Kapanlagi.com - Bicara tentang gerakan positif yang dipelopori Anies Baswedan, tentu tidak akan terlepas dari kehadiran Indonesia Mengajar.

Melalui program tersebut, Anies berhasil mengajak para lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk turun tangan langsung. Berbagai ilmu dan pengalaman pada anak-anak sekolah dasar di pedalaman.

Nah, selain Indonesia Mengajar, ternyata masih ada lagi inisiatif pendidikan yang memberikan perubahan positif di masyarakat. Namanya Indonesia Menyala.

Program tersebut dilatar belakangi pengamatan sejumlah Pengajar Muda. Istilah pendidik yang disematkan untuk mereka yang bergabung dalam Indonesia Mengajar.

Sepengamatan para Pengajar Muda, mayoritas anak didik di daerah pedalaman kekurangan bahan bacaan bermutu. Melihat kebutuhan tersebut sekaligus sebagai kesadaran pentingnya buku bagi anak-anak yang berada di pelosok, maka Anies menginisiasi berdirinya Indonesia Menyala.

Gerakan ini diaplikasikan dengan membentuk perpustakaan yang bertempat di wilayah penempatan Pengajar Muda. Perpustakaan Indonesia Menyala sendiri terbagi dua macam. Ada perpustakaan tetap dan perpustakaan berputar.

Perpustakaan tetap berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah penempatan. Sementara untuk perpustakaan berputar bentuknya sebuah tas yang dibawa keliling oleh Pengajar Muda agar bisa dibaca masyarakat sekitar.

Indonesia Menyala diklaim menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat pedesaan, sehingga menegaskan bila pendidikan memang hak yang harus diterima setiap masyarakat.