Luncurkan Ratusan Roket dan Drone ke Israel, Begini Kondisi Kota Tel Aviv
Hizbullah (credit: liputan6.com)
Kapanlagi.com - Ketegangan antara Israel dan Hizbullah kembali memuncak, menciptakan gelombang baru kehancuran dan korban jiwa yang menyayat hati di kedua belah pihak. Pada Minggu (24/11), wilayah Tel Aviv dan sekitarnya diserbu oleh lebih dari 340 rudal dan drone yang diluncurkan oleh Hizbullah dari Lebanon. Serangan ini mengakibatkan kerusakan parah di berbagai kawasan, termasuk Petah Tikva dan Rinatya.
Laporan dari Al Jazeera menunjukkan pemandangan mengerikan, di mana kendaraan dan bangunan di area tersebut terbakar dan hancur akibat ledakan peluru. Situasi semakin mencekam dengan munculnya korban luka-luka, termasuk seorang pria yang kini dalam kondisi kritis setelah serangan di Israel utara. Hizbullah mengklaim bahwa serangan ini adalah balasan atas operasi militer Israel di Beirut yang mengakibatkan puluhan warga sipil tewas.
Konflik ini merupakan bagian dari eskalasi ketegangan yang semakin meruncing antara kedua belah pihak, sementara upaya gencatan senjata yang dilakukan oleh berbagai pihak internasional belum membuahkan hasil. Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, bahkan mengecam tindakan Israel sebagai "pesan berdarah" yang menghalangi proses perdamaian. Dalam suasana yang semakin mencekam ini, harapan untuk resolusi damai tampak semakin kabur.
Advertisement
1. Kronologi Penyerangan Hizbullah
Pada Minggu pagi yang mencekam, sirene peringatan udara menggema di berbagai penjuru Israel, termasuk di kawasan pinggiran Tel Aviv, saat Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran dengan sekitar 250 proyektil dari Lebanon.
Meskipun sistem pertahanan udara Iron Dome berhasil mencegat sebagian besar serangan, beberapa rudal masih berhasil menembus pertahanan dan menghantam pusat kota Tel Aviv, menyebabkan kerusakan yang signifikan. Salah satu lokasi yang paling parah terdampak adalah Petah Tikva, di mana kendaraan terbakar dan bangunan mengalami kerusakan parah. Hizbullah mengklaim bahwa serangan ini ditujukan untuk menghancurkan sejumlah situs militer, termasuk pangkalan angkatan laut di Ashdod.
Menurut laporan militer Israel, serangan ini merupakan salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dan meskipun banyak proyektil berhasil dicegat, dampak serangan tersebut masih dirasakan di berbagai wilayah.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
2. Respons Israel
Dalam langkah tegas menghadapi ancaman, Israel meningkatkan serangan militernya di perbatasan Lebanon, dengan serangan udara yang menghantam sejumlah lokasi di selatan Beirut, yang diduga sebagai basis operasi Hizbullah.
Laporan dari militer Israel menegaskan bahwa tujuan utama serangan ini adalah untuk mereduksi kekuatan militer Hizbullah, meski sayangnya, aksi tersebut juga menimbulkan korban di pihak tentara Lebanon. "Kami sangat menyesali insiden yang melibatkan pasukan Lebanon. Fokus kami tetap pada Hizbullah, bukan pada militer Lebanon," ungkap pernyataan resmi militer Israel.
Di tengah intensitas serangan yang terus meningkat, kekhawatiran global pun meluas, mengingat potensi eskalasi konflik yang semakin tak terkendali.
3. Dampak Serangan pada Warga Sipil
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel semakin memanas, meninggalkan jejak duka di kalangan warga sipil di kedua belah pihak. Di Israel, layanan medis Magen David Adom melaporkan 11 orang terluka, termasuk seorang pria berusia 60 tahun yang menderita cedera serius.
Sementara itu, di Lebanon, serangan balasan Israel menimbulkan korban di pihak Angkatan Bersenjata Lebanon dengan satu prajurit tewas dan 18 lainnya terluka, serta sejumlah bangunan di al-Amriyeh hancur lebur akibat ledakan.
Infrastruktur yang rusak menjadi momok menakutkan bagi warga yang terjebak dalam konflik ini; di Tel Aviv, rumah-rumah rusak parah oleh pecahan peluru, dan di Haifa, sebuah bangunan nyaris runtuh setelah diserang rudal. Suasana mencekam dan kerusakan yang meluas menambah derita di tengah ketidakpastian yang terus melanda.
4. Reaksi Internasional
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, dengan tegas mengecam serangan Israel yang dianggapnya sebagai penghalang serius bagi upaya perdamaian yang tengah diupayakan. Dalam pernyataannya, Mikati menyatakan, "Israel secara sengaja mengirimkan pesan berdarah untuk menolak gencatan senjata."
Sementara itu, negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Prancis mendesak agar kekerasan segera dihentikan dan mendorong Israel serta Hizbullah untuk membuka jalur dialog demi mencegah eskalasi yang lebih parah. Namun, meski seruan tersebut menggema, situasi tetap memanas dengan kedua belah pihak saling serang, masing-masing mengklaim bertindak demi melindungi kepentingan nasional mereka.
5. Bagaimana Masa Depan Konflik Israel-Hizbullah?
Konflik yang berkobar antara Israel dan Hizbullah kembali menarik perhatian dunia, mengingat potensi bahayanya untuk memicu perang besar di Timur Tengah. Para pengamat menilai bahwa ketegangan ini tidak hanya melibatkan kedua belah pihak, tetapi juga berpotensi mengguncang stabilitas kawasan secara keseluruhan. Banyak yang berpendapat bahwa tindakan internasional harus lebih tegas untuk mendorong kedua pihak mencapai gencatan senjata. Namun, dengan latar belakang konflik yang rumit dan berkepanjangan, jalan menuju perdamaian tampak penuh tantangan. "Tidak ada solusi instan untuk masalah ini. Ini adalah pertarungan ideologi yang memerlukan pendekatan diplomatik yang berkelanjutan," ungkap seorang analis dari Middle East Institute, menegaskan betapa mendesaknya upaya untuk meredakan ketegangan ini.
6. Apa penyebab utama serangan Hizbullah terhadap Israel?
Hizbullah membalas serangan dengan gencar setelah operasi militer Israel yang mengguncang Beirut dan merenggut nyawa puluhan orang sehari sebelumnya, menciptakan ketegangan yang semakin memanas di kawasan yang sudah bergejolak ini.
7. Apa dampak serangan ini bagi warga sipil?
Serangan yang mengguncang Tel Aviv dan Lebanon ini meninggalkan jejak kehancuran yang mendalam, dengan banyaknya korban yang terluka dan bangunan-bangunan yang hancur berantakan, menciptakan suasana mencekam di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota.
8. Apakah ada upaya gencatan senjata?
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, sedang giat mendorong inisiatif gencatan senjata, meskipun hingga saat ini hasilnya masih samar dan belum menunjukkan titik terang.
(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)
(kpl/ank)
Advertisement
