Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Disentri adalah infeksi usus yang bisa menjadi momok menakutkan, terutama bagi si kecil. Gejala utamanya adalah diare berat yang disertai darah atau lendir, dan umumnya disebabkan oleh bakteri Shigella. Meski terlihat sepele, infeksi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman yang luar biasa dan bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan baik.
Anak-anak di bawah lima tahun adalah kelompok yang paling rentan terhadap penyakit ini, karena sistem kekebalan tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengetahui langkah-langkah penanganan yang tepat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber pada Minggu (24/11), berikut adalah beberapa cara efektif untuk membantu anak pulih dari disentri dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Mari kita simak!
Advertisement
Pengobatan dengan antibiotik menjadi langkah awal yang paling ampuh dalam melawan disentri yang disebabkan oleh bakteri Shigella. Dengan penggunaan antibiotik yang tepat, proses pemulihan dapat berlangsung lebih cepat dan risiko komplikasi serius, seperti kerusakan usus atau infeksi sistemik, dapat diminimalisir.
Namun, jika antibiotik yang diberikan tidak tepat atau pengobatan terlambat, ancaman penyebaran bakteri ke bagian tubuh lainnya semakin meningkat. Ini berpotensi menyebabkan kondisi berbahaya seperti septikemia atau syok septik, terutama pada anak-anak dengan gizi buruk atau bayi, yang dapat berujung pada risiko fatal. Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa diagnosis dan pemberian obat dilakukan oleh tenaga medis yang berkompeten.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Disentri bisa menjadi momok menakutkan bagi kesehatan, terutama bagi si kecil, karena sering kali menyebabkan dehidrasi akibat diare yang berkepanjangan. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak yang terinfeksi disentri terus mendapatkan asupan cairan yang cukup. Air putih, oralit, atau minuman aman lainnya bisa menjadi pilihan yang tepat, apalagi saat si kecil mengalami demam.
Memberikan cairan ini bukan hanya sekadar menggantikan kehilangan cairan tubuh, tetapi juga berperan krusial dalam menjaga fungsi organ tubuh tetap optimal. Selain itu, kombinasi antara kecukupan cairan dan asupan nutrisi yang tepat sangat vital untuk mencegah komplikasi jangka panjang, seperti gangguan pertumbuhan. Jadi, pastikan si kecil tetap terhidrasi dan mendapatkan nutrisi yang baik agar tumbuh kembangnya tetap terjaga!
Advertisement
Meskipun anak yang mengalami disentri sering kali kehilangan selera makannya, penting bagi orang tua untuk tetap memberikan asupan bergizi guna membantu tubuh si kecil melawan infeksi dan memperbaiki jaringan yang rusak. Sebaiknya, sajikan makanan dalam porsi kecil namun sering, minimal enam kali sehari.
Beberapa pilihan makanan yang direkomendasikan meliputi susu atau ASI, makanan yang kaya energi, serta hidangan bergizi yang disukai anak. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan makanan tambahan sekali sehari agar kondisi tubuhnya dapat pulih dengan optimal. Dengan perhatian dan perawatan yang tepat, kita dapat membantu anak kembali sehat dan ceria!
Anak-anak yang menderita disentri biasanya menunjukkan tanda-tanda perbaikan hanya dalam dua hari setelah memulai pengobatan dengan antibiotik yang tepat. Namun, bagi anak-anak yang berada dalam kategori risiko tinggi, seperti bayi atau mereka yang mengalami kekurangan gizi, pengawasan yang lebih ketat sangat diperlukan, baik dalam perawatan rawat jalan maupun rawat inap.
Jika setelah dua hari pengobatan tidak ada perubahan yang signifikan, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan penggantian antibiotik dengan jenis yang lebih sesuai. Selain itu, anak-anak yang mengalami masalah gizi serius perlu mendapatkan perhatian khusus di rumah sakit agar terhindar dari komplikasi yang berbahaya.
Pencegahan disentri dimulai dari langkah sederhana namun krusial: menjaga kebersihan lingkungan, makanan, dan air. Bakteri Shigella, penyebab utama penyakit ini, sering kali menyebar melalui tangan yang terkontaminasi. Maka dari itu, mencuci tangan dengan sabun sebelum menyantap hidangan dan setelah berkunjung ke toilet adalah kewajiban yang tidak boleh diabaikan untuk memutus rantai penularan penyakit.
Selain itu, penting untuk memastikan bahwa setiap makanan yang disajikan kepada anak-anak telah dimasak dengan sempurna, dan air yang mereka konsumsi sudah direbus atau disterilkan. Dengan melakukan pengawasan ketat terhadap kebersihan anak dan lingkungan sekitar, kita bisa menciptakan perisai yang efektif dalam mencegah disentri. Mari bersama-sama menjaga kesehatan dan kebersihan demi masa depan yang lebih cerah!
Apa yang menyebabkan disentri pada anak?
Disentri pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella, terutama S. flexneri dan S. dysenteriae.
Tanda dehidrasi meliputi mulut kering, mata cekung, frekuensi buang air kecil berkurang, serta anak tampak lemas.
Ya, jika disentri disebabkan oleh bakteri, antibiotik sangat diperlukan untuk mempercepat pemulihan dan mencegah komplikasi.
Makanan bergizi seperti bubur, sup, atau makanan tinggi energi yang disukai anak sangat disarankan, diberikan dalam porsi kecil tetapi sering.
Cuci tangan dengan sabun, konsumsi makanan yang dimasak matang, dan minum air bersih adalah langkah penting dalam mencegah disentri.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/moy)
Advertisement
Venna Melinda Resmi Bercerai dari Ferry Irawan Secara Verstek, Ketok Palu Semua Bukti Dinyatakan Sah
Manchester United Terancam Kehilangan 2 Pemain Ini di Laga Lawan Arsenal, Penggemar Cemas
Mengapa Ruben Amorim Pilih Zirkzee Ketimbang Hojlund di Ujung Tombak Manchester United?
Manchester United Kalahkan Everton, Amad Diallo Jadi Pemain Penting di Laga Ini
Usai Kalahkan Everton, 2 Pemain Manchester United Ini Dapat Rating Tinggi