keterangan pada labelnya.
"Handsanitizer yang kita buat sudah sesuai dengan standar WHO dan BPOM dan semoga bisa memenuhi kebutuhan warga UB secara gratis," katanya.
Selain diproduksi unit-unit bisnis, beberapa Fakultas di UB juga membuat handsanitizer sendiri. Salah satunya adalah Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/dar/nda)
Advertisement
Cara Unik Warga Pesisir Pantura Jawa Rayakan Puncak Idulfitri pada 7 Syawal, Ini Fakta-Fakta Lomban Kupatan
Bingung Ditanyai Kapan Nikah di Hari Lebaran? Simak 7 Cara yang Sopan Tapi Santai untuk Menjawabnya
Ingin Bikin Konten Menarik dan Cepat Viral di Media Sosial Pasca Lebaran? Coba 10 Ide Kreatif Ini
Arus Balik Bareng Balita? Simak Tips Agar Si Kecil Nyaman dan Anti Rewel di Perjalanan
Doa-Doa Penguat Iman yang Bisa Dibaca saat Memasuki Bulan Syawal Lengkap dengan Artinya