Disebut Ancam Keamanan Negara, TikTok Terancam Diblokir di Amerika Serikat

Penulis: Shani Ramadhan Rasyid

Diperbarui: Diterbitkan:

Disebut Ancam Keamanan Negara, TikTok Terancam Diblokir di Amerika Serikat
Ilustrasi Tiktok (credit: pixabay)

Kapanlagi.com - Aplikasi media sosial yang tengah digandrungi banyak orang, TikTok, kini berada di ambang ancaman pemblokiran di Amerika Serikat mulai 19 Januari 2025. Ancaman ini muncul setelah Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang mewajibkan perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, ByteDance, untuk melepas asetnya di AS.

Pemerintah AS berpendapat bahwa TikTok membawa risiko terhadap keamanan nasional, terutama terkait kekhawatiran bahwa data pengguna dapat jatuh ke tangan pemerintah Tiongkok. Dalam situasi ini, ByteDance dihadapkan pada tekanan besar untuk memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan, atau menghadapi kemungkinan larangan total.

Perdebatan mengenai kebijakan ini terus bergulir, dengan sejumlah pihak menentang larangan tersebut karena dianggap mengancam kebebasan berbicara. Di sisi lain, Mahkamah Agung AS dijadwalkan untuk meninjau argumen TikTok dalam sidang yang akan berlangsung pada 10 Januari 2025.

Berikut fakta selengkapnya:

1. Alasan di Balik Ancaman Pemblokiran TikTok di Amerika: Ada Kekhawatiran Ancaman Nasional

Dalam sorotan tajam mengenai keamanan data pengguna, pemerintah AS mengancam akan memblokir TikTok, platform yang tengah digemari banyak orang. Menurut usatoday.com, kekhawatiran ini muncul karena ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di Tiongkok, diduga terikat untuk menyerahkan data pengguna jika diminta oleh pemerintah Tiongkok.

Sebuah undang-undang yang baru disahkan pada April 2024 menuntut ByteDance untuk menjual TikTok paling lambat 19 Januari 2025, jika tidak, aplikasi ini akan terpaksa ditutup di AS, memaksa penyedia layanan internet untuk memblokir aksesnya.

Ketakutan akan pengaruh asing dan penyalahgunaan data pribadi menjadi landasan kebijakan ini, dengan Presiden Biden menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan usaha untuk melindungi keamanan nasional di tengah ketegangan yang semakin meningkat dengan Tiongkok.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Langkah Hukum TikTok Melawan Larangan: Kebijakan Menciderai Kebebasan Berbicara

ByteDance tak tinggal diam menghadapi tantangan hukum, dengan berani menggugat larangan yang dijatuhkan oleh pemerintah AS di Mahkamah Agung. TikTok menegaskan bahwa kebijakan ini melanggar Amandemen Pertama Konstitusi AS yang melindungi kebebasan berbicara.

Tak hanya itu, delapan kreator konten dari platform tersebut juga bersatu dalam gugatan, menekankan bahwa larangan ini mengancam kebebasan ekspresi mereka yang telah menjadikan TikTok sebagai wadah penting untuk membangun komunitas dan menyuarakan pendapat.

Semua mata kini tertuju pada 10 Januari 2025, saat Mahkamah Agung akan meninjau kasus ini, yang bisa menentukan nasib TikTok: apakah akan terus beroperasi atau terpaksa melepasnya melalui penjualan.

3. Alternatif Penjualan dan Potensi Solusi

ByteDance kini berada di persimpangan jalan, mempertimbangkan berbagai langkah untuk mematuhi undang-undang yang berlaku, termasuk kemungkinan menjual aset TikTok di AS kepada investor lokal. Salah satu miliarder AS, Frank McCourt, telah menunjukkan ketertarikan untuk mengakuisisi platform yang tengah populer ini.

Namun, proses penjualan tak semudah membalikkan telapak tangan, karena algoritme TikTok yang sangat berharga dianggap sebagai kekayaan intelektual yang dilindungi oleh pemerintah Tiongkok. Ini berarti ByteDance mungkin harus melepas kontrol atas algoritme tersebut, yang bisa berpengaruh besar pada pengalaman pengguna.

Di sisi lain, mantan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya vokal mendukung larangan TikTok, kini menunjukkan sikap lebih lunak dengan menawarkan diri untuk melakukan negosiasi politik demi menyelamatkan platform yang digemari banyak orang ini.

4. Dampak Larangan terhadap Pengguna dan Pekerjaan

Jika larangan ini diterapkan, lebih dari 170 juta pengguna TikTok di Amerika Serikat akan kehilangan akses ke platform yang telah menjadi panggung bagi komunitas kreatif untuk berbagi karya dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Dengan sekitar 7.000 karyawan terancam nasibnya, penutupan TikTok tidak hanya akan merugikan para kreator yang bergantung pada aplikasi ini untuk penghasilan dan promosi bisnis, tetapi juga dapat mengguncang ekosistem digital di AS dan berdampak besar pada pasar media sosial global.

Tentu saja, upaya pemblokiran ini menuai protes keras dari para kreator yang merasa hak ekspresi dan komunikasi mereka terancam. "Undang-undang pemblokiran TikTok akan mencabut sarana ekspresi yang sangat penting ini dari kami dan seluruh warga negara," ungkap salah satu kreator, seperti dilansir ANTARA.

5. Masa Depan TikTok di AS: Ada Bantuan Trump?

Nasib TikTok kini berada di ujung tanduk, menunggu keputusan Mahkamah Agung pada 10 Januari dan hasil negosiasi antara ByteDance dan pemerintah AS. Jika kesepakatan tidak tercapai sebelum 19 Januari, aplikasi populer ini terancam diblokir secara permanen, membuat para pengguna dan kreator di AS harus waspada dan siap menghadapi kemungkinan pahit ini.

ByteDance didesak untuk segera merampungkan negosiasi demi menghindari pemblokiran, yang bukan hanya akan berdampak pada jutaan pengguna, tetapi juga mencerminkan ketegasan AS dalam menjaga keamanan data di era digital.

Di tengah situasi ini, presiden AS terpilih, Donald Trump, yang kembali menjabat, mengungkapkan bahwa TikTok adalah salah satu platform yang berkontribusi pada kemenangannya dalam pemilihan umum. "Ini keputusan yang sulit untuk dibuat, titik hangat di hati saya, dan kami akan mencermatinya," ungkap Trump dalam konferensi pers di Mar-a-Lago bulan Desember lalu.

6. Mengapa TikTok terancam diblokir di AS?

TikTok kini menjadi sorotan karena dugaan bahwa aplikasi ini dapat mengancam keamanan data pengguna, berkat hubungan eratnya dengan pemerintah Tiongkok melalui perusahaan induknya, ByteDance.

7. Kapan TikTok akan dilarang di AS?

Mulai 19 Januari 2025, TikTok terancam akan diblokir di Amerika Serikat jika perusahaan induknya, ByteDance, tidak segera menjual aset-asetnya di negeri Paman Sam tersebut. Ketegangan ini menciptakan ketidakpastian bagi jutaan pengguna dan penggemar platform video pendek yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

8. Apakah ada cara untuk menyelamatkan TikTok di AS?

ByteDance tengah mempertimbangkan langkah strategis dengan menjual TikTok kepada investor lokal atau meraih kesepakatan hukum yang cerdas untuk menghindari potensi larangan yang mengancam. Dalam upaya menjaga keberlangsungan platform yang digemari banyak orang ini, perusahaan asal Tiongkok itu berupaya menemukan solusi yang tepat agar TikTok tetap dapat beroperasi tanpa hambatan di pasar.

9. Apa dampak larangan TikTok bagi pengguna di AS?

Pengguna akan terpaksa mengucapkan selamat tinggal pada aplikasi yang mereka cintai, sementara ribuan karyawan TikTok di Amerika Serikat menghadapi ancaman kehilangan pekerjaan yang mengkhawatirkan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/srr)

Rekomendasi
Trending