Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Stunting masih menjadi salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan anak di Indonesia. Data menunjukkan bahwa masalah ini sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi kronis atau infeksi yang berulang, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Namun, ada satu pertanyaan yang sering mengemuka di kalangan masyarakat: apakah anak yang bertubuh pendek otomatis mengalami stunting?
Jawabannya tidak sesederhana itu! Meskipun perawakan pendek menjadi salah satu indikator utama stunting, tidak semua anak yang bertubuh pendek dapat langsung dikategorikan mengalami stunting. Ada berbagai faktor lain yang perlu diperhatikan untuk menilai kondisi ini secara akurat. Dilansir dari beberapa sumber pada Sabtu (23/11), berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi dan alasan di balik terjadinya stunting pada anak. Mari kita simak lebih lanjut!
Advertisement
Tak semua anak yang bertubuh pendek dapat langsung dicap sebagai penderita stunting. Stunting adalah kondisi serius yang muncul akibat kekurangan gizi berkepanjangan atau infeksi yang terjadi berulang kali. Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki berat badan di bawah rata-rata, pertumbuhan tulang yang terhambat, serta mengalami gangguan dalam tumbuh kembang fisik dan mental.
Namun, perlu diingat bahwa perawakan pendek pada anak juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Anak-anak dari orang tua yang bertubuh pendek sering kali mewarisi tinggi badan yang serupa tanpa adanya masalah dalam pertumbuhan. Untuk menentukan apakah seorang anak benar-benar mengalami stunting, penting untuk memperhatikan indikator lain seperti berat badan, pola makan, dan riwayat kesehatan mereka.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Anak-anak yang mengalami stunting biasanya menunjukkan beberapa ciri khas yang perlu diperhatikan. Pertama, mereka cenderung memiliki berat badan yang jauh di bawah rata-rata untuk usia mereka. Selain itu, pertumbuhan tulang mereka juga terhambat, sehingga terlihat lebih pendek dibandingkan teman sebaya.
Anak-anak ini juga lebih rentan terhadap penyakit, karena sistem kekebalan tubuh mereka lemah, membuatnya lebih mudah terserang berbagai infeksi. Tak hanya itu, masalah belajar pun sering menghampiri; mereka sering kali kesulitan untuk berkonsentrasi atau memahami pelajaran dengan baik.
Bagi anak-anak yang juga menderita penyakit kronis seperti anemia atau TBC, tanda-tanda stunting bisa menjadi lebih kompleks. Misalnya, bayi mungkin enggan disusui, sering mengalami sesak napas, atau kuku mereka bisa tampak berbentuk seperti sendok, yang dikenal sebagai clubbing finger. Semua tanda ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian dan penanganan yang tepat untuk mendukung perkembangan anak.
Advertisement
Pencegahan stunting sebaiknya dimulai sejak dini, bahkan ketika si kecil masih dalam kandungan.
Nutrisi Sejak Kehamilan
Ibu hamil perlu memastikan asupan gizi yang optimal. Mengonsumsi makanan bergizi seperti protein, sayuran, buah-buahan, dan sumber zat besi seperti daging merah sangatlah penting untuk mendukung perkembangan janin.
ASI Eksklusif untuk Si Kecil
Setelah lahir, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama menjadi kunci utama. Kolostrum yang terkandung dalam ASI tidak hanya memberikan nutrisi, tetapi juga meningkatkan daya tahan tubuh bayi, sehingga melindunginya dari infeksi yang dapat menghambat pertumbuhan.
Penuhi Gizi Si Kecil dengan MPASI yang Lezat!
Setelah menginjak usia enam bulan, saatnya memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya gizi untuk si buah hati. Pastikan untuk menyertakan protein hewani seperti telur dan daging, karena keduanya sangat vital untuk mendukung pertumbuhan tulang dan otot anak.
Pantau Pertumbuhan Si Kecil Secara Rutin
Jangan lewatkan untuk membawa si kecil ke Posyandu atau fasilitas kesehatan setiap bulan. Dengan memantau berat dan tinggi badan secara berkala, Anda bisa mendeteksi tanda-tanda awal stunting dan segera mengambil langkah penanganan yang tepat.
Lengkapi Imunisasi untuk Perlindungan Optimal
Imunisasi bukan sekadar pelindung dari penyakit berbahaya, tetapi juga berperan penting dalam mencegah hambatan pertumbuhan yang dapat menyebabkan stunting. Pastikan si kecil mendapatkan semua imunisasi yang diperlukan untuk tumbuh sehat dan kuat!
Lingkungan yang bersih dan sehat adalah kunci untuk mencegah stunting pada anak. Ketika anak-anak terpapar lingkungan yang kotor, mereka lebih rentan terhadap infeksi, yang bisa menghambat pertumbuhan mereka. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan rumah dan area bermain anak. Mari ajarkan anak-anak dan seluruh anggota keluarga untuk rajin mencuci tangan, baik sebelum makan maupun setelah menggunakan toilet, agar kita semua terhindar dari kuman jahat yang bisa mengancam kesehatan!
Apa penyebab utama stunting pada anak?
Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Stunting sulit diperbaiki jika sudah terjadi, terutama setelah anak berusia dua tahun. Oleh karena itu, pencegahan lebih penting dilakukan sejak dini.
Pantau pertumbuhan anak secara rutin, berikan gizi seimbang, imunisasi lengkap, dan pastikan lingkungan bersih.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/moy)
Advertisement
Venna Melinda Resmi Bercerai dari Ferry Irawan Secara Verstek, Ketok Palu Semua Bukti Dinyatakan Sah
Manchester United Terancam Kehilangan 2 Pemain Ini di Laga Lawan Arsenal, Penggemar Cemas
Mengapa Ruben Amorim Pilih Zirkzee Ketimbang Hojlund di Ujung Tombak Manchester United?
Manchester United Kalahkan Everton, Amad Diallo Jadi Pemain Penting di Laga Ini
Usai Kalahkan Everton, 2 Pemain Manchester United Ini Dapat Rating Tinggi