Unsur-Unsur Drama Intrinsik dan Ekstrinsik, Ketahui Juga Jenis-Jenisnya

Penulis: Puput Saputro

Diperbarui: Diterbitkan:

Unsur-Unsur Drama Intrinsik dan Ekstrinsik, Ketahui Juga Jenis-Jenisnya
Unsur-unsur dalam drama (credit: flickr)

Kapanlagi.com - Menonton drama bisa jadi salah satu pilihan kegiatan hiburan. Drama sering menampilkan cerita dengan dialog yang lekat dengan situasi kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang kemudian membuat pertunjukan drama cukup populer dan punya banyak penggemar. Tapi tahukah kalian, bahwa di balik pertunjukan yang memukau, ada unsur-unsur drama atau unsur intrinsik drama yang harus terpenuhi?

Tentu ada beberapa hal yang bisa membuat suatu pertunjukan drama dikatakan baik dan memukau. Hal ini dikarenakan drama termasuk seni pertunjukan yang kompleks. Karena proses produksinya yang harus melibatkan banyak pihak, mulai dari pemain hingga pihak-pihak di balik layar. Terutama tentang unsur intrinsik drama.

Penting untuk mengetahui unsur-unsur drama. Sebab dengan begitu, kita akan lebih mudah menikmati dan memaknai drama yang kita tonton. Pasalnya, bukan saja menghibur drama juga sering menyiratkan pesan tertentu. Bahkan, pertunjukan drama bisa jadi media menyampaikan gagasan hingga kritik.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa unsur-unsur drama atau unsur intrinsik drama dan seluk beluknya.

 

 

1. Pengertian Drama

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama dimaknai sebagai cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi, disusun khusus untuk pertunjukan teater. Namun ternyata, kata drama sebenarnya berasal dari bahasa Yunani 'draomai' yang berarti bertindak. Sementara dalam bahasa Belanda, drama sempat dikenal dengan istilah tonil.

Secara umum drama juga merupakan bentuk karya sastra yang ditampilkan dalam bentuk seni pertunjukan. Drama sama halnya karya sastra lain seperti puisi atau novel. Artinya, drama tidak hanya menghibur tapi juga memberikan pembelajaran nilai-nilai kehidupan.

Oleh karena itu, pertunjukan drama umumnya berisikan dialog antar tokoh disertai dengan adegan-adegan penggambaran yang sesuai dengan situasi saat cerita terjadi. Lewat adegan-adegan dan dialog-dialog itulah sering kali diselipkan pesan hingga kritik.

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Unsur Intrinsik Drama

Sama seperti karya sastra lainnya, drama juga mempunyai unsur-unsur intrinsik yang membentuknya. Unsur-unsur drama inilah yang membuat suatu pertunjukan drama terlihat memukau. Berikut beberapa unsur-unsur intrinsik dalam drama.

1. Tema
Tema menjadi unsur paling penting dalam drama. Tema merupakan gagasan yang mendasari cerita dari suatu pementasan drama. Bagi penonton tema berguna untuk membantu memahami pesan dalam drama. Sementara bagi pemain, tema akan membantu mereka menentukan watak dari karakter yang dimainkan.

2. Amanat
Unsur drama berikutnya tak kalah penting dengan tema, yaitu amanat. Amanat merupakan makna atau pesan yang ingin disampaikan pada penonton. Amanat bisa disampaikan secara tersirat ataupun tersurat dalam dialog antar pemain.

3. Alur
Alur merupakan jalan cerita dari sebuah pertunjukan drama secara keseluruhan. Alur dalam drama biasanya terdiri atas perkenalan, permulaan permasalahan, konflik, klimaks, dan penyelesaian permasalahan.

4. Tokoh
Keberadaan tokoh atau karakter dalam pertunjukan drama bisa dibilang suatu kewajiban. Pasalnya, lewat tokoh inilah cerita drama disampaikan dengan dialog-dialog dan adegan-adegan. Dalam pertunjukan drama dikenal istilah tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Pembagian tersebut sesuai dengan watak dari masing-masing peran yang dimainkan.

5. Dialog
Tak kalah dengan tokoh, dialog juga jadi unsur drama yang penting. Dialog merupakan percakapan antara tokoh atau pemain dalam sebuah pementasan drama.

6. Setting atau Latar
Setting atau Latar merupakan penggambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa yang melatarbelakangi cerita drama. Dengan setting atau latar yang kuat, drama akan tampak semakin meyakinkan dan memukau.

 

 

3. Unsur Ekstrinsik Drama

Selain unsur intrinsik, drama juga dipengaruhi oleh unsur-unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik barang kali tidak tampak dalam pementasan seperti unsur intrinsik, tapi unsur drama ini juga tak kalah pentingnya. Pasalnya unsur-unsur ekstrinsik inilah yang bisa jadi secara tidak langsung mempengaruhi cerita drama yang dipentaskan. Beberapa hal yang bisa menjadi unsur ekstrinsik di antaranya asal usul penulis, pendidikannya, agamanya, dan lain-lain.

 

 

4. Struktur Drama

Nah, bila sudah memahami unsur intrinsik drama, maka KLovers bisa mengetahui apa itu struktur drama. Ya, dalam sebuah pementasan drama tentu ada strukturnya. Berikut ini penjelasan tentang struktur drama dilansir dari Kemendikbud:

1. Prolog

Prolog adalah kalimat atau kata-kata pembuka, pengantar, maupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu yang telah di set dalam sebuah unsur intrinsik drama.

2. Dialog

Struktur drama selanjutnya adalah dialog. Dialog adalah segalanya dalam sebuah pertunjukan, bukan hanya drama tetapi pertunjukan sastra maupun seni. Dalam drama, keberadaan dialog menjadi lebih penting lagi karena dengan berdialog, para tokoh bisa menggambarkan kisah dalam drama tersebut, mulai dari prolog, masalah, konflik, hingga epilog. Dialog sendiri dipecah menjadi beberapa bagian yakni pengenalan yang memperkenalkan tokoh, situasi, dan peristiwa yang sedang terjadi saat itu.

3. Orientasi

Orientasi merupakan pengenalan dan pengaturan aksi dan tempat yang meliputi pengenalan tokoh, menyatakan situasi dan cerita, hingga permulaan dalam mengajukan konflik yang akan terjadi dalam kisah yang dibawakan dalam drama, bila kalian ingin membuat sebuah drama.

4. Komplikasi

Komplikasi atau disebut juga sebagai bagian tengah cerita yang mulai mengembangkan konflik. Pada bagian ini tokoh utama akan menemukan berbagai rintangan antara ia dan tujuan atau keinginannya. Tokoh juga kerap mengalami berbagai kesalahpahaman dalam perjuangannya untuk menghadapi berbagai rintangan tersebut dalam sebuah drama.

5. Resolusi (Denouement)

Resolusi yakni penyelesaian dari komplikasi atau berbagai rintangan yang menghalangi tokoh utama. Bagian ini harus muncul secara logis dan sesuai dengan berbagai komplikasi atau klimaks (puncak konflik yang menyekat komplikasi dan resolusi) yang sebelumnya telah dihadirkan.

6. Epilog

Epilog merupakan bagian penutup dari drama berupa kata-kata penutup yang berisi simpulan atau amanat mengenai keseluruhan isi drama. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu, bila kalian akan membuat drama.

7. Episode

Episode identik dengan drama yang ditayangkan di televisi. Pada dasarnya, episode adalah bagian dari naskah atau script sebuah drama, dan ditayangkan secara berurutan. Meski begitu, episode drama tidak sepanjang. Biasanya drama hanya terdiri dari beberapa episode, dan jumlahnya tidak mencapai belasan, apalagi ribuan.

8. Adegan

Adegan sendiri merupakan perubahan peristiwa dalam sebuah drama. Biasanya ditandai dengan perubahan setting dan layar, juga pemainnya. Perubahan sengaja dilakukan agar pertunjukan drama itu jadi menarik dan tidak membuat para penonton yang hadir kebosanan.

 

 

5. Ciri-Ciri Drama

Kemudian, untuk lebih memahami lagi penjelasan tentang unsur intrinsik drama, KLovers bisa mengetahui ciri-ciri dalam sebuah drama. Tidak semua kesenian adalah sebuah drama ya KLovers. Untuk bisa mengidentifikasinya, kita perlu mengerti dan memahami ciri-ciri drama. Adapun beberapa ciri-ciri drama adalah sebagai berikut.

1. Mempertunjukkan Dialog

Dialog menjadi salah satu unsur penting dalam drama. Keberadaan dialog sekaligus menjadi salah satu ciri-ciri dari drama yang paling menonjol. Dialog ditampilkan oleh tokoh-tokoh yang saling berinteraksi.

2. Adanya Adegan

Di samping adanya dialog, ciri-ciri drama lainnya adalah adanya adegan. Dialog dan adegan dalam drama memang menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan. Adegan dalam drama juga berlangsung satu kali, artinya tanpa ada pengulangan sama sekali.

3. Merupakan Bagian dari Prosa

Drama adalah bagian dari karya sastra, khususnya jenis prosa. Seperti yang kita tahu, drama merupakan naskah cerita yang kemudian dipentaskan. Artinya, drama berasal dari prosa atau cerita yang bermula dari imajinasi dan ide. Apalagi, belakangan banyak bermunculan pementasan drama yang diadopsi dari karya-karya bentuk prosa seperti novel, cerpen, hikayat, dan sebagainya.

4. Mengandung Nilai-Nilai Kehidupan

Sebagai bagian dari karya sastra, drama tidak saja menghibur. Dalam drama juga terkandung banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa dipetik penonton.

5. Menceritakan Suatu Konflik

Drama mempunyai alur yang bisa dibilang saklek. Alur dalam drama harus meliputi perkenalan, permulaan konflik, konflik, klimaks, hingga penyelesaian konflik. Ya, konflik menjadi bagian terpenting atau inti dalam drama. Oleh karena itu, konflik dalam drama sering dibuat besar, pelik, dan acap kali tak tertebak.

6. Menggunakan Gaya Bahasa yang Khas

Drama sering kali dibuat dengan mengangkat cerita sehari-hari. Oleh karena itu, pemakaian gaya bahasa yang khas salah satu ciri-ciri drama. Pemakaian bahasa dalam dialog drama akan disesuaikan dengan tema drama yang diangkat. Namun, untuk membuat drama tampak realistis biasanya drama akan disajikan dengan bahasa sehari-hari.

7. Bisa Menampilkan Puisi

Drama ternyata juga bisa muncul dalam bentuk pertunjukan puisi. Terlebih drama dan puisi juga punya kesamaan dalam hal mengandung pesan atau makna mendalam. Selain itu, sering kali dialog-dialog dalam drama juga disampaikan dalam bahasa kiasan layaknya puisi.

8. Dipentaskan di Atas Panggung dengan Properti

Sebagai seni pertunjukan, pada umumnya drama dipentaskan secara langsung di atas panggung. Panggung pementasan drama akan di-setting dengan berbagai properti untuk mendukung suasana dan alur cerita.

 

 

6. Jenis-Jenis Drama

Seiring dengan perkembangannya, drama terdiri atas beberapa macam. Setiap jenis drama tersebut mempunyai karakteristiknya masing-masing. Berikut beberapa jenis-jenis drama.

1. Komedi
Komedi merupakan jenis drama yang jalan ceritanya bisa memancing kelucuan dan gelak tawa para penonton. Drama komedi biasanya dibuat dengan tujuan menghibur penonton.

2. Tragedi
Berkebalikan dengan komedi, tragedi merupakan jenis drama yang menggambarkan kesedihan.

3. Tragikomedi
Tragikomedi merupakan jenis drama yang terdapat unsur tragedi (kesedihan) dan komedi (kelucuan) di dalamnya. Jadi, selain menampilkan kisah sedih drama ini juga diselingi dengan candaan.

4. Opera
Opera merupakan jenis drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik. Jadi, selain menampilkan akting pemain pementasan drama opera juga memperlihatkan pertunjukan musik yang merdu.

5. Melodrama
Hampir mirip dengan opera, melodrama adalah jenis drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi musik. Namun dalam hal ini, musik berguna untuk membawa emosi penonton masuk ke dalam jalan cerita.

6. Sendratari
Berbeda dengan opera dan melodrama, sendratari justru menggabungkan antara seni drama dan seni tari. Pada jenis drama ini, tarian bisa berfungsi sebagai penguat ekspresi bahkan pengganti dialog.

7. Tablo
Tablo adalah drama yang lebih mengutamakan gerak-gerik para pemainnya. Karena lebih menonjolkan gerak-gerik, maka penonton harus menebak sendiri alur cerita yang disajikan melalui gerakan yang dibuat.

8. Farce
Farce adalah jenis drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan. Bedanya, guyonan pada farce biasanya lebih bersifat satir (menyindir) secara ringan.

Itulah di antaranya ulasan mengenai unsur-unsur drama atau unsur intrinsik drama, berikut seluk-beluknya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan.

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending