Meski Gagal Tanding di Asian Para Games, Miftahul Jannah Lega Pertahankan Prinsip

Meski Gagal Tanding di Asian Para Games, Miftahul Jannah Lega Pertahankan Prinsip
Miftahul Jannah (credit: Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Kapanlagi.com - Nama Miftahul Jannah kini menjadi perhatian. Pasalnya ia didiskualifikasi dalam pertandingan judo Asian Para Games 2018. Hal ini karena tidak diperbolehkannya atlet menggunakan hijab saat bertanding.

Dirinya menolak melepas hijab kala itu. Penanggung jawab tim para judo Indonesia, Ahmad Bahar mengaku pihaknya telah mencoba berbagai cara untuk membujuk Miftahul melepas hijabnya.

"Kami sebenarnya sudah mencoba memberikan pengertian agar dia mau melepas jilbab pada saat hanya bertanding setelah itu dipasang lagi, akan tetapi dia tidak mau," kata Ahmad Bahar ketika dihubungi Bola.com, Senin (8/10/2018).

"Dia sudah memiliki prinsip untuk tidak mau membuka auratnya hanya demi bertanding. Dia bilang lebih baik tidak usah bertanding," lanjutnya.

Bahkan Ahmad Bahar mengaku sudah melakukan banyak cara untuk membujuk. Mulai dari pihak orangtuanya hingga psikiater. "Kami sudah mengusahakan untuk mendatangkan orang tuanya dari Aceh dan itu arahan dari CDM (kepala kontingen) langsung. Kami juga sudah memberikan psikiater, akan tetapi atletnya juga sudah tidak mau," ungkap Ahmad.

1. Keputusan Terbaiknya

Namun ia tetap bersikukuh pertahankan pendiriannya. Pejudo asal Aceh ini lebih memilih untuk mundur dari pertandingan daripada melepas hijabnya.

Gagal bertanding, membuat wakil dari Mongolia akhirnya menang dalam duel kelas 52 kg putri blind judo tanpa bertanding. Miftahul tentu merasa kecewa. Ia mengaku juga sempat menangis. Namun itu adalah keputusan terbaik baginya.

"Lebih banyak lega. Saya juga bangga karena sudah bisa melawan diri sendiri, melawan ego sendiri. Saya punya prinsip tak mau dipandang terbaik di mata dunia, tapi di mata Allah," pungkas Miftahul Jannah, kepada wartawan setelah gagal bertanding.

Sumber: Bola.com

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Kronologi Diskualifikasi Miftahul

(credit: Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Larangan wasit itu bukan tanpa alasan. Peraturan terbaru memang menyebut jika demi keselamatan, setiap atlet judo harus bertanding tanpa penutup kepala. 

"Dia (Miftah) sudah memasuki arena pertandingan dan sudah siap bertanding, namun dilarang wasit karena enggan melepas hijabnya. Akhirnya, dia memilih mundur," kata penanggung jawab tim Para Judo Indonesia, Ahmad Bahar, dikutip dari Bola.com, Senin, (8/10).

Hijab dianggap berbahaya untuk para atlet judo karena beberapa faktor. Keinginan protes pun muncul, namun akhirnya Ahmad memilih untuk tidak melawan peraturan yang memang sudah ditetapkan.

"Alasanya takut ketika main bawah hijabnya menutupi mata sehingga bahaya. Hijab juga bisa dimanfaatkan lawan untuk menarik yang membuat bisa tercekik lehernya. Kami sebenarnya ingin protes, akan tetapi, namanya peraturan mau bagaimana lagi. Itu sudah kami lakukan sejak technical meeting, tetapi itu sudah aturan," jelas Ahmad.

3. Permintaan Maaf Komite Paralimpik

Ketua National Paralympic Comittee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, meminta maaf insiden yang menimpa Miftahul. NPC mengatakan polemik itu muncul karena pihaknya tak memahami regulasi yang telah ditetapkan.

"Regulasinya memang seperti itu. Jadi tidak ada yang salah dengan keputusan wasit," kata Senny, dikutip dari Bola.com.

"Kami minta maaf dengan mendalam. Semoga di kemudian hari tidak terjadi lagi, bagaimana pun ini cukup memalukan bagi Indonesia," ucap Senny.

Senny menilai, pelatih judo Miftahul juga tak bisa menerjemahkan aturan dengan baik. "Jadi, pelatih judo kurang bisa berbahasa Inggris. Mungkin tidak mau bertanya soal aturan. Padahal regulasi soal ini sudah ada sejak lama," ujar Senny.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

Rekomendasi
Trending