Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, kembali mencuri perhatian publik setelah foto tas sembako bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran" viral di media sosial. Foto ini diunggah usai Gibran melakukan blusukan ke lokasi korban banjir di Kebon Pala, Jakarta Timur. Aksi sosialnya ini menuai beragam reaksi, dari pujian hangat hingga kritik pedas. Banyak yang beranggapan bahwa bantuan tersebut mengandung unsur pencitraan politik, mirip dengan gaya ayahnya, Presiden Joko Widodo, yang kerap memanfaatkan program bantuan sosial untuk memperkenalkan diri.
Menanggapi polemik yang muncul, Istana Kepresidenan memberikan klarifikasi mengenai sumber anggaran bantuan tersebut. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menjelaskan bahwa dana tersebut berasal dari biaya operasional Wakil Presiden yang dialokasikan untuk kegiatan sosial. Meski begitu, penggunaan dana ini tetap menjadi sorotan publik yang menganggapnya sebagai langkah "branding" politik bagi Gibran.
Tak mau ketinggalan, Menteri Sosial Saifullah Yusuf juga memberikan pendapatnya. Ia menegaskan bahwa bantuan sosial seperti ini tidak perlu dipermasalahkan, asalkan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat. Namun, suara kritis terus berdatangan dari berbagai kalangan, termasuk tokoh publik seperti Anies Baswedan dan komedian Pandji Pragiwaksono, yang menyoroti apa yang mereka sebut sebagai politisasi dalam bantuan sosial.
Advertisement
Bantuan sosial yang dibagikan oleh Wakil Presiden Gibran mendadak menjadi perbincangan hangat di jagat maya setelah foto tas sembako bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran" viral di media sosial awal Desember 2024.
Unggahan tersebut menarik perhatian ribuan netizen yang tak segan-segan memberikan like dan komentar, banyak di antaranya mempertanyakan apakah Gibran sedang memanfaatkan bantuan sosial ini untuk memperkuat citra politiknya menjelang kemungkinan peran politik di masa depan.
Beberapa pengamat bahkan mencatat kesamaan langkah ini dengan strategi yang pernah diterapkan oleh Presiden Joko Widodo pada masa lalu, khususnya saat menjelang pemilihan presiden.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Dalam merespons perhatian publik, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengungkapkan asal dana untuk bantuan sosial yang belakangan menjadi sorotan.
Ia menegaskan bahwa dana tersebut diambil dari biaya operasional Wakil Presiden, Gibran, dan bukan dari anggaran negara atau APBN. Dengan kata lain, dana ini merupakan alokasi khusus untuk mendukung kegiatan operasionalnya.
Hasan juga menambahkan bahwa biaya operasional ini memang diperuntukkan bagi berbagai kegiatan, termasuk untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.
Namun, ia tidak merinci apakah penggunaan dana tersebut diawasi atau dilaporkan kepada publik, meninggalkan sedikit tanda tanya di benak masyarakat.
Advertisement
Menteri Sosial Saifullah Yusuf memberikan pandangan yang cukup segar terkait bantuan sosial yang disalurkan oleh Gibran, meskipun tas sembako tersebut mencantumkan nama Wakil Presiden.
Ia menegaskan bahwa esensi utama dari bantuan tersebut adalah manfaat yang dirasakan masyarakat, bukan siapa yang menginisiasi atau cara promosi yang digunakan.
Saifullah pun menekankan bahwa perdebatan mengenai branding politik tidak perlu dilakukan; yang terpenting adalah memastikan bantuan benar-benar sampai ke tangan mereka yang membutuhkan.
Anies Baswedan kembali mencuri perhatian publik dengan pernyataannya yang viral di media sosial mengenai program bantuan sosial (bansos).
Dalam sebuah video berdurasi satu menit yang diunggah oleh akun @BangPino__, Anies dengan tegas menyatakan bahwa mengaitkan bansos dengan individu tertentu dan mengucapkan terima kasih kepada mereka adalah bentuk politisasi yang tidak seharusnya terjadi.
Ia menekankan pentingnya transparansi dalam penyaluran bantuan sosial, yang seharusnya jelas bersumber dari negara, bukan dari individu atau kelompok tertentu.
"Bansos itu bukan dari pribadi, tapi dari negara," ujarnya, menegaskan bahwa bantuan sosial adalah kewajiban negara untuk mendukung masyarakat yang tengah menghadapi kesulitan ekonomi, dan seharusnya dipandang sebagai hak masyarakat, bukan alat untuk kepentingan politik.
Dalam suasana harapan dan kepedulian, program bantuan sosial yang dirancang untuk meringankan beban masyarakat, khususnya para korban banjir di Jakarta, kini menghadapi sorotan tajam.
Di balik niat tulus tersebut, muncul keraguan: apakah bantuan ini benar-benar ditujukan untuk masyarakat atau sekadar alat untuk meraih simpati politik Gibran?
Bantuan yang diberikan oleh Wapres Gibran mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial, berkat foto tas sembako yang mencolok dengan tulisan "Bantuan Wapres Gibran."
Istana Kepresidenan mengungkapkan bahwa dana untuk bantuan tersebut diambil dari biaya operasional Wakil Presiden Gibran, bukan dari anggaran negara atau APBN. Hal ini menunjukkan komitmen Gibran untuk memberikan dukungan tanpa membebani keuangan negara.
Tokoh-tokoh terkemuka seperti Anies Baswedan dan Pandji Pragiwaksono tak segan melontarkan kritik tajam terhadap bantuan yang diberikan, yang mereka anggap lebih sebagai strategi pencitraan politik menjelang pemilihan presiden dan pemilu, daripada upaya tulus untuk membantu masyarakat.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rmt)
Advertisement
Potret Penampilan Kasual Sherina Munaf Selalu Banjir Pujian, Awet Muda di Usia 34 Tahun
Ungkapan Bangga Cut Tari Atas Kemenangan Sydney Raih Juara 1 Gadis Sampul 2024
Tiap Hari Muncul Berita Agus di Sosmed, Hotman Paris: Bosen, Capek
Lekat Dengan Julukan Aktris Cilik Antagonis, Ini 7 Potret Transformasi Gisela Cindy
Potret & Profil Berlliana Lovell, Penyanyi dan Selebgram yang Dulu Pernah Jadi Seorang Pengamen Jalanan