Nyeri Haid, Tanda Kesehatan Reproduksi atau Masalah Serius?

Nyeri Haid, Tanda Kesehatan Reproduksi atau Masalah Serius?
Ilustrasi Nyeri Haid

Kapanlagi.com - Nyeri haid atau dismenore adalah keluhan umum yang dialami oleh banyak wanita, namun tidak semua mengalami rasa sakit yang sama selama menstruasi. Dr. Agus Supriyadi, spesialis Obstetri dan Ginekologi, menjelaskan bahwa nyeri haid dianggap normal jika hanya terjadi sesekali dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

Menstruasi yang sehat biasanya berlangsung antara 2 hingga 7 hari dengan siklus 21 hingga 35 hari. Namun, wanita perlu waspada jika nyeri haid muncul secara konsisten setiap bulan dengan intensitas yang meningkat, hingga memerlukan obat pereda nyeri.

Menurut Agus, kondisi ini dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius, seperti kista, endometriosis, atau adenomiosis, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas kerja wanita. Oleh karena itu, penting untuk mengenali kapan nyeri haid menjadi tanda bahaya yang memerlukan perhatian medis, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Senin(20/1/2025).

1. Kapan Harus ke Dokter karena Nyeri Haid?

Para wanita, jangan sepelekan rasa nyeri saat haid yang mengganggu aktivitas harianmu! Jika rasa sakit semakin parah dan memerlukan obat pereda nyeri setiap bulan, saatnya untuk bertindak.

Segera lakukan pemeriksaan, baik dengan USG transabdominal bagi yang belum menikah, atau transvaginal bagi yang sudah menikah. Langkah ini penting untuk mendeteksi kemungkinan adanya kista, adenomiosis, atau kelainan lainnya pada rahim dan indung telur. Kesehatanmu adalah prioritas, jadi jangan tunda lagi!

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Penanganan Nyeri Haid

Penanganan nyeri haid tidak selalu harus melalui jalan pembedahan. Dokter biasanya memulai dengan memberikan obat-obatan untuk mengatur kadar estrogen, baik melalui pil maupun suntikan.

Selain itu, perubahan gaya hidup juga menjadi kunci, seperti menghindari makanan tinggi fitoestrogen, menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, dan menerapkan pola makan sehat.

Pembedahan baru akan dipertimbangkan jika kista yang terbentuk berukuran lebih dari 5 cm dan mengganggu kesuburan. Setelah menjalani operasi, sangat disarankan untuk segera merencanakan kehamilan guna mencegah kista muncul kembali.

"Operasi hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan, karena risiko kekambuhan kista cukup tinggi, terutama pada wanita usia reproduktif," ungkap Agus.

3. Tips Cegah Nyeri Haid Berlebih

Mari kita tingkatkan kualitas hidup dengan menerapkan pola makan sehat! Kurangi konsumsi makanan olahan dan yang kaya fitoestrogen, sambil menjaga berat badan ideal agar kadar estrogen tetap seimbang.

Jangan lupa, rutin berolahraga dan cukup istirahat adalah kunci untuk kesehatan yang optimal. Jika Anda merasakan nyeri haid yang mengganggu, jangan ragu untuk memeriksakan kesehatan secara berkala. Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita bisa meraih tubuh yang lebih bugar dan nyaman!

4. Penyebab Nyeri Haid yang Perlu Diperhatikan

Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan nyeri haid parah:

1. Kista Endometriosis: Terjadi akibat produksi hormon estrogen yang berlebihan, sering kali dipicu oleh pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi berlebihan makanan tinggi fitoestrogen, junk food, atau makanan siap saji.

2. Adenomiosis: Jenis endometriosis yang berada di dinding rahim dan dapat menyebabkan nyeri yang sangat intens.

3. Hiperestrogen: Kelebihan hormon estrogen yang bisa disebabkan oleh obesitas atau asupan makanan tertentu.

Agus menekankan pentingnya gaya hidup sehat, termasuk pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, untuk mengurangi risiko hiperestrogen dan nyeri haid yang parah.

Jadi, bagi para wanita, penting untuk mengenali tanda-tanda tubuh dan tidak ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika merasakan nyeri haid yang mengganggu. Kesehatan Anda adalah prioritas!

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending