Jadi Generasi Muda yang Keren, Ini yang Bisa Dilakukan Jika Ada yang Bergejala TBC

Diperbarui: Diterbitkan:

Jadi Generasi Muda yang Keren, Ini yang Bisa Dilakukan Jika Ada yang Bergejala TBC
Seseorang yang Terkena TBC (credit: Shutterstock by Fimela)

Kapanlagi.com - Seperti kita tahu bahwa generasi muda sekarang sangat cepat mendapatkan informasi yang terbaru atau pun terupdate. Dengan berkembangnya teknologi, beberapa hal yang akan kita ketahui itu sangat mudah.

Seperti contohnya dengan tren fashion dan lifestyle yang tak habisnya. Namun disisi lain, generasi muda kini juga perlu mengetahui dengan adanya risiko penyakit yang mengancam kesehatanmu seperti dengan TBC.

Ya, TBC atau tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang umumnya menginfeksi paru-paru. Namun, bakteri ini ternyata juga bisa menyerang kelenjar getah bening dan tulang, lho. Gejala TBC yang paling umum adalah batuk berkepanjangan jika yang diserang adalah paru-paru.

Selain itu, menurut data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2022, Indonesia menempati posisi ketiga untuk kasus TBC setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan angka kematian hingga 93 ribu per tahun.

 

1. Perlu Diperhatikan

Penyakit TBC satu ini perlu diperhatikan untuk generasi muda sekarang ini. Bagaimana tidak, hal tersebut penting buat menggandeng generasi muda agar lebih peduli dengan TBC demi langkah penanganan yang lebih efektif.

Kondisi saat ini adalah banyaknya kasus TBC yang belum terdeteksi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit yang satu ini. Saat ini PT. Johnson & Johnson Indonesia kembali bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI menggalakkan kampanye pencegahan TBC dengan melibatkan generasi muda sebagai katalisnya.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Tingkatkan Kesadaran Tentang TBC

Bahkan ada beberapa hal yang harus kita ketahui untuk seseorang di sekitar yang menunjukkan gejala TBC. Ya, hal tersebut adalah meningkatkan kesadaran tentang TBC.

Sebagai generasi muda yang melek teknologi, bisa banget memanfaatkan hal tersebut untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya TBC yang mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia. Kamu bisa mengawalinya dengan membagikan informasi tentang apa itu TBC, gejala, dan risikonya.

Biar lebih mudah dipahami dan menarik perhatian, kamu bisa membuatnya dalam bentuk postingan Instagram Reels atau TikTok yang kreatif dan estetik. The power of social media nggak bisa disepelekan, informasi penting yang dikemas dengan cara kreatif pasti bisa diserap dengan mudah oleh generasi kekinian lainnya.

 

3. Bagikan Informasi Pengobatan

Jika keluarga, teman, atau orang lain yang kamu kenal menunjukkan gejala TBC seperti batuk berkepanjangan atau gejala lain yang terlihat seperti tanda TBC, saatnya membagikan informasi tentang pengobatan TBC. Ajak mereka untuk melakukan screening kesehatan agar mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter.

Sebagai informasi, proses screening TBC bisa dilakukan di Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat lainnya. Kabar baiknya, pengobatan TBC digratiskan oleh pemerintah, lho.
Jadi, nggak ada alasan menunda untuk memeriksakan diri agar mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan. Jangan lupa untuk menyelesaikan pengobatan TBC hingga 6 bulan agar penyakit TBC bisa diatasi secara tuntas.

 

4. Sering Dapat Stigma Negatif

Nggak bisa dipungkiri, penderita TBC sering mendapatkan stigma negatif dari masyarakat. Mereka sering dijauhi bahkan dikucilkan karena dianggap menderita penyakit menular. Hal ini juga yang akhirnya membuat mereka yang bergejala jadi ragu untuk memeriksakan diri karena khawatir akan dijauhi oleh orang-orang di sekitarnya, bahkan keluarga terdekat.

Padahal, terpapar bakteri TBC bukan berarti otomatis akan langsung tertular, karena hal tersebut tergantung daya tahan tubuh masing-masing. Selain itu, 2 bulan setelah pengobatan rutin, bakteri TBC akan in-aktif. Namun, pengobatan tetap perlu dilanjutkan hingga 6 bulan.

 

5. Memperhatikan Kebiasaan dan Gaya Hidup

Selain itu, hidup berdampingan dengan pasien TBC juga bisa dilakukan dengan memperhatikan kebiasaan dan gaya hidup sehat. Mulai dari membiasakan diri menggunakan masker meskipun di dalam rumah karena bakteri TBC ditularkan lewat droplet yang mengambang di udara.

Penting juga untuk mempelajari etika batuk dan membuang dahak yang benar. Dahak bisa dibuang dalam 1 wadah khusus, jika sudah banyak buang di dalam kloset lalu disiram. Jangan lupa perhatikan sirkulasi dan ventilasi udara yang baik di dalam rumah.

Stop diskriminasi dan stigma negatif bagi penderita TBC karena penyakit tersebut bisa sembuh kok, asalkan mendapatkan pengobatan yang tepat. Saatnya jadi generasi muda yang keren dengan mendukung deteksi dini TBC untuk orang-orang sekitar yuk!

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending