Donald Trump Akan Dilantik, TikTok Kembali Aktif Setelah Penangguhan Pemblokiran 90 Hari

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Donald Trump Akan Dilantik, TikTok Kembali Aktif Setelah Penangguhan Pemblokiran 90 Hari
Donald Trump (credit: Instagram/realdonaldtrump)

Kapanlagi.com - Setelah terhenti selama 14 jam yang membuat banyak pengguna resah, TikTok akhirnya kembali beroperasi di Amerika Serikat pada 19 Januari 2025. Kebangkitan platform yang digemari banyak kalangan ini terjadi setelah Presiden terpilih Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menunda pemblokiran TikTok selama 90 hari. Langkah ini diambil untuk memberi kesempatan bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, dalam merundingkan kesepakatan mengenai operasionalnya di AS.

Kembalinya TikTok disambut dengan antusiasme luar biasa oleh jutaan pengguna di Amerika yang merasa kehilangan akses ke aplikasi kesayangan mereka. Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa TikTok mampu menarik perhatian kaum muda yang aktif mendukungnya selama pemilihan presiden, sebuah pernyataan yang menjadi angin segar bagi para penggemar platform media sosial ini.

Para pengguna dan pelaku bisnis yang memanfaatkan TikTok pun merayakan kembalinya aplikasi ini dengan penuh sukacita. Simak informasi selengkapnya yang dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Senin (20/1).

1. Larangan TikTok di Amerika

Pada 19 Januari 2025, sebuah babak baru dimulai ketika larangan nasional terhadap TikTok resmi diterapkan, mengakibatkan penyedia layanan internet dan toko aplikasi segera menghapus aplikasi yang telah menjadi fenomena global ini dari daftar unduhan.

Lebih dari 170 juta pengguna di AS terpaksa merasakan dampak langsungnya, kehilangan akses selama 14 jam dan disambut dengan pesan misterius "layanan tidak tersedia" yang menghiasi layar mereka.

TikTok sendiri mengungkapkan keterpaksaan untuk menghentikan operasional, mengingat tidak adanya jaminan hukum dari pemerintahan sebelumnya, sebuah keputusan yang memicu gelombang keresahan di kalangan pengguna, khususnya para kreator konten yang mengandalkan platform ini sebagai sumber penghidupan utama mereka.

Dalam suasana tegang ini, tekanan pun semakin meningkat bagi ByteDance untuk segera menemukan solusi yang memenuhi syarat hukum AS, sementara larangan ini juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas bisnis global mengenai potensi eskalasi ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok, menjadikannya bagian dari dinamika politik yang semakin kompleks.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Donald Trump Memegang Peran Penting dalam Menunda Pemblokiran

Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Donald Trump muncul sebagai penyelamat TikTok dari ancaman pemblokiran permanen. Pada pagi 19 Januari, ia menggugah perhatian publik dengan seruan "SELAMATKAN TIKTOK" di media sosial, menegaskan tekadnya untuk menemukan solusi jangka panjang bagi platform yang digemari banyak orang ini.

Hanya beberapa jam setelahnya, Trump mengumumkan rencananya untuk menandatangani perintah eksekutif yang akan menunda larangan selama 90 hari, memberikan angin segar bagi pengguna TikTok.

Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa TikTok berpotensi menjadi aset strategis jika dikelola dengan bijak, dan mengusulkan pembentukan usaha patungan antara perusahaan Amerika dengan kepemilikan mayoritas, demi menjaga keamanan data pengguna.

Keputusan ini diambil setelah diskusi mendalam dengan pemangku kepentingan, termasuk CEO ByteDance dan pejabat Tiongkok, memberi ByteDance kesempatan untuk merumuskan kesepakatan yang sesuai dengan regulasi AS. Sementara pengguna TikTok kembali bernafas lega, masa depan platform ini masih menyimpan tanda tanya.

3. Kembalinya TikTok ke Pasar Amerika

Kembalinya TikTok ke pangkuan Amerika disambut dengan pesan ceria yang menyapa pengguna: "Selamat datang kembali!" Dalam sekejap, aplikasi yang sempat meredup ini kembali berfungsi normal, memungkinkan para penggunanya untuk mengunggah dan menikmati konten dengan bebas.

Komunitas kreator pun menghela napas lega setelah berbulan-bulan dilanda ketidakpastian. Namun, perjalanan TikTok tidak sepenuhnya mulus; Senator Tom Cotton dan sejumlah politisi lainnya melontarkan kritik tajam, menilai keputusan ini sebagai ancaman bagi keamanan nasional.

Meski demikian, banyak yang melihat kembalinya TikTok sebagai sinyal positif dalam meredakan ketegangan antara AS dan Tiongkok, serta mempertahankan ekosistem digital yang inklusif.

TikTok pun berkomitmen untuk berkolaborasi dengan pemerintahan Trump demi memastikan kelangsungan operasionalnya di negeri Paman Sam, mencerminkan strategi cerdas ByteDance dalam menghadapi dinamika geopolitik yang rumit.

4. Kembalinya TikTok Disambut Antusias

Kembalinya TikTok di Amerika disambut dengan sorak-sorai oleh para pengguna, terutama para kreator konten yang sebelumnya merasakan dampak kehilangan penghasilan. Kini, mereka kembali meramaikan platform yang telah menjadi jembatan untuk terhubung dengan komunitas, dan hashtag #TikTokIsBack pun meroket di media sosial.

Namun, keputusan kontroversial dari Trump ini memicu perdebatan hangat di kalangan publik; ada yang melihatnya sebagai langkah cerdas, sementara yang lain khawatir akan dampak jangka panjang terhadap keamanan data pribadi. Di beberapa kota, protes kecil mewarnai suasana, dengan demonstran mengungkapkan pendapat pro dan kontra mengenai keputusan tersebut.

"Mulai hari ini, TikTok kembali," seru Trump saat berpidato dalam rapat umum kemenangan.

5. Masa Depan TikTok di Bawah Pengawasan Ketat

Meskipun TikTok telah kembali beroperasi, masa depannya di Amerika Serikat masih menggantung penuh ketidakpastian. ByteDance kini dihadapkan pada tenggat waktu 90 hari untuk merumuskan kesepakatan yang sejalan dengan regulasi AS, dan salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah menjual sebagian besar saham kepada perusahaan lokal, sesuai saran dari Trump.

Di samping itu, TikTok harus siap menghadapi pengawasan ketat dari regulator AS terkait isu privasi data dan pengaruh asing. Pemerintah AS diperkirakan akan terus mengawasi setiap langkah TikTok untuk memastikan tidak ada ancaman bagi keamanan nasional.

Jika ByteDance mampu memenuhi semua persyaratan tersebut, TikTok berpeluang untuk tetap bersinar sebagai salah satu platform media sosial terpopuler di dunia. Namun, jika gagal, masa depan TikTok di Negeri Paman Sam bisa terancam.

6. Mengapa TikTok sempat diblokir di Amerika?

TikTok diblokir karena masalah keamanan nasional terkait kepemilikan oleh ByteDance yang berbasis di Tiongkok.

7. Bagaimana TikTok bisa kembali aktif di AS?

Donald Trump menunda larangan TikTok dengan perintah eksekutif, memberi waktu 90 hari untuk kesepakatan baru.

8. Apa langkah ByteDance untuk mempertahankan TikTok di AS?

ByteDance sedang mencari mitra bisnis Amerika untuk membentuk usaha patungan atau menjual saham mayoritas.

9. Apa dampak keputusan ini bagi pengguna TikTok di AS?

Pengguna TikTok kembali dapat mengakses aplikasi dan melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa.

10. Apa masa depan TikTok di bawah pemerintahan Trump?

TikTok harus memenuhi regulasi AS untuk tetap beroperasi, dengan opsi menjual saham atau restrukturisasi bisnis.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)