Mengenal Seto Nurdiantoro, Mantan Pesepak Bola yang Pernah Perkuat Tiga Tim Raksasa Yogyakarta
Seto Nurdiantoro (credit: instagram.com/seto_nurdiyantoro)
Kapanlagi.com - Seto Nurdiantoro, sosok yang lahir di Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada 14 April 1974, telah menunjukkan bakat luar biasa di dunia sepak bola sejak kecil. Perjalanan kariernya dimulai di PSK Kalasan, klub lokal yang menjadi tempatnya mengasah kemampuan. Berkat bakatnya yang mencolok, Seto direkrut ke tim muda PSS Sleman.
Di usia muda 16 tahun, tepatnya pada tahun 1990, Seto melangkah ke tim utama PSS Sleman. Selama lima tahun membela Laskar Sembada, ia berhasil mencuri perhatian sebagai gelandang berbakat dengan visi permainan yang tajam dan strategi yang cerdas. Namun, keputusan berani untuk hijrah ke PSIM Yogyakarta pada tahun 1995 menjadi titik balik penting dalam kariernya.
Setelah menghabiskan tiga tahun bersama PSIM, Seto melanjutkan petualangannya ke Pelita Solo. Di sini, selama lima tahun, ia mencapai puncak kariernya sebagai pemain dan mendapatkan kehormatan untuk membela Timnas Indonesia. Salah satu momen bersejarah dalam kariernya adalah saat ia tampil di ajang Piala Tiger 2000, membuktikan bahwa kerja keras dan dedikasinya tidak sia-sia.
Advertisement
1. Puncak Karier: Kejayaan di Klub dan Timnas Indonesia
Setelah mencatatkan kesuksesan bersama Pelita Solo, Seto kembali ke pangkuan PSS Sleman pada tahun 2000 dan berperan penting dalam membawa klub tersebut promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia untuk musim 2000-2001. Keberhasilannya menjadikan PSS Sleman tim yang diperhitungkan membuat namanya semakin bersinar di pentas sepak bola nasional.
Lima tahun mengabdi di Sleman, Seto melanjutkan petualangannya dengan bergabung ke PSIM Yogyakarta pada 2006, di mana ia bertahan selama tiga tahun sebelum pindah ke Persiba Bantul pada 2009. Di sinilah puncak kariernya tercapai saat ia memimpin tim meraih gelar juara Divisi Utama 2010-2011.
Setelah kembali ke PSIM Yogyakarta pada 2011, Seto akhirnya memutuskan untuk menggantung sepatu pada 2013, namun semangatnya untuk sepak bola tak pudar, karena ia segera beralih menjadi pelatih dan terus berkarya di dunia yang dicintainya.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Transformasi ke Dunia Kepelatihan: Membangun Klub dengan Filosofi Jelas
Setelah mengakhiri kariernya sebagai pemain, Seto langsung melangkah ke dunia pelatihan dengan dipercaya menangani PSIM Yogyakarta pada tahun 2013. Dua tahun di klub tersebut, ia beralih ke tim Pra PON Daerah Istimewa Yogyakarta di 2016, di mana keberhasilannya dalam mengasah talenta muda menarik perhatian mantan klubnya, PSS Sleman.
Setahun kemudian, Seto resmi menjabat sebagai pelatih PSS Sleman di Indonesia Soccer Championship B. Meskipun tidak meraih gelar juara, dedikasinya membuatnya tetap dipercaya untuk memimpin tim hingga Liga 2 musim 2017. Dengan mengandalkan kombinasi pemain lokal dan muda, ia berhasil menciptakan tim yang solid.
Puncak prestasinya datang pada musim 2018, ketika Seto sukses membawa PSS Sleman meraih gelar Liga 2 dan promosi ke Liga 1 musim 2019. Gaya permainan yang mengutamakan penguasaan bola, umpan pendek, dan pengembangan pemain muda menjadi ciri khas kepelatihannya yang tak terlupakan.
3. Kontroversi dan Keputusan Manajemen PSIM Yogyakarta
Pada musim 2024/2025, Seto kembali mengisi kursi pelatih kepala di PSIM Yogyakarta, namun tak lama setelah kompetisi Liga 2 bergulir, manajemen klub membuat keputusan mengejutkan dengan mengistirahatkannya dari jabatannya.
Seto dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak mengundurkan diri, melainkan dihentikan sementara oleh pihak manajemen yang juga memberikan apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya selama ini.
Untuk mengisi kekosongan tersebut, manajemen segera menunjuk Erwan Hendarwanto sebagai caretaker pelatih hingga keputusan selanjutnya diambil, menandai babak baru yang penuh tantangan bagi tim kebanggaan Yogyakarta ini.
4. Masa Depan Seto Nurdiantoro: Apa Langkah Selanjutnya?
Keputusan PSIM Yogyakarta untuk mengistirahatkan Seto Nurdiantoro memunculkan berbagai spekulasi menarik di kalangan pecinta sepak bola. Apakah ini menandai akhir perjalanan Seto di klub bersejarah tersebut, ataukah ia akan kembali dengan peran yang berbeda?
Banyak klub dari Liga 1 dan Liga 2 yang diyakini sedang mengincar sosok berpengalaman ini, mengingat prestasinya yang gemilang dalam membangun tim. Meskipun Seto belum mengungkapkan kepastian mengenai langkah selanjutnya, lisensi kepelatihan Pro UEFA yang dimilikinya membuka peluang lebar untuk melatih tim lain.
Bagi penggemar sepak bola Indonesia, Seto akan selalu dikenang sebagai sosok yang membawa filosofi permainan yang jelas dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sepak bola di Yogyakarta.
5. FAQ
1. Apa alasan PSIM Yogyakarta mengistirahatkan Seto Nurdiantoro?
Manajemen PSIM Yogyakarta menyatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan hasil evaluasi tim hingga putaran kedua fase grup Liga 2 2024/2025.
2. Klub mana saja yang pernah diperkuat oleh Seto Nurdiantoro?
Seto pernah bermain untuk PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, Pelita Solo, dan Persiba Bantul.
3. Apa pencapaian terbesar Seto Nurdiantoro sebagai pelatih?
Pencapaian terbesarnya adalah membawa PSS Sleman menjuarai Liga 2 2018 dan promosi ke Liga 1 musim 2019.
4. Apakah Seto Nurdiantoro akan kembali melatih PSIM Yogyakarta?
Belum ada kepastian mengenai hal ini, tetapi Seto sendiri belum mengumumkan langkah selanjutnya setelah diistirahatkan dari PSIM.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/rmt)
Advertisement
