Makna yang Terkandung dalam Aksara Jawa Primbon Jawa, Punya Budaya dan Spiritual Mendalam

Diterbitkan:

Makna yang Terkandung dalam Aksara Jawa Primbon Jawa, Punya Budaya dan Spiritual  Mendalam
Makna yang Terkandung dalam Aksara Jawa Primbon Jawa (credit: flickr)

Kapanlagi.com - Masyarakat Jawa sangat menjaga warisan budaya dan tradisinya. Pasalnya, dalam budaya dan tradisi itu tersimpan berbagai makna yang mendalam. Salah warisan budaya yang masih dijaga ialah aksara Jawa. Masyarakat Jawa percaya bahwa terdapat makna yang terkandung dalam aksara jawa primbon jawa, sehingga penting untuk terus dijaga dan diwariskan secara turun-temurun.

Primbon Jawa sebagai sebuah kitab kuno, konon ditulis menggunakan aksara Jawa. Secara umum, kitab ini diyakini berisi berbagai wawasan tentang kearifan lokal yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari perhitungan hari baik, ramalan nasib, hingga pedoman hidup sehari-hari. Dalam primbon, juga terdapat penjelasan makna yang terkandung dalam aksara jawa yang digunakan sebagai bahasa tulis masa lampau.

Lantas, seperti apa penjelasan makna yang terkandung dalam aksara Jawa menurut primbon Jawa? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasan berikut ini.

1. Sejarah Aksara Jawa

Sebagai bagian dari budaya dan tradiri, aksara Jawa ternyata mempunyai sejarahnya sendiri. Dilansir dari liputan6.com, sejarah aksara Jawa atau yang juga dikenal sebagai Hanacaraka atau Carakan ini dimulai sejak abad ke-8 Masehi. Konon, aksara Jawa merupakan evolusi dari penggabungan aksara Abugida dan aksara Kawi yang digunakan antara abad ke-8 hingga ke-16.

Masih dilansir dari liputan6.com, pendapat lain menyatakan bahwa aksara Jawa diciptakan oleh Aji Saka, seorang pengembara dan raja dari Kerajaan Medang Kamulang. Pada saat itu, Aji Saka berusaha mengalahkan Raja Dewatacengkar yang suka menyiksa rakyatnya. Setelah berhasil mengalahkan sang raja dengan pusaka miliknya, Aji Saka menitipkan pusaka tersebut kepada abdinya, Sembada, di Pulau Majeti, dengan pesan untuk tidak memberikannya kepada siapa pun kecuali dirinya.

Suatu hari, Aji Saka mengutus abdi lain bernama Dora untuk mengambil pusaka tersebut. Namun, Sembada yang memegang teguh perintah awal menolak, dan perbedaan perintah ini menyebabkan keduanya bertarung hingga mati. Aji Saka kemudian mengabadikan kisah mereka dalam ukiran aksara yang dikenal sebagai hanacaraka atau aksara Jawa, yang menjadi dasar penggunaan aksara ini sejak berdirinya Kerajaan Majapahit.

Aksara Jawa kemudian mulai dicatat menjadi buku pada abad ke-19. Masa itu merupakan masa perkembangan Hindu Buddha di tanah Jawa. Aksara Jawa pun lantas digunakan sebagai penerjemah bahasa Sansekerta.

Hingga akhirnya, aksara Jawa kembali mengalami perkembangan pesat pada masa mulai menyebarnya agama Islam. Aksara Jawa digunakan kesultanan Demak sampai masa Pajang akhir menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam dan kitab-kitab agama Islam.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Penggunaan Aksara Jawa

Sudah disinggung sebelumnya, salah satu penggunaan yang paling signifikan adalah untuk berkomunikasi, dalam hal ini menyebarkan ajaran agama di masa lampau. Selain itu, makna yang terkandung dalam aksara jawa primbon jawa tidak hanya terbatas pada informasi yang tertulis, tetapi juga mencakup aspek spiritual dan filosofis yang mendalam.

Dalam konteks sehari-hari, aksara Jawa digunakan dalam berbagai bentuk komunikasi tertulis, mulai dari surat-menyurat hingga penulisan karya sastra. Namun, penggunaan yang paling sakral dan penuh makna adalah dalam penulisan naskah-naskah kuno, termasuk primbon Jawa. Makna yang terkandung dalam aksara jawa primbon jawa sering kali dianggap memiliki kekuatan magis dan spiritual oleh masyarakat tradisional Jawa.

Meskipun penggunaan aksara Jawa dalam kehidupan modern telah berkurang, upaya pelestarian dan revitalisasi terus dilakukan. Beberapa sekolah di Jawa masih mengajarkan aksara Jawa sebagai bagian dari kurikulum muatan lokal.

3. Makna yang Terkandung dalam Aksara Jawa

Makna yang terkandung dalam aksara jawa primbon jawa mencakup berbagai aspek kehidupan dan filosofi Jawa. Setiap aksara dalam sistem penulisan Jawa memiliki makna simbolis yang mendalam. Misalnya, aksara "Ha" yang merupakan huruf pertama dalam urutan aksara Jawa, sering diinterpretasikan sebagai simbol dari nafas kehidupan atau "ana" (ada) dalam filosofi Jawa.

Dalam primbon Jawa, makna yang terkandung dalam aksara jawa primbon jawa sering kali berkaitan dengan perhitungan waktu, ramalan nasib, dan pedoman hidup. Misalnya, kombinasi tertentu dari aksara Jawa dalam primbon dapat digunakan untuk menentukan hari baik untuk melakukan kegiatan penting atau untuk meramalkan kecocokan dalam pernikahan.

Namun, tafsir aksara Jawa ini tentunya melibatkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai budaya dan kepercayaan Jawa. Maka dari itu, aksara Jawa dalam primbon juga dianggap memiliki kekuatan spiritual.

Itulah di antaranya sekilas ulasan tentang makna yang terkandung dalam aksara Jawa menurut primbon Jawa. Semoga bermanfaat, bisa menambah wawasan, serta menjawab rasa penasaran selama ini.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending