Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Bagi penyuka seni pertunjukan dan sastra, tentu kalian sudah tak asing dengan yang dinamakan naskah drama. Tak hanya untuk dibaca, drama bahasa Indonesia juga bisa untuk dipentaskan.
Ada banyak contoh naskah drama bahasa Indonesia yang dipublikasikan, baik lewat buku maupun laman online. Kalian tak perlu kesulitan saat ingin mencari referensi atau sekadar membacanya.
Nah, jika kalian sedang mencari contoh naskah drama bahasa Indonesia dari berbagai tema, yuk simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Unsplash)
Contoh drama bahasa Indonesia yang berjudul "Karma" ini cocok dijadikan pertunjukan. Konsep pementasan ini berasal dari cerita Legenda Batu Menangis dari Sulawesi Utara. Karena dianggap punya nilai-nilai kemanusiaan, cerita ini pun diadaptasi menjadi pertunjukan dengan kisah nyata dengan setting masa kini.
SINOPSIS CERITA
Ada sebuah keluarga sederhana yang tinggal di suatu desa. Meski sangat sederhana, keluarga tersebut punya anak bernama Joko yang gayanya seperti orang kaya. Oleh karena itu, ada pertengkaran yang sering terjadi di rumah tersebut. Sang kakak dan sang ibu tetap sabar menghadapi.
ADA SEBUAH KELUARGA YANG TERDIRI DARI SEORANG IBU DAN DUA ORANG ANAKNYA YANG BERNAMA ANIK DAN JOKO. MEREKA HIDUP DALAM KEADAAN YANG SANGAT SEDERHANA .
MBOK
(sambil membawa nasi)
Anik, lauknya bawa ke sini, itu tadi yang Mbok letakkan dekat kompor.
ANIK
(sambil membawa lauk)
Iya Mbok.
MBOK
(sambil menata makanan)
Ayo ditata dulu makanannya setelah itu panggil adikmu Joko, kita sarapan bersama.
ANIK
Joko masih mandi, Mbok.
SESAAT KEMUDIAN JOKOPUN DATANG DAN DUDUK DIANTARA MBOK DAN ANIK
JOKO
Sarapannya apa, Mbok?
MBOK
ya seperti biasanya toh Jok, tahu sama tempe.
JOKO (dengan suara keras)
Apa tahu clan tempe lagi kata Mbok ? Aku kan bosan mbok, tiap hari makan tempe dan tahu . Pokoknya aku nggak mau.
ANIK
Sudahlah Jok diakan saja . Yang kita punya kan cuma ini .
JOKO
Mungkin Mbak bisa makan seperti ini setiap hari, tapi aku nggak bisa Mbak.
MBOK
Kamu ini mbokya ngerti toh , Mbok ini kerjanya apa ? Mbokkan Cuma buruh tani . Kamu juga tahu sendiri kalau beberapa hari ini sawahnya kebanjiran.
JOKO
Mbokkan bisa cari kerja yang lain, nyuci baju orang kek, jadi buruh pabrik kek, atau yang lainnya .
MBOK
Kamu itu gimana toh Jok, memang cari kerja itu gampang.
JOKO
Ya sudah Aku makan tapi Aku nggak mau kalau besok lauknya tahu dan tempe lagi.
Akhirnya mereka pun sarapan bersama. dan tiga puluh menit kemudian...
MBOK
Anik, tolong piring-piringnya bawa ke dalam.
ANIK
Baik Mbok.
MBOK
Jok, Mbok perhatikan pagi-pagi seperti ini kamu sudah rapi, mau kemana?
JOKO
Itu Mbok pacarku mau ke sini, Mbok!
MBOK
jadi kamu punya pacar toh. Anak siapa?
JOKO
Itu lho, anaknya juragan sapi dari kampung sebelah.
MBOK (sambil terkejut)
Apa? Kamu pacaran sama anaknya juragan sapi itu. Memang dia mau pacaran sama kamu yang anaknya buruh tani
JOKO (bingung)
ya aku tidak ngomong kalau aku ini anaknya buruh tani. Aku bilang aku adalah anaknya orang kaya.
MBOK (sambil mengelus dada)
Astaghfirullah Joko. Kenapa kamu berbohong seperti itu?
JOKO (dengan nada agak kerat)
Mbok, aku lakukan ini demi kita Mbok. Memangnya, Mbok nggak senang kalau Mbok punya memantu orang kaya?
MBOK
Ya, Mbok senang punya menantu orang kaya tapi jangan begitu caranya. Nati kalau pacarmu tahu kalau kamu orang miskin bagaimana?
JOKO
Ya, aku nggak tahu.
MBOK
Kamu itu bagaimana toh Jok?
JOKO
Oh ya nanti pacarku mau datang ke sini, dan aku mau Mbok jangan memanggil aku anak tapi Mbok harus memanggil aku tuan dan Mbok harus mengaku sebagai pembantuku.
MBOK (terkejut)
Masya Allah Joko, kamu kok tega sama Mbok, Mbokkan orang tua kamu, masak kau menyuruh Mbok memanggil kamu tuan.
JOKO (Sambil berdiri)
Aku nggak mau tahu pokoknya Mbok harus seperti itu, kalau Mbok nggak lebih baik aku pergi dari sini. Aku sudah bosan hidup sebagai orang miskin, rumah yang sempit dan nggak punya apa-apa
MBOK (sambil memegang tangan Joko)
Ya sudah, ya sudah nanti kalau pacar kamu datang Mbok akan berpura-pura menjadi pembantu kamu, tapi kamu jangan pergi kamu kan anak laki-laki Mbok satu-satunya. Ya sudah Mbok tinggal ke dapur dulu .
JOKO MODAR-MANDIR MENANTI KEDATANGAN SANG PACAR DAN SESAAT KEMUDIAN PACAR JOKOPUN DATANG .
ARISKA (dengan nada manja)
Sayang, tahu nggak aku sudah nunggu lama di sana Untung tadi aku ketemu sama Joni teman kamu. Katanya kamu suruh aku ke sini . Ini rumah siapa sich sayang ?
JOKO
Oh... ini rumah pembantuku, aku kesini menjenguk anaknya yang sedang sakit.
TIBA-TIBA IBUNYA JOKO KELUAR
MBOK
Oh... ada tamu toh .
ARISKA
Eh! Dia siapa sayang ?
JOKO
Oh ini ! dia adalah pembantuku yang aku ceritakan tadi
MBOK
Iya, saya adalah pembantu tuan Joko . Tuan kesini menjenguk anak saya yang sedang sakit .
JOKO
Oh ya ! sayang kamu mau minum apa ?
ARISKA
E... ada orange jus gak yang ?
JOKO
Aduh sayang di rumah pembantu masak ada orange j us!
MBOK
Benar Non! Saya ini kan hanya orang kampung yang ada cuma air putih.
ARISKA
Ya udah deh air putih aja.
JOKO
Cepat Mbok ambilkan!
MBOK
Baik Tuan.
SETELAH SI MBOK MASUK, JOKO DAN ARISKA BERBINCANG - BINCANG DI DEPAN RUMAH.
ARISKA
Ngomong-ngomong aku harus duduk di mana?
JOKO
Di sini aja ya Yang?(Sambil menunjuk tikar)
ARISKA
Apa??? Masak aku disuruh duduk di tempat yang kotor ini?
JOKO
Maklumlah Yang, ini kan rumahnya pembantu jadi umtuk sementara duduk di sini aja!
ARISKA
Ya dah deh kalau begitu.
SI MBOK KELUAR DENGAN MEMBAWA DUA GELAS AIR PUTIH.
MBOK
Ini Non airnya, silahkan di minum.
JOKO
Terimakasih Mbok. Ya sudah silakan Mbok masuk ke dalam.
Setelah Mbok masuk ke dalam, Joko dan Ariska melanjutkan kembali percakapannya.
Ariska
Yang, kita kan sudah lama pacaran. Kapan sayang melamar aku? Mami sudah sering tanya.
JOKO (sambil berfikir)
E... Bagaimana kalau bulan depan ?
ARISKA
Tapi Yang, Mami kan mau pergi keluar negeri .
JOKO
bagaimana kalau minggu depan?
ARISKA
begini Yang, kata Mami 2 hari lagi Sayang harus melamar aku.
JOKO (dengan terpaksa jokopun menyetujuinya )
ya sudah, 2 hari lagi aku melamar kamu.
ARISKA
Tapi Yang, kata Mami ada syaratnya.
JOKO
Apa syaratnya Sayang?
ARISKA
Saat melamar, sayang harus membawa uang sebesar Rp. 20.000.000,-
JOKO (terkejut)
Apa? Dua puluh juta?
ARISKA
Sayang kenapa kok terkejut! Uang dua puluh juta kan kecil buat sayang.
JOKO (berpura-pura)
Ah, siapa yang terkejut. Kalau hanya uang dua puluh juta itu kecil buat aku .
ARISKA
Jadi bagaimana Yang? Sayang jadi kan melamar aku?
JOKO
Ya pasti dong sayang
ARISKA
Ya udah ya , aku pulang dulu Yang . Aku masih ada j anj i sama teman – teman mau pergi ke Mall. Da... (sambil melambaikan tangan).
JOKO (sambil melambaikan tangan)
Hati-hati dijalan ya.
SETELAH ARISKA PULANG, JOKO MASUK KE DALAM RUMAH DENGAN PERASAAN YANG BINGUNG. MELIHAT JOKO YANG SEPERTI ITU SI MBOK JUGA IKUT BINGUNG.
MBOK
Ada apa to jok, kok mbok lihat sepertinya kamu bingung sekali?
JOKO
Gini mbok, orang tua Ariska minta aku melamar Ariska dua hari lagi
MBOK
Kamu mau melamar pakai apa Jok? Kamu kan belum kerja.
JOKO
Mamanya Ariska juga minta uang 20 juta buat melamar anaknya.
MBOK
Apa??? 2 0juta??? Kita dapat uang sebesar itu dari mana? Kita kan hanya orang miskin, buat makan saja kita susah. Apalagi 20 juta!
JOKO
Pokoknya aku gak mau tahu. Dalam dua hari mbok harus menyiapkan uang 20 juta untuk melamar pacarku.
MBOK
Masyaallah jok, ya gak mungkin toh mbok dapat uang 20juta dalam dua hari.
JOKO
Tapi kita kan masih punya tanah peninggalan bapak yang ada dibelakang rumah itu mbok.
MBOK
Jok, itu kan peninggalan bapakmu satu-satunya. Masak kamu tega nyuruh mbok menjualnya.
JOKO
Sudahlah mbok jual saja. Kalau mbok gak mau jual lebih baik aku pergi saja dari rumah.
MBOK
Jangan gitu toh nak, kita kan sudah gak punya apa-apa lagi.
JOKO
Pokoknya aku gak mau tahu, lebih baik aku minggat kalu mbok gak mau menjualnya.
MBOK
Ya udah jok, nanti mbok pikir-pikir dulu.
JOKO
Kalau gitu aku keluar dulu.
Karena mendengar keributan antara mbok dan adiknya, Anikpun keluar.
ANIK
Ada apa toh mbok aku dengar dari dalam kok rebut saja.
MBOK
Adikmu ini lho, katanya dia mau melamar pacarnya dan calon mertuanya minta uang sebesar 20 juta. mbok bingung harus cari uang dimana. Malahan dia nyuruh mbok jual tanah peninggalan bapakmu.
ANIK
Terus Mbok mau?
MBOK
Lha gimana lagi nik, adikmu ngancam mau minggat dari rumah kalau mbok gak jual tanah. Dia kan anak-anak laki-laki Mbok satu-satunya.
ANIK (dengan nada kesal)
Mbok sih selalu saja menuruti keinginan Joko.
MBOK
Mbok sudah gak punya cara lagi Nik. Mbok bingung!
ANIK
Ya sudah, terserah mbok saja. Anik masuk dulu mau nyuci piring mbok.
Dengan merasa terpaksa sekali, maka ibu jokopun menjual tanah peninggalan almarhum suaminya. Ibu Joko akhirnya pergi kerumah Bu Anis juragan kaya di desanya yang biasa membeli tanah.
BU ANIS
Jeng... aku baru beli kalung berlian lho bagus banget!
BU HEFNI
Iya to Bu... mana aku pengen lihat! Aku kemarin juga baru dibeliin cincin permata sama suamiku dari Korea Selatan.
IBU JOKO
Permisi Bu Anis... kulonuwun!
BU ANIS
Oh... monggo, lho! Bu Joko, mari masuk bu. Silahkan duduk, silahkan bu !.
IBU JOKO
Iya bu...terimakasih.
BU ANIS
Kok tumben Bu Joko. Ada perlu apa? Ndak biasanya loh ibu main kerumah saya...
IBU JOKO
Oh... iya bu, begini... maksud kedatangan saya kemari tadi pertama mau silaturrahmi dan yang kedua mau... anu... saya dengar ibu bisa membeli tanah, dan saya bermaksud akan menawarkan tanah saya di belakang rumah itu untuk saya jual kepada ibu.
BU ANIS
Iya ta bu... ibu apa bawa surat-surat tanahnya?
IBU JOKO
Ini bu! (sambil menyerahkan surat-surat tanah)
BU ANIS
Iya, saya periksa dulu ya bu! (memeriksa surat-surat tanah). Terus ibu mau menjual tanah ini berapa bu?
IBU JOKO
Emmm... kalau Rp 25.000.000 bagaimana bu?
BU ANIS
Kok Rp 25.000.000 to bu! Kalau Rp 18.000.000 bagaimana?
BU JOKO
Kok Rp 18.000.000 to bu, ya udah kalau Rp 20.000.000 saja bagaimana bu… yang penting jangan kurang dari Rp 20.000.000 ya bu... bagaimana?.
IBU HEFNI
Sudahlah jeng... iya saja!
IBU ANIS
Ya sudah bu... baiklah, saya beli Rp 20.000.000. Sekarang saya ambilkan uang dulu kedalam ya bu!
IBU HEFNI
Bu... kok tanahnya dijual, memangnya ada keperluan apa to bu! Kelihatannya mendadak sekali!
BU J OKO
Hemmm... iya bu, ada keperluan keluarga. Hem...
IBU ANIS (keluar dari kamar)
Ibu Joko, ini uangnya Rp 20.000.000, coba dihitung dulu bu.
BU JOKO
Ndak bu... Saya percaya kok sama ibu. Terimakasih... kalau begitu saya pamit dulu ya bu. Terima kasih.
BU ANIS
Oh iya bu, kok tergesa-gesa, baiklah Bu, saya juga terimakasih. Nanti kalau saya butuh surat-surat keterangan yang lain bolehkan saya main ke rumah ibu?
BU JOKO
Oh iya... silahkan bu. Ndak apa-apa! Bu Hefni juga boleh main ke gubuk saya yang reot itu. Ya sudah bu... saya pamit dulu, terimakasih. Mari!
BU ANIS
Iya mari-mari... hati-hati ya bu!
Sementara itu, suasana di rumah Ariska pacar Joko begitu sibuk mempersiapkan acara lamaran. Para pembantu sibuk bersih-bersih dan menata rumah.
YU
Aduh... kerja kok terus, sampek coklek pinggangku ini rasanya. Eh nem nem, sini... tak kasih tahu! (kemudian duduk)
NEM
Ada apa to Yu... kok semangat banget. (sambil meletakkan sapunya dan ikut duduk).
YU
Eh kamu tahu ndak, non Ariska itu hari ini mau dilamar juragan kaya katanya guuuuanteng lho!
NEM
Masak sih Yu! Aku kok ndak tau!
YU
iya! Kamu ini bagaimana to Nem Nem, masa sama yang terjadi pada juragan kita kamu ndak tahu? Wong tetangga-tetangga yang beli sayur tadi semua membicarakan itu kok! Katanya sih, wajahnya seperti David Beckham pemain sepak bola itu lho Nem.
NEM
Da... David Beckham itu sopo to Yu!
YU
Gusti Allah Nem Nem, makanya kamu itu j adi orang mbok ya nonton TV. Walau kita pembantu tapi mbok yo yang sedikit modern gitu po'o. kaya aku ini! (sambil berpose lenggak-lenggok)
IBU ARISKA
Aduh, duh, duh, duh... wong disuruh kerja kok ya ngerumpi! Kalian berdua itu piye to Yu, Nem! Ayo coba kamu Nem dah siap pa belum makanan di dapur ?
NEM
Belum ndoro putri... (sambil ketakutan)
IBU ARISKA
Kok belum piye to Nem, lihat ini sudah jam berapa ? calon besanku tuh mau dating. Ayo cepat sana kamu siapkan makanannya! Dan kamu Yu, bersih-bersih didepan sana. Nanti kalau tamunya datang kasih tau saya ya.
YU & NEM
Inggih ndoro putri...
IDA
Ada apa to Ma... kok rebut aja sendiri dari tadi, kok ngomel-ngomel terus Ida perhatikan.
IBU ARISKA
itu loh Yu sama Nem, wong disuruh kerja kok malah ngerumpi.
IDA
Iya tuh Ma, pembantu kita itu senangnya ngegosip melulu. Malah kemarin itu yang namanya Nem itu malah pacaran di pasar. Bukannya beli sayur malah kencan sama tukang ojek di depan itu loh Ma.
IBU ARISKA
Oh iya Ida , coba kamu lihat mbakmu di kamar. Dandannya udah selesai apa belum, dari tadi dandan kok belum selesai juga. Ayo sana...
IDA
Iya-iya Ma...(sambil agak sewot)
ARISKA
Mama... aduh mamaku udah kelihatan lebih cantik belum ma? Tu bajuku... antingku juga bagus kan Ma?
IBU ARISKA
Iya-iya... anak mama cuuanntik sekali, memang sudah saatnya dilamar. Mbakmu cantik kan Ida?
IDA
Iya cantik! (sambil cemberut karena sewot & iri)
YU
Maaf ndoro putri... di luar tamunya sudah datang.
IBU ARISKA
Kamu itu piye to Yu, kalau tamunya datang ya disuruh masuk to! Ayo cepat suruh masuk!
YU
Inggih... inggih ndoro putri, inggih! Setelah tamunya masuk.
ARISKA
Sayang... kamu sudah datang ya. Kami semua udah lama nunggu kamu, kok telat sihhh.
JOKO
Iya sayang maaf... Maklum Surabaya, macet!
Ariska
Oh... begitu. Oh ya ma ini loh yang namanya Joko pacarnya Riska.
IBU ARISKA
Oh... ini to yang namanya nak Joko, silahkan duduk nak Joko! (sambil berjabat tangan kemudian menyilahkan tamunya duduk), lho, ini siapa nak Joko?.
JOKO
Ehmm... ini..ini pembantu saya Ma...
ARISKA
Iya ma, ini pembantunya sayang Joko yang Riska ceritakan kemarin waktu anaknya sakit. Mama masih ingat kan?
IBU ARISKA
Ohh... iya mama inget.
JOKO
Iya Ma... betul sekali. Ma, maksud kedatangan saya kemari mau melamar Riska, Ma.
IBU ARISKA
Oh... iya. Ibu sih ndak apa-apa, tapi apa kamu sudah membawa persyaratannya?.
JOKO
Iya sudah...ini ma! (sambil meminta uang kepada ibunya yang disuruh berpura-pura jadi pembantunya lalu menyerahkannya kepada calon mertuanya)
IBU ARISKA
Sebentar ibu hitung dulu ya nak! Aduh, udah wis ibu percaya. Ayo Ida kamu saja yang hitung di kamar mama.
IDA
Iya Ma!
Ibu Ariska
Yu Nem! Yu & Nem Inggih ndoro putri.
IBU ARISKA
Ayo kamu buatkan minum 3 jus jeruk dan camilannnya bawa ke sini ya. Cepat!
YU & NEM
kok 3 ndoro, terus yang itu bagaimana? (sambil menunjuk pada ibunya joko)
IBU ARISKA
udah cepet sana! Kalau disuruh itu gak usah banyak tanya-tanya! Yu & Nem Inggih ndoro.
IBU ARISKA
Oh iya... orang tuanya nak Joko ke mana? Kok ndak ikut, mama kira mereka ikut. Kok malah pembantunya yang diajak.
JOKO
Oh... Papa saya sudah meninggal Ma!
IBU ARISKA
Oh sudah meninggal, maaf ya nak joko!
YU DAN NEM MASUK KERUANG TAMU SAMBIL MEMBAWA MINUMAN DAN CAMILAN. KEMUDIAN IBU ARISKA, ARISKA DAN JOKO MENIKMATI HIDANGAN YANG DISAJIKAN SEMENTARA IBU JOKO DIBIARKAN DUDUK DILANTAI TANPA MENIKAMTI APAPUN JUGA.
IBU ARISKA
Lalu mamanya nak Joko sekarang dimana?
JOKO
Mama... (sambil melihat ibunya dengan bingung), mama saya juga sudah meninggal ma.
IBU JOKO
(langsung berdiri dan menghadap pada joko)
Joko! Joko anakkku! Mbok masih sehat dan sekarang masih berdiri di hadapanmu kamu bilang mbok sudah meninggal. Astaghfirullah... Joko. Aku mbokmu Joko, yang mengandung kamu, melahirkan kamu dan sekarang dihadapanmu kamu bilang sudah mati Joko!
ARISKA (saat joko kebingungan)
Sebentar... sayang, ini siapa sich! Kamu bilang pembantu kamu, tapi kok dia bilang dia ini ibunya kamu. Lalu yang benar yang mana?
JOKO
Tenang sayang... yang benar ini bukan ibuku tapi pembantuku. Dan ibuku sudah meninggal.
IBU JOKO
Durhaka kamu joko !ini balasan kamu joko. Aku mbokmu joko!
JOKO
Enak saja! Kamu bilang kamu ini ibuku ? (sambil mendorong ibunya hingga jatuh tersungkur ke lantai).
IBU JOKO (sambil berusaha berdiri dan membelakangi Joko)
Durhaka kamu joko! benar-benar kamu anak durhaka! Ini balasan kamu pada ibumu sendiri ?daripada mbok melihat anak seperti kamu lebih baik mbok melihat patung!
JOKO (tiba-tiba saja joko terjatuh dan kakinya tidak bias digerakkan)
Aduh kakiku! mbok, mbok, ampun mbok, ampun, maafkan joko mbok.
ARISKA (sambil menangis melihat joko)
Ada apa sayang, kamu kenapa? Kakimu kenapa? Ini bagaimana Ma?
IBU ARISKA
sudahlah nak... mama juga nggak tahu
IBU JOKO
Sekarang kamu mau mengakui aku sebagai mbokmu dihadapan mereka ! sekarang kamu mau! (sambil marah karena sakit hati)
JOKO (sambil memohon-mohon)
Ampun mbok, ampun!
IBU JOKO
Tidak Joko, ibu tidak akan memaafkan kamu. Ibu sudah terlanjur sakit hati! Ini memang karma yang harus kamu terima!
DAN AKHIRNYA JOKO PUN MENJADI PATUNG.
IBU JOKO (berbalik menghadap Joko)
Jok , Jok, Jok kamu kenapa nak! Ayo bicaralah pada ibu, ya Allah Joko! Mengapa kamu jadi seperti ini nak? astaghfirullah apa yang telah aku katakan, aku telah mengutuk anakku sendiri.
DAN IBU JOKO PUN HANYA DAPAT BERSIMPUH MENANGIS MENYAKSIKAN ANAKNYA YANG MENJADI PATUNG.
SELESAI.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Ilustrasi (Credit: Unsplash)
Masih berasal dari cerita rakyat, selanjutnya ada contoh naskah drama bahasa Indonesia Malin Kundang. Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Dia meninggalkan sang ibu yang bernama Mande untuk mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Saat Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya, dia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.
Malin : "Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu." (Sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar)
Putri : "Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini, suamiku."
Mande : (Berlari tertatih-tatih) "Malin! Kau kah itu nak?" (Berteriak kegirangan)
Putri : "Siapakah wanita tua itu suamiku?"
Malin : (Menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) "Aku tidak tahu, istriku. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia."
Mande : "Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?"
Malin : "Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini!" (Berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya)
Mande : (Ia menangis menahan kesedihan) "Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku, maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun jika ia benar anakku si Malin Kundang, maka hukumlah dia yang telah durhaka itu."
(Sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan)
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik.
Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu.
Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tua.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Unsplash)
Selanjutnya, ada contoh naskah drama bahasa Indonesia tema persahabatan yang bisa kalian simak di bawah ini.
Saat bel istirahat sekolah berbunyi, Ari, Dian, Mala, Winda, dan Haris memesan makanan di kantin sembari mengobrol bersama.
Mala: Kalian tahu tidak kenapa Dika tidak masuk sekolah selama tiga hari? Apa dia sakit?
Haris: Terakhir saya melihat Dika kemarin sore duduk termenung di teras rumahnya ketika saya hendak ke warung dekat rumahnya. Saya sempat bertanya kenapa dia merenung dan tidak masuk sekolah. Dia hanya menjawab tidak apa-apa dan beralasan jika akhir-akhir ini dia selalu kesiangan.
Dian: Hmm, tidak mungkin Dika kesiangan terus menerus, dia kan anak rajin selalu bangun sebelum azan subuh. Jangan-jangan Dika sedang ada masalah tetapi dia tidak ingin menceritakan pada kita?
Winda: Ohiya, saya ingat, tiga hari yang lalu sepulang sekolah, ibuku bercerita kalau dia melihat Dika di pasar sedang membantu ibunya berjualan. Bukankah hari itu di mana hari pertama Dika tidak masuk sekolah?
Ari: Sebaiknya, sepulang sekolah nanti kita mengunjunginya untuk mengetahui apa yang terjadi pada Dika.
Winda, Haris, Mala, dan Dian setuju dengan usulan Ari. Sore harinya mereka berkumpul dan berangkat bersama menuju rumah Dika. Di sana mereka menemukan Dika sedang merapikan barang dagangan ibunya.
Dika: Teman-teman ada apa ya? Kenapa kalian mendadak kemari? Mari duduk dahulu.
Dian: Kami hanya ingin memastikan alasan kenapa kamu tidak masuk sekolah selama tiga hari berturut-turut karena kami semua tahu bahwa kamu sahabat kami yang paling rajin dan kami curiga kalau kamu sedang ada masalah.
Ari: Sebaiknya kamu menceritakan kepada kami apa masalahmu sebenarnya, Dik.
Dika: Maaf sebelumnya teman-teman, saya tidak ingin menceritakan karena malu dan tidak ingin menyusahkan kalian. Saya bekerja membantu Ibu untuk meringankan biaya sekolah. Saya terancam tidak bisa membayar uang SPP dan saya kasihan melihat Ibu bekerja sendiri.
Mala: Kalau begitu besok sore kami akan membantu berkeliling menjualkan sebagian daganganmu. Bagaimana teman-teman?
Haris: Saya setuju!
Winda: Ibuku sering membeli dagangan Ibumu karena ikan dan sayurnya selalu segar. Jajanan pasarnya juga lezat. Nanti saya tanyakan pada Ibu untuk menawarkan jajanan ibumu kepada teman-teman arisannya.
Dika: Terima kasih ya, Sahabatku, kalian memang sahabat sejatiku.
Ilustrasi (Credit: Unsplash)
Selain beberapa naskah di atas, ada pula contoh naskah drama bahasa Indonesia yang berpotensi dijadikan pertunjukan musikal. Jika kalian butuh referensi pementasan semacam itu, silakan simak naskah di bawah ini.
Rana merupakan salah satu siswi sebuah SMA yang sangat berbakat di bidang seni, musik dan sastra. Karya-karyanya selalu mengisi mading sekolah dan dimuat di beberapa koran dan majalah. Hari ini Rana kedatangan teman-teman sekolah yang ingin melihat karya-karya lain Rana yang belum dipublikasikan.
*Di rumah Rana*
Rana : "Silakan masuk teman-teman. Maaf rumah saya sempit."
Difka : "Maaf juga sebelumnya kita merepotkanmu, Rana."
Rana : "Tidak apa-apa teman-teman, justru saya senang kalian berkunjung ke rumahku dan tertarik melihat karyaku."
Aina : "Kamu memang hebat Rana!Puisi yang kamu buat selalu menyentuh hati siapa saja yang membacanya"
Rana : "Bisa saja kamu Aina. Saya juga masih belajar. Karyaku masih tidak seberapa dengan karya para sastrawan lainnya."
Anya : "Kalau terus diasah, suatu saat kamu juga dapat menyaingi para sastrawan yang terkenal itu."
Zahra : "Iya Rana. Kami juga mau melihat karya-karyamu yang belum dipublikasikan, boleh?"
Endita : "Sekalian juga kita ingin belajar kepadamu, supaya nilai pelajaran sastra kita naik."
Fina : "Aku juga ingin diajarkan membuat puisi yang bagus supaya nanti jika ada ujian sastra aku tidak kesulitan."
Rana : "Boleh saja teman-teman. Ayo masuk ke kamarku! Di sana banyak karya-karyaku yang telah kusimpan dan belum dipublikasikan."
Mereka semua kemudian masuk ke kamar Rana.
Indah : "Wah, ternyata kamu juga sangat pandai melukis ya,Rana. Kenapa kamu tidak memasang lukisanmu juga di mading sekolah? Pasti banyak yang suka."
Rana : "Sebenarnya itu lukisan terakhirku, ayahku tidak suka melihatku melukis dan meminta kepadaku untuk fokus sekolah dahulu karena aku selalu menghabiskan waktu melukis berjam-jam dan lupa belajar."
Fina : "Lalu, bagaimana dengan karyamu yang lain seperti puisi dan karya sastra lainnya?"
Rana : "Kalau soal itu, ayahku tidak mengetahui karena kalau membuat puisi dan karya sastra lainnya, ayahku menganggap aku sedang belajar."
Gita : "Lalu, bagaimana dengan ibumu?"
Rana : "Kalau ibuku setuju saja serta membiarkanku mengembangkan bakat dan minatku."
Kartika : "Aku dengar kamu juga pintar menyanyi ya, Rana?"
Rana : "Tidak sepintar itu, hanya saja aku sering menulis lirik lagu dan menyanyikannya menggunakan gitar kesayangku."
Tiara : "Kamu memang hebat Rana!Selain pintar sastra juga pintar memainkan alat musik gitar."
Anya : "Coba nyanyikan salah satu lagu ciptaanmu dong, Rana! Kami ingin mendengarkannya!"
Rana : "Saya tidak terlalu pandai menyanyi teman-teman. Saya hanya menciptakan lirik dan membuat arasemen musiknya."
Zahra : "Ayolah Rana, jangan malu-malu."
Rana : "Baiklah."
Rana mulai memetik senar gitar dan menyanyikan sebuah lagu karyanya. Teman-teman yang lain hanya mendengarkan dan menikmati suara Rana yang beradu dengan suara petikan senar gitar. Setelah Rana mengakhiri lagunya, semua teman-temannya memberikan tepuk tangan yang meriah.
Nah, KLovers, itulah beberapa contoh naskah drama bahasa Indonesia yang bisa kalian baca sekaligus jadi referensi.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/gen/ans)
Advertisement
Mengenal Sherly Tjoanda: Cagub Malut Baru, Gantikan Suami yang Tewas dalam Kecelakaan Kapal
Profil Mega Putri Aulia, Mantan Artis yang Sudah Hijrah dan Kini Cantik Berbalut Hijab
Bersinar di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Siapkah Marselino Ferdinan Bawa Timnas Menang di Piala AFF 2024?
Mega Putri Aulia Nangis Minta Sinetron 'TUKANG BUBUR NAIK HAJI' Tak Tayang Lagi
Timnas Indonesia Tembus Posisi 125 Dunia, Peningkatan Signifikan dalam Ranking FIFA