Kenali Tanda-Tanda Kandungan Lemah yang Harus Diwaspadai oleh Ibu Hamil!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Kenali Tanda-Tanda Kandungan Lemah yang Harus Diwaspadai oleh Ibu Hamil!
Ilustrasi Hamil. (hak cipta/Canva).

Kapanlagi.com - Kehamilan adalah fase kehidupan yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan bagi banyak pasangan. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, salah satunya adalah kondisi kandungan yang lemah. Kondisi ini tidak hanya dapat mengancam kesehatan ibu, tetapi juga keselamatan janin yang sedang dikandung.

Penting bagi setiap ibu hamil untuk mengenali tanda-tanda awal dari kondisi ini agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat. Kesadaran akan risiko dan gejala yang mungkin muncul dapat membantu ibu hamil untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan mereka dan janin.

Dalam artikel ini, akan membahas secara mendalam mengenai ciri-ciri kandungan lemah, penyebab yang mendasarinya, serta cara mendiagnosis dan pengobatan yang tersedia. Selain itu, kita juga akan menguraikan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan kandungan, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Kamis(5/12).

1. Pengertian Kandungan Lemah

Kandungan lemah, atau yang dikenal dalam dunia medis sebagai inkompetensi serviks, adalah sebuah kondisi yang memprihatinkan di mana leher rahim tidak mampu menahan beban kehamilan dengan baik. Biasanya, serviks akan tetap tertutup rapat hingga mendekati waktu persalinan, namun pada kasus ini, serviks mulai membuka atau melunakkan terlalu dini, sering kali terjadi antara usia kehamilan 14 hingga 28 minggu.

Jika tidak ditangani dengan baik, risiko kelahiran prematur atau keguguran di trimester kedua pun mengintai. Meskipun kondisi ini tergolong jarang, terjadi hanya pada 1-2% kehamilan, namun dampaknya sangat signifikan, menyumbang hampir 25% dari kasus keguguran di trimester kedua.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Ciri-Ciri Kandungan Lemah

Mengenali tanda-tanda kandungan lemah sejak awal adalah langkah krusial untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan. Beberapa gejala yang patut diwaspadai meliputi perubahan mencolok pada keputihan, seperti peningkatan jumlah atau perubahan warna dan tekstur, serta keluarnya cairan hangat dari vagina.

Bercak darah atau perdarahan ringan, meski seringkali tidak berbahaya, tetap perlu dikonsultasikan dengan dokter. Kram atau kontraksi yang muncul terlalu dini, terutama antara usia kehamilan 14-20 minggu, juga harus diperhatikan, begitu pula nyeri punggung bawah yang terasa lebih intens.

Sensasi berat atau tertekan di area panggul dan perubahan posisi janin yang tidak biasa bisa menjadi sinyal bahaya. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua wanita akan mengalami gejala ini, sehingga pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat diperlukan untuk mendeteksi masalah sedini mungkin.

3. Penyebab Kandungan Lemah

Memahami penyebab kandungan lemah adalah langkah krusial dalam mencegah dan menangani masalah ini dengan tepat. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko inkompetensi serviks antara lain riwayat operasi serviks seperti konisasi dan LEEP yang dapat melemahkan struktur serviks, serta trauma yang dialami saat persalinan atau aborsi sebelumnya.

Selain itu, kelainan bawaan, paparan DES selama kehamilan, serta kehamilan kembar atau berulang juga dapat menambah tekanan pada serviks, sementara gangguan jaringan ikat seperti sindrom Ehlers-Danlos berpotensi mengurangi kekuatan jaringan tersebut. Tak hanya itu, kondisi kesehatan dan gaya hidup, seperti infeksi saluran reproduksi, kekurangan nutrisi, merokok, stres berlebihan, dan paparan zat beracun, juga dapat berkontribusi pada melemahnya kandungan.

Meskipun penyebab pasti sering kali sulit diidentifikasi, mengenali faktor-faktor risiko ini dapat membantu ibu hamil dan tim medis untuk lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang diperlukan demi kesehatan ibu dan bayi.

4. Diagnosis Kandungan Lemah

Mendiagnosis kandungan lemah atau inkompetensi serviks bisa sulit karena gejalanya sering samar. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting. Dokter akan mengevaluasi riwayat medis, terutama terkait keguguran atau kelahiran prematur, dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi serviks.

Metode seperti ultrasonografi transvaginal dan tes fetal fibronectin digunakan untuk mengukur panjang serviks dan memprediksi risiko kelahiran prematur. Dalam beberapa kasus, MRI pelvis dapat memberikan informasi lebih lanjut. Diagnosis yang cepat dan tepat sangat penting untuk intervensi yang diperlukan, terutama bagi wanita dengan riwayat atau faktor risiko tinggi.

Namun, tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis kondisi ini sebelum gejala muncul, sehingga pendekatan kombinasi diperlukan untuk diagnosis yang akurat.

5. Pengobatan dan Penanganan Kandungan Lemah

Setelah diagnosis kandungan lemah, ada beberapa langkah penanganan untuk menjaga kehamilan dan mencegah kelahiran prematur. Tujuan utamanya adalah memastikan janin berkembang dengan baik. Metode yang umum dilakukan meliputi bedrest, serklase serviks, penggunaan pesarium serviks, pemberian hormon progesteron, dan pemantauan melalui ultrasonografi.

Pilihan metode tergantung pada usia kehamilan, tingkat keparahan, dan riwayat kehamilan sebelumnya. Meskipun langkah-langkah ini bermanfaat, tidak ada jaminan untuk mencegah kelahiran prematur, sehingga komunikasi antara ibu hamil dan tim medis sangat penting.

6. Pencegahan Kandungan Lemah

Untuk menjaga kesehatan kehamilan dan mengurangi risiko kandungan lemah, lakukan langkah-langkah berikut:

1. Lakukan pemeriksaan pra-kehamilan dan konsultasi dengan dokter, terutama jika ada riwayat keguguran.

2. Konsumsi makanan bergizi yang kaya vitamin C, tembaga, dan asam folat.

3. Hindari merokok dan alkohol, serta jaga berat badan ideal.

4. Kelola stres dan hindari mengangkat beban berat, terutama di trimester kedua dan ketiga.

5. Rutin periksa kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah infeksi.

6. Wanita dengan faktor risiko tinggi perlu pemantauan serviks lebih intensif.

Selalu diskusikan kondisi Anda dengan dokter untuk saran yang tepat, karena setiap kehamilan itu unik.

7. Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rao)