Demo Mahasiswa Papua di Kayu Tangan Malang Berujung Rusuh, Polisi Amankan Massa
Demo Aliansi Mahasiswa Papua © KapanLagi.com®/Darmadi Sasongko
Kapanlagi.com - Demonstrasi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP)Â di kawasan Kayu Tangan Kota Malang, Jawa Timur berujung rusuh. Massa terlibat aksi saling lempar dengan masyarakat di sekitar perempatan Rajabali arah Jalan Kahuripan.
Massa berjumlah sekitar 70 orang awalnya hendak menggelar aksi menuju Balai Kota dari Alun-Alun Kota Malang. Mereka berencana melalui Jalan Basuki Rahmat dan Jalan Kahuripan.
Selama perjalanan, massa tertahan di Jalan Kahuripan samping bank BCA oleh petugas kepolisian yang melakukan pengamanan. Meski sudah tertahan, AMP dan FRIWP terus melakukan orasi dalam rangka memperingati tanggal 15 Agustus, 57 tahun Perjanjian New York.
Advertisement
1. Diminta Pulang Oleh Warga
Massa berusaha dilokalisir sambil dilakukan negosiasi oleh pihak keamanan agar tidak melanjutkan aksi. Namun, di saat yang bersamaan muncul sekelompok warga dari arah berlawanan yang tidak setuju dengan aksi damai yang dilakukan AMP dan FRIWP.
Beberapa warga dari arah Balai Kota (Jalan Kahuripan) dengan jumlah seimbang meneriakkan penolakan. Mereka mengganggap demo AMP dan FRIWP mengganggu ketertiban umum dan diminta pulang. "Hai pulang, menganggu ketertiban umum saja di Malang," seru sekelompok warga.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Berujung Rusuh, Lempar Batu - Saling Kejar
Kedua pihak pun akhirnya saling mengolok hingga terlibat aksi saling lempar batu dan kejar-kejaran. Kerusuhan tersebut terjadi di sepanjang jalan Basuki Rahmat dengan memanfaatkan bebatuan seadanya di pinggir jalan.
"Sampai lempar-lemparan, kejar-kejaran, batu melayang. Itu sampai lampu merahnya pecah," kata Andik Dwi Bactiar, warga setempat di sekitar lokasi, Kamis (15/8).
Kejadian tersebut sontak membuat suasana tegang di sekitar lokasi selama kurang lebih 20 menit. Baku hantam AMP dan FRIWP dengan warga ini sempat membuat jalanan macet hingga kemudian berhasil dikondisikan oleh pihak keamanan. "Sempat ganggu jalur lalu lintas juga," katanya.
Massa AMP dan FRIWP pun diamankan dengan dipaksa naik ke atas truk polisi. Mereka diamankan dan meninggalkan lokasi. Tampak di antara mereka mengalami luka-luka akibat lemparan batu. "Saya tadi langsung masuk, karena mereka anak-anak Papua sudah sampai di sini," kata Abdullah, penjaga parkir.
3. Massa Aksi Tidak Ditahan
Kapolresta Malang Kota, AKBP Asfuri membenarkan terjadinya aksi lempar-lemparan antara massa AMP, FRIWP, dan warga Malang. Namun kondisi tersebut hanya berlangsung beberapa saat sebelum kemudian berhasil dikendalikan.
Polisi juga menyampaikan, pihaknya telah melakukan pengamanan sebagaimana ketentuan lantaran massa AMP dan FRIWP dinilai menyuarakan aspirasi yang dilarang dalam ketentuan berdemonstrasi. "Persyaratan salah satu mengajukan unjuk rasa, tidak boleh mengganggu persatuan, dalam orasi mereka selalu menyuarakan Papua merdeka, ingin memisahkan diri dari Indonesia. Kami melakukan tindakan untuk membubarkan, berdasarkan aturan tersebut," tegas Asfuri di lokasi.
Massa dari berbagai daerah tersebut selanjutnya dipulangkan ke rumah masing-masing. Polisi tidak melakukan penahanan terhadap massa aksi. "Ini kita kembalikan ke rumah mereka. Kita tidak melakukan penahanan, sempat dilakukan pengamanan di depan UMM," katanya.
Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB itu, saat ini sudah dalam kondisi normal. Hanya tampak beberapa sisa bebatuan sisa lemparan dan lampu merah yang sedikit pecah.
Kerusuhan di Malang:
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/dar/sry)
Advertisement
