Penggunaan Kata "di" yang Benar, Kapan Harus Disambung atau Dipisah

Penulis: Puput Saputro

Diterbitkan:

Penggunaan Kata "di" yang Benar, Kapan Harus Disambung atau Dipisah
Ilustrasi (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Penggunaan kata di dalam bahasa Indonesia seringkali menjadi permasalahan bagi beberapa orang. Pasalnya pada bahasa Indonesia, ada dua macam jenis penggunaan di, yaitu "di" sebagai awalan dan "di" sebagai kata depan. Sebab, keduanya mempunyai aturan kepenulisan yang berbeda. Sayangnya, masih tak banyak orang yang bisa membedakan keduanya, sehingga tertukar saat menuliskannya.

Mempelajari penggunaan kata di sebagai kata depan dan awalan merupakan hal yang penting, sebab merupakan salah satu pengetahuan mendasar dalam kepenulisan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kalian perlu mengetahui perbedaan keduanya, khususnya dalam hal tata cara penulisan yang tepat sesuai aturan.

Untuk tahu lebih dalam tentang penggunaan kata di dalam bahasa Indonesia, simak ulasannya berikut ini.

1. Penggunaan Kata

Dalam kalimat bahasa Indonesia, kata di bisa berkedudukan sebagai kata depan. Sesuai dengan namanya, sebagai kata depan, "di" ditulis sebagai satu kata tersendiri atau dipisah dengan kata setelahnya. Umumnya, di sebagai kata depan muncul untuk menandakan suatu tempat. Misalnya, di sekolah, di kantor, di pantai, di rumah, di gunung, di Sumatera Utara, di Korea Selatan, di mana saja, dan sebagainya.

Namun, "di" sebagai kata depan tak melulu jadi penanda tempat, kata di dalam suatu kata atau kalimat juga bisa sebagai penanda waktu. Misalnya, di waktu senja, di kala pagi hari, di hari raya Idulfitri, di saat tertidur, di jam kerja, dan sebagainya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Contoh Penulisan

Untuk lebih memahami pengertian dan konsep "di" sebagai kata depan, sebaiknya kalian juga mengetahui contoh penggunaannya di keseharian. Berikut contoh penggunaan di sebagai kata depan di keseharian.

1) Penulisan yang benar "di pasar"; bukan dipasar.

Contoh dalam kalimat: Tadi pagi, ibu membeli telur sekilo di pasar.

2) Penulisan yang benar "di gedung"; bukan digedung.

Contoh dalam kalimat: Pak Subandi bertugas sebagai satpam yang menjaga keamanan di gedung B.

3) Penulisan yang benar "di terminal"; bukan diterminal.

Contoh dalam kalimat: Bus yang saya tumpangi sempat berhenti lama untuk menunggu penumpang di terminal induk.

4) Penulisan yang benar "di desa"; bukan didesa.

Contoh dalam kalimat: Di desa tempat tinggalnya, Pak Sueb termasuk orang yang terpandang.

5) Penulisan yang benar "di malam hari"; bukan dimalam hari.

Contoh dalam kalimat: Pencuri itu melancarkan aksinya di malam hari ketika semua penghuni rumah tertidur pulas.

 

3. Penggunaan Kata

Selain menjadi kata depan, dalam bahasa Indonesia "di-" juga bisa berlaku sebagai imbuhan awalan atau prefiks. Sama seperti imbuhan awalan lainnya, penulisan di- dalam hal ini harus tulis secara disambung dengan kata setelahnya yang berupa kata kerja (verba). Penggunaan kata di- sebagai awalan, membuat kata kerja yang disertainya menjadi berbentuk pasif. Misalnya: diganggu, dikerjakan, dimakan, diminum, disuntik, dan sebagainya.

Dengan demikian, salah satu cara membedakan antara penggunaan kata "di" awalan dan sebagai kata depan, bisa dilakukan dengan mencoba mengubahnya menjadi bentuk aktif. Caranya, cukup dengan mensubtitusi atau menukar kata "di-" dengan imbuhan "me-". Jika dapat berterima, maka dapat dipastikan "di-" dalam kata tersebut merupakan bentuk dari awalan. Sebaliknya, jika tidak berterima, maka "di" dalam kata atau kalimat tersebut merupakan kata depan.

4. Contoh Penulisan

Sama seperti memahami di sebagai kata depan, akan lebih mudah untuk mengerti tata cara penulisan di sebagai awalan melalui contoh kata atau kalimat sehari-hari. Berikut beberapa contoh penggunaan kata di- sebagai awalan dalam percakapan sehari-hari.

1) Penulisan yang benar "ditulis"; bukan di tulis.

Contoh dalam kalimat: Surat izin itu ditulis oleh orangtua Shita dengan sangat rapi.

2) Penulisan yang benar "dibeli"; bukan di beli.

Contoh dalam kalimat: Lahan bekas kebakaran itu dibeli dengan harga murah.

3) Penulisan yang benar "ditempati"; bukan di tempati.

Contoh dalam kalimat: Rumah mewah di ujung jalan itu mulai ditempati oleh pemiliknya.

4) Penulisan yang benar "didatangi"; bukan di datangi.

Contoh dalam kalimat: Setiap hari, warung makan itu selalu didatangi oleh banyak pembeli.

5) Penulisan yang benar "dicintai"; bukan di cintai.

Contoh dalam kalimat: Sebagai anak semata wayang, Nina sangat dicintai kedua orangtuanya.

Itulah di antaranya ulasan dan ringkasan singkat terkait penggunaan kata di dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kalian. Ingat terus, jangan sampai tertukar lagi ya saat menulisnya!

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending