Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Dunia perfilman Indonesia tengah berduka mendalam atas kepergian sosok legendaris, Joshua Pandelaki. Aktor senior yang telah mengukir banyak prestasi ini meninggal dunia pada Sabtu, 7 Desember 2024, akibat serangan jantung. Kabar duka ini pertama kali diungkapkan oleh aktor Lukman Sardi, yang mengonfirmasi bahwa kita telah kehilangan salah satu bintang terbaik.
Joshua Pandelaki bukan sekadar aktor; ia adalah maestro yang telah membintangi berbagai film dan serial yang menjadi favorit penonton. Sejak memulai kariernya pada tahun 1978, ia berhasil mencuri perhatian dengan kemampuannya yang luar biasa dalam memerankan beragam karakter, mulai dari sosok ayah yang penuh kasih hingga tokoh religius yang mendalam, lintas berbagai agama.
Kariernya yang panjang dan gemilang dipenuhi dengan berbagai prestasi. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah meraih penghargaan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit di Indonesian Movie Awards 2009 lewat film "Perempuan Berkalung Sorban". Namun, warisannya tak hanya terletak pada karya-karyanya, tetapi juga pada dedikasi dan semangatnya yang tak kenal lelah untuk dunia seni peran.
Advertisement
Sebagai penghormatan, berikut adalah deretan film dengan karakter-karakter kuat yang pernah dibawakan oleh Joshua Pandelaki, yang dirangkum oleh Liputan6 dari berbagai sumber. Mari kita kenang dan hargai karya-karya luar biasa dari sosok yang telah memberikan warna dalam dunia perfilman Indonesia.
Joshua Pandelaki melangkah ke dunia perfilman pada tahun 2002 dan langsung mencuri perhatian lewat perannya di film-film ikonik, seperti Ca-bau-kan dan Ada Apa dengan Cinta?. Dalam Ca-bau-kan, ia tampil memukau sebagai Ginandjar, sosok yang menghadirkan konflik emosional yang mendalam, sementara di Ada Apa dengan Cinta?, ia berperan sebagai Pak Taufik, guru teladan yang menginspirasi Cinta dan teman-temannya. Debutnya ini bukan hanya menampilkan kemampuannya dalam memerankan karakter yang berwibawa, tetapi juga menunjukkan kepiawaiannya dalam menjelajahi berbagai peran. Tahun yang sama juga menjadi saksi keterlibatannya dalam film Titik Hitam, yang semakin meneguhkan posisinya sebagai salah satu aktor pendukung yang diperhitungkan. Sejak saat itu, karier Joshua terus bersinar, menjadikannya sosok yang tak pernah absen dari layar lebar, dengan fondasi awal yang kokoh untuk perjalanan panjangnya sebagai aktor yang dikenal berkat dedikasi dan bakatnya yang luar biasa.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Joshua semakin bersinar di dunia perfilman berkat perannya yang mendalam dalam film-film yang menyentuh isu sosial dan keluarga. Salah satu karya yang paling diingat adalah "Radit dan Jani" (2008), di mana ia berperan sebagai ayah Anjani, menggambarkan sosok ayah konservatif yang terjebak dalam bentrokan pandangan dengan anaknya, menciptakan momen emosional yang menggetarkan hati. Tak kalah mencolok, dalam "Perempuan Berkalung Sorban" (2009), ia memerankan Kiai Hanan, seorang ayah dengan latar belakang Islam yang kuat dan pemimpin pondok pesantren, yang membawa nuansa mendalam tentang patriarki dan keagamaan. Perannya yang kuat di film ini membawanya meraih penghargaan Pemeran Pendukung Pria Terfavorit di Indonesian Movie Awards 2009. Selain itu, dalam "Garuda di Dadaku" (2009), ia tampil sebagai pelatih yang menginspirasi, mendukung perjuangan seorang anak untuk mewujudkan mimpinya menjadi pesepakbola profesional, menunjukkan kemampuan aktingnya yang mampu menyentuh hati penonton dari berbagai kalangan.
Advertisement
Joshua Pandelaki bukan sekadar bintang film drama; ia adalah aktor serba bisa yang telah menjelajahi berbagai genre, mulai dari komedi hingga thriller. Dalam film aksi "Mencuri Raden Saleh" (2022), ia memerankan Marwan, sosok yang terlibat dalam rencana pencurian lukisan legendaris, dan berhasil mencuri perhatian penonton berkat alur cerita yang menegangkan serta aktingnya yang memukau. Tak kalah menarik, dalam "Miracle in Cell No.7" (2022), adaptasi dari film Korea Selatan yang fenomenal, Joshua berperan sebagai hakim yang dihadapkan pada keputusan moral yang rumit, menambah kedalaman emosional pada kisah tersebut. Kemampuannya beradaptasi juga terlihat dalam film "3 Srikandi" (2016), di mana ia menjadi ayah dari salah satu tokoh utama, menyuguhkan nilai-nilai keluarga di tengah perjuangan atlet perempuan Indonesia. Joshua memang layak disebut sebagai salah satu talenta terbaik di industri perfilman tanah air!
Joshua semakin mencuri perhatian lewat penampilannya di film-film bernuansa religius yang menggugah, seperti *Assalamualaikum Beijing* (2014) dan *Malaikat Tanpa Sayap* (2012). Dalam *Assalamualaikum Beijing*, ia memerankan sosok ayah yang setia mendampingi anaknya melewati perjalanan emosional yang penuh liku. Tak hanya itu, di film terbaru *Hidayah* (2023), ia bertransformasi menjadi Kiai Fatah, menampilkan kedalaman spiritual yang menyentuh dan pesan moral yang relevan. Joshua juga menjajal genre horor dalam film *Kuasa Gelap* (2024), di mana ia berperan sebagai Romo Robby, menambahkan nuansa dramatis dan misterius yang semakin memperkaya karirnya.
Film terakhir yang dibintangi oleh Joshua, "Kuasa Gelap" (2024), menjadi sebuah mahakarya yang tak terlupakan bagi para penggemarnya. Dalam film ini, ia memerankan seorang imam yang terjebak dalam konflik supernatural, memperlihatkan bakatnya yang tetap cemerlang hingga akhir hayatnya. Selain itu, Joshua juga menyuguhkan penampilan yang mengesankan dalam "Balada Si Roy" (2023) sebagai Johan D., karakter yang membangkitkan nostalgia bagi generasi yang dibesarkan dengan kisah tersebut. Perannya yang menggambarkan sosok otoritatif namun hangat ini berhasil menyentuh hati penonton, menambah kedalaman emosional pada film tersebut. Warisan Joshua di dunia perfilman adalah rangkaian karya yang kaya dan beragam, mencerminkan lebih dari empat dekade perjalanan karirnya. Ia tidak hanya meninggalkan jejak melalui karakter-karakter yang diperankannya, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi generasi aktor muda untuk terus berkarya dengan dedikasi dan totalitas.
Dengan rasa duka yang mendalam, kami mengabarkan bahwa Joshua Pandelaki, sosok yang penuh inspirasi, telah berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa pada 7 Desember 2024, akibat serangan jantung yang mendadak. Kepergiannya meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam hati banyak orang.
Di antara deretan karya sinematik yang telah mengukir namanya di hati penonton, terdapat film-film fenomenal seperti "Radit dan Jani", "Perempuan Berkalung Sorban", "Mencuri Raden Saleh", dan "Miracle in Cell No.7" yang tak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh berbagai aspek kehidupan dengan cerita yang mendalam dan penuh makna.
Dengan penuh semangat, ia berhasil meraih gelar Pemeran Pendukung Pria Terfavorit di ajang Indonesian Movie Awards 2009, menandai pencapaian gemilang dalam perjalanan kariernya di dunia perfilman tanah air.
Joshua telah mencetak prestasi gemilang dengan perannya yang mengesankan di lebih dari 40 film dan serial televisi, menjadikannya salah satu aktor senior paling produktif yang tak tergantikan di industri hiburan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/ank)
Advertisement
10 Potret Channella Anak Sambung Cut Tari yang Tak Kalah Cantik, Bestie dengan Sydney Adik Sambungnya
Potret Gemas Bobby Kertanegara Diundang Google, Jadi Kucing dengan Top Trending Search Google Sepanjang Tahun 2024
Profil & Kontroversi Habib Zaidan: Dulu Disebut Sebagai Bocah Ajaib Karena Tak Tidur Dua Hari, Kini Disorot KarenaBelaGusMiftah
Taylor Swift Siap Jadi Pendamping Selena Gomez di Hari Bahagianya, Bestie Goals Banget!
Formula di Balik Fenomena Lagu for Revenge: Gabungkan Lirik Super Galau dan Ayat-Ayat Quran