Shaum Artinya Puasa secara Lebih Mendalam, Pahami Syarat Wajib dan Perbedaannya dengan Shiyam

Diterbitkan:

Shaum Artinya Puasa secara Lebih Mendalam, Pahami Syarat Wajib dan Perbedaannya dengan Shiyam
Ilustrasi (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Agama Islam pertama kali turun di tanah jazirah Arab. Kemudian, agama Islam disebarkan oleh para Nabi dan Rasul Allah SWT hingga akhirnya menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk tanah air. Jadi tak heran, jika banyak istilah dalam agama Islam yang berasal dari bahasa Arab. Shaum adalah salah satunya. Secara umum, shaum artinya puasa.

Selain shaum, dalam agama Islam juga dikenal istilah shiyam. Punya pelafalan yang mirip, arti shiyam sering kali dianggap sama seperti shaum artinya puasa. Padahal, jika diteliti lebih mendalam ternyata ada perbedaan makna antara shaum dan shiyam. Sebagai seorang muslim, tentu kita perlu tahu perbedaan tersebut sebagai pengetahuan dasar, serta agar tak salah salam mengartikan. Lantas, apa perbedaan itu? 

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan dan penjelasan terkait shaum artinya puasa sekaligus perbedaannya dengan shiyam.

 

 

1. Arti Shaum

Seperti yang telah disinggung di awal, secara umum shaum artinya puasa. Arti ini barangkali sudah melekat di pemahaman setiap umat muslim. Pasalnya, sejak dahulu telah diajarkan bahwa kata puasa dalam bahasa Indonesia berasal dari kata dalam bahasa Arab, yaitu shaum atau shiyam. 

Adapun sebagaimana yang kita tahu, puasa merupakan ibadah yang dilakukan dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu lainnya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sehingga, secara garis besar pemahaman tentang shaum artinya berpuasa juga meliputi penjelasan tersebut.

Namun ternyata, shaum mempunyai arti yang lebih mendalam dibandingkan penjelasan umum tentang puasa tersebut. Shaum ternyata tidak sebatas menahan lapar, haus, dan nafsu lain seperti berhubungan suami istri. Namun lebih dari itu, menurut Imam Al-Ghazali di dalam Kitab Ihya 'Ulumiddin, shaum adalah sebenar-benarnya puasa. 

Menurut Imam Al-Ghazali shaum tak sekadar menahan lapar, haus, dan hawa nafsu. Sebagai sebuah ibadah shaum juga dijalankan dengan menahan diri untuk tidak berbicara, mendengarkan, serta memikirkan sesuatu yang berpotensi merusak amalan badah puasa. Sehingga, untuk menjalankan shaum dibutuhkan kesucian dalam niat hati, perbuatan, bahkan pikiran.

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Perbedaan Shaum dan Shiyam

Secara etimologi, shaum dan shiyam berasal dari bentuk kata dasar yang sama, yaitu shawama. Inilah yang kemudian membuat shiyam dan shaum artinya sering dianggap sama, yaitu Puasa. Sebagai ibadah puasa, shaum dan shiyam dijalankan dengan aturan yang sama yaitu menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari.

Namun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, shaum juga menahan hal-hal lain seperti berbicara, mendengar, dan memikirkan hal-hal yang dapat merusak pahala amalan puasa. Di sinilah letak perbedaan antara shaum dan shiyam. Shaum mempunyai makna yang lebih dalam dan tingkatan yang lebih sulit daripada shaum atau puasa dalam pengertian pada umumnya.

 

 

3. Syarat Wajib Shaum

Kini kita telah mengetahui pengertian shaum artinya puasa menahan lapar, haus, hawa nafsu, bicara, mendengar, dan memikirkan hal yang merusak amalan puasa. Maka dari itu, tentu kita harus berusaha menyempurnakan ibadah tersebut. Sehingga, puasa tak sebatas shiyam melainkan sampai pada tataran yang lebih dalam, yaitu shaum.

Namun untuk menjalankan ibadah puasa atau shaum, ternyata ada beberapa syarat yang harus terpenuhi. Berikut beberapa syarat wajib untuk menjalankan ibadah puasa atau shaum.

1. Beragama Islam.

Merupakan syarat mutlak untuk menjalankan ibadah puasa atau shaum sesuai syariat Islam.

2. Sudah baligh (dapat membedakan baik dan buruk).

Pada laki-laki ditandai dengan keluarnya air mani dan pada perempuan ditandai dengan haid.

3. Berakal sehat atau tidak gila.

Orang yang tidak berakal sehat atau gila dibebaskan dari kewajiban berpuasa. Sebab, mereka tidak akan dapat memetik hikmah dari puasa yang dijalani.

4. Mampu untuk berpuasa sehingga tidak memaksakan diri.

Muslim yang sedang sakit atau usia berusia lanjut tidak diwajibkan berpuasa jika memang tidak mampu. Bila masih mampu mengganti di waktu lain, diperkenankan untuk mengganti. Apabila tidak, diwajibkan mengganti kewajiban puasanya dengan membayar fidyah.

 

 

4. Kewajiban Berpuasa

Terlepas dari perbedaan tipis antara arti shaum dan shiyam, puasa tetap menjadi ibadah yang penting dalam agama Islam. Bahkan, puasa merupakan rukun islam yang ketiga. Artinya, puasa bukan ibadah biasa. Dalam puasa terdapat banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik.

Oleh karena itu, puasa adalah ibadah yang harus dijalankan setiap umat muslim, khususnya puasa yang hukumnya wajib yaitu puasa Ramadhan. Perintah untuk menjalankan ibadah shaum artinya puasa secara lebih mendalam, di antaranya terdapat pada surat Al Baqarah ayat 183, yang artinya sebagai berikut:

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa," (Q.S. Al Baqarah, ayat 183).
 
Itulah di antaranya ulasan dan penjelasan tentang shaum artinya puasa secara lebih mendalam dan perbedaannya dengan shiyam. Semoga bermanfaat, bisa menambah wawasan serta keimanan kita sebagai muslim. Amiin.
 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending