Ciri-Ciri Puisi dan Unsur-Unsurnya, Ketahui Juga Jenis Puisi Lama - Baru

Penulis: Puput Saputro

Diterbitkan:

Ciri-Ciri Puisi dan Unsur-Unsurnya, Ketahui Juga Jenis Puisi Lama - Baru
Ilustrasi (credit: freepik)

Kapanlagi.com - Puisi identik dengan tulisan berupa kata-kata indah yang mengandung makna mendalam. Pasalnya puisi juga bisa menjadi media penyampai pesan dan perasaan. Itulah mengapa membaca puisi tidak hanya membuat kita terhibur dan merasa bahagia, melainkan juga bisa memberikan renungan, bahkan pembelajaran. Dengan mengetahui ciri-ciri puisi, kita akan lebih mudah memahami karya sastra yang satu ini.

Sebagai karya sastra, puisi tak pernah kehilangan pamornya. Puisi selalu punya penggemar tersendiri. Setiap tahunnya, nama-nama penyair muda bermunculan. Sementara, nama-nama penyair kawakan seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, Sapardi Djoko Damono, hingga Joko Pinurbo juga tak pernah tenggelam. Tak heran, jika tak sedikit orang yang ingin belajar menulis puisi.

Untuk bisa menulis puisi, tentunya penting untuk tahu ciri-ciri puisi. Selain itu, di dalam puisi juga terdapat unsur-unsur yang harus terpenuhi, agar puisi yang ditulis baik dan bisa menyentuh. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan mengenai seluk-beluk puisi.

 

1. Pengertian Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Puisi ditulis dengan tujuan mengungkapkan sebuah perasaan atau suatu buah pikiran secara kreatif dan imajinatif. Seseorang yang piawai membuat atau menciptakan sebuah puisi disebut penyair. Saat membuat puisi, seorang penyair akan menggunakan bahasa yang sistematis dan menyimpan banyak makna sesuai pesan yang ingin disampaikan.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Unsur-Unsur dalam Puisi

Sama halnya bentuk karya sastra lainnya, puisi juga tersusun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Tanpa kedua unsur ini puisi bisa kehilangan keindahan dan pesan atau maknanya. Berikut ulasan mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam puisi.

1. Unsur Intrinsik Puisi
Unsur intrinsik puisi adalah unsur yang terkandung dalam puisi dan sangat memengaruhi puisi posisi sebagai karya sastra. Unsur intrinsik puisi, meliputi diksi, imaji, majas atau gaya bahasa, bunyi, rima, ritme, dan tema.

2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik puisi bisa berupa berbagai aspek yang bisa mempengaruhi proses kepenulisan puisi. Aspek-aspek tersebut antara lain, aspek historis, aspek psikologis, aspek filsafat, dan aspek religius.

 

3. Ciri-Ciri Puisi secara Umum

Mengetahui ciri-ciri puisi akan mempermudah kita dalam mengidentifikasi jenis dan makna yang terkandung di dalamnya. Sebab, terdapat dua jenis puisi dengan ciri-ciri dan gaya penyampaian yang berbeda-beda. Namun, sebelum mempelajari jenis-jenis puisi, sebaiknya pahami dulu ciri-ciri dari puisi secara umum berikut ini.

1. Penggunaan bait memiliki bentuk yang terdiri dari baris-baris.

2. Penggunaan diksi memiliki bentuk yang bersifat kiasan (imajinatif), padat, dan indah.

3. Penggunaan majas memiliki bentuk yang sangat dominan dalam penggunaan gaya bahasa.

4. Penggunaan diksi mempertimbangkan adanya rima dan persajakan dalam bentuknya.

5. Penggunaan setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapannya.

 

4. Puisi Lama dan Jenis-Jenisnya

Seperti yang disinggung sebelumnya, berdasarkan masa serta bentuknya puisi terbagi atas dua macam, salah satunya puisi lama. Puisi lama merupakan puisi yang penulisannya terikat oleh aturan-aturan atau pakem-pakem lama. Misalnya jumlah baris, jumlah bait, bunyi sajak atau rima, jumlah suku kata pada tiap baris, dan irama.

Berikut beberapa jenis puisi lama:

1. Pantun yaitu bentuk puisi lama dengan ciri khas sajak berpola a-b-a-b, dengan tiap baris terdiri 8-12 suku kata, terdiri atas 4 baris dengan ketentuan baris pertama kedua merupakan sampiran dan baris ketiga keempat merupakan isi.

2. Mantra yaitu sajak yang berisi ucapan-ucapan yang dianggap mempunyai suatu kekuatan yang bersifat gaib.

3. Gurindam yaitu jenis puisi lama yang satu baitnya terdiri dari dua baris dengan sajak a-a a-a, dan mengandung nasihat-nasihat.

4. Syair yaitu jenis puisi lama yang berasal dari tanah Arab, ciri khas syair setiap baitnya terdiri 4 baris dengan sajak a-a-a-a. Syair bisa berisi nasihat atau sebuah cerita.

5. Karmina yaitu jenis pantun lebih pendek.

6. Talibun yaitu jenis puisi lama dengan ciri-ciri puisi seperti sebuah pantun genap. Tiap bait terdiri dari sebuah bilangan genap seperti 6, 8, maupun 10 baris.

 

5. Puisi Baru dan Jenis-Jenisnya

Jenis puisi lainnya, yaitu puisi baru. Berkebalikan dengan puisi lama, puisi baru sudah tidak terikat pada aturan-aturan penulisan, seperti jumlah baris, suku kata, maupun rima. Sehingga, lebih bebas dalam hal penulisan dan gaya penyampaiannya.

Berikut beberapa jenis puisi baru:

1. Balada adalah sebuah puisi yang berisi cerita-cerita. Balada terdiri dari 3 bait, masing-masing bait terdiri dari 8 larik, larik pertama memiliki skema rima a-b-a-b-b-c-c-d, kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c, dan skema rima yang terakhir dalam satu bait pertama digunakan sebagai referensi dalam bait-bait selanjutnya.

2. Himne adalah puisi baru yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, tanah air, pahlawan, dan Lembaga.

3. Ode adalah puisi baru yang berisi sanjungan bagi orang yang berjasa. Nada dan gaya Ode sangatlah resmi, bernada anggun, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi maupun suatu peristiwa.

4. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup.

5. Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan penyair tentang cinta kasih.

6. Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.

7. Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.

8. Oktaf atau Stanza adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris.

9. Elegi adalah puisi yang berisi sebuah kesedihan.

10. Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris.

11. Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.

12. Satire adalah puisi yang berisi sindiran atau kritikan.

13. Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris atau puisi seuntai.

14. Soneta adalah jenis puisi baru yang memiliki ciri-ciri puisi terdiri dari 14 baris yang dibagi menjadi 2, pada 2 bait pertama terdiri 4 baris, dan pada 2 bait kedua terdiri 3 baris.

15. Terzina adalah puisi yang pada tiap baitnya terdiri dari 3 baris.

Itulah di antaranya ulasan mengenai ciri-ciri puisi berikut dengan unsur-unsur dan jenisnya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending