4 Contoh Resensi Novel Singkat, Bisa Jadi Referensi untuk Belajar

Diperbarui: Diterbitkan:

4 Contoh Resensi Novel Singkat, Bisa Jadi Referensi untuk Belajar
Ilustrasi (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Beberapa orang punya kebiasaan menulis resensi setiap kali selesai membaca sebuah novel. Pasalnya, resensi merupakan teks ulasan yang mengulas sinopsis, kelebihan, dan kekurangan dari novel yang dibaca. Dengan menulis resensi novel, pembaca tidak akan melupakan isi dan inti dari suatu novel, meski sudah membaca banyak buku lainnya.

Selain itu, membuat resensi novel juga bisa berguna untuk calon pembaca. Sebab, tak sedikit orang yang mencari resensi novel sebelum membeli dan membaca sebuah novel. Dengan membaca teks resensi, pembaca bisa menilai apakah suatu novel sesuai dengan minatnya atau justru sebaliknya.

Namun, membuat teks resensi bisa dibilang susah-susah gampang. Dalam resensi novel harus termuat beberapa hal seperti identitas buku novel, sinopsis, ulasan singkat berisi kelebihan dan kekurangan. Sementara di bagian akhir resensi novel, ditutup simpulan yang menyatakan apakah novel tersebut direkomendasikan untuk dibaca atau sebaliknya.

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa contoh teks resensi novel singkat yang bisa kalian simak dan pelajari.

 

1. Contoh Resensi Novel Laskar Pelangi

Laskar Pelangi jadi salah satu novel Indonesia paling populer dan laris sepanjang masa. Tak hanya seru, novel ini juga mengandung banyak nilai-nilai dan motivasi berharga. Berikut contoh resensi novel Laskar Pelangi

Identitas novel

- Judul Buku: Laskar Pelangi

- Pengarang: Andrea Hirata

- Penerbit: Bentang Pustaka, Yogyakarta

- Tahun Terbit: 2005

- Jumlah Halaman: 529 halaman

Laskar Pelangi menceritakan tentang kehidupan sekelompok siswa sebuah SD di Pulau Belitung. Dikisahkan SD tersebut nyaris ditutup karena kekurangan murid dan fasilitas yang tak memadai. Selain itu, masyarakat juga hidup dalam kemiskinan. Meski begitu, para murid tetap memiliki semangat bersekolah yang tinggi.

Keadaan SD mereka sangat memprihatinkan. Tak hanya dari fasilitas, sekolah tersebut juga kekurangan guru dan murid. Ibu Muslimah merupakan sosok guru di sekolah itu. Sosoknya dikenal sebagai seorang yang sangat penyabar dalam mendidik para murid yang punya semangat tinggi dalam belajar.

Di tengah berbagai kondisi yang serba kurang dan memprihatinkan, Ibu Muslimah dan para murid tetap semangat. Mereka mengukir prestasi demi prestasi dan terus bertekad mengejar cita-cita.

Kisah tentang Bu Muslimah dan murid-muridnya di novel ini, disampaikan dengan bahasa yang baik dan mudah dipahami. Alur ceritanya pun sangat sederhana tapi tetap memunculkan konflik-konflik kecil sederhana yang bikin kisahnya semakin menarik untuk dibaca. Dari kisah perjuangan Ibu Muslimah dan murid-muridnya, banyak pelajaran hidup yang bisa diambil.

Novel Laskar Pelangi konon ditulis berdasarkan pengalaman nyata sang penulis semasa kecilnya di Pulau Belitung. Sayangnya, latar belakang cerita yang termasuk daerah terpencil itu membuat banyak pembaca mungkin kurang relevan. Apalagi untuk pembaca yang tumbuh dan tinggal di perkotaan.

Namun permasalahan latar belakang lokasi tersebut hanyalah kekurangan yang sangat minor dan subjektif. Bisa jadi pembaca lain tetap merasa relevan dan tidak terganggu sama sekali. Pada akhirnya, Laskar Pelangi tetap jadi salah satu novel Indonesia terbaik yang sayang jika kalian lewatkan.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Contoh Resensi Novel Dilan 1990

Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 juga jadi salah satu novel yang cukup fenomenal. Novel ini menghadirkan kisah cinta remaja yang segar dan manis. Berikut contoh teks resensi novel Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

- Judul Buku: Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

- Penulis: Pidi Baiq

- Penerbit: Pastel Books

- Tahun Terbit: 2014

- Tebal: 328 halaman

Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 karya penulis Pidi Baiq mengisahkan kisah cinta dua remaja SMA di Bandung pada tahun 1990-an. Sepasang remaja itu adalah Dilan dan Milea. Dilan merupakan siswa baru yang dikenal sebagai anak geng motor berperilaku berandal. Tak disangka, dengan pesonanya itu Dilan berhasil meluluhkan hati Milea siswi cantik dan pintar di sekolahnya.

Namun, hubungan Dilan dan Milea tak berjalan lancar. Ada banyak halangan, termasuk perbedaan latar belakang hingga sifat Dilan yang ternyata pencemburu.

Meski mengangkat latar tahun 1990-an, Pidi Baiq tetap menggunakan gaya bahasa yang cenderung santai dan mudah dipahami. Di lain sisi, gaya bahasa itu tetap mampu menggambarkan suasana pada masa itu.

Karakter Dilan yang misterius dan penuh teka-teki juga jadi daya tarik tersendiri di novel ini. Banyak momen yang membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan kisah cinta Dilan yang penuh teka-teki.

Sayangnya, novel ini juga tak luput dari beberapa kekurangan. Salah satunya terkait alur cerita yang dibangun secara lambat. Hal ini membuat beberapa fase cerita terasa monoton. Di samping itu, penggambaran karakter Milea yang cenderung pasif juga membuat pembaca merasa agak kecewa karena ingin melihat karakter perempuan yang lebih kuat dan mandiri.

Secara keseluruhan Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1990 merupakan novel yang akan cocok bagi kalian, pecinta kisah cinta remaja yang ringan tapi tetap romantis. Meski memiliki beberapa kekurangan, buku ini tetap berhasil menarik perhatian pembaca dengan karakter Dilan yang misterius dan gaya bahasa yang mudah dipahami.

 

3. Contoh Resensi Novel Perahu Kertas

Siapa yang tak kenal Dee Lestari? Penulis dengan nama asli Dewi Lestari ini dikenal lewat sejumlah karyanya yang fenomenal. Novel Perahu Kertas adalah salah satunya. Novel ini mengisahkan tentang cinta, persahabatan, dan cita-cita. Berikut contoh resensi novel Perahu Kertas.

- Judul buku: Perahu Kertas

- Penulis: Dee Lestari

- Penerbit : Treudee Pustaka dan Bentang Pustaka

- Tahun Terbit: 2010

- Tebal Halaman: 444 hlm

Perahu Kertas merupakan novel yang mengisahkan tentang seorang pria bernama Keenan. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Belanda, Keenan bercita-cita menjadi seorang seniman lukis. Namun, keinginan Keenan ditentang sang ayah yang menginginkannya kuliah lagi mengambil jurusan ekonomi.

Sementara itu, Kugy adalah seorang perempuan ceria dan periang. Kugy punya kebiasaan unik yaitu menuliskan perasaannya pada kertas yang kemudian dibentuk seperti perahu lalu menghanyutkannya di sungai. Kugy yang menyukai dongeng berharap suratnya bakal dibaca Dewa Neptunus.

Kugy, Eko, dan Noni yang sudah berteman sejak masih kecil. Mereka jugalah yang mempertemukan Keenan dan Kugy. Dari perkenalan itu, Kugy dan Keenan akhirnya saling menyukai, tetapi memilih memendam perasaan masing-masing. Hal ini dikarenakan Kugy sudah memiliki Joshua dan Keenan dijodohkan dengan Wanda.

Sekian tahun berselang, Kugy telah menamatkan pendidikannya dan bekerja sebagai copywriter. Sementara itu, Keenan tetap bertekad menjadi pelukis. Karenanya, Keenan memutuskan untuk pergi ke Bali. Meski sudah terpisah begitu jauh, takdir tetap menghubungkan Kugy dan Keenan.

Dee Lestari, dengan kemampuannya merangkai kata mampu menggambarkan setiap karakternya dengan cara yang unik. Tak hanya fokus pada kisah cinta, novel ini juga memberikan porsi yang berimbang untuk kisah tentang persahabatan dan cita-cita.

Sayangnya, tema yang cukup umum membuat sebagian kisahnya terdengar klise. Alur dalam novel inipun juga cenderung mudah ditebak terlebih jika kalian biasa membaca novel tentang cinta dan persahabatan. Kendati begitu, Perahu Kertas tetap jadi novel yang sangat layak kalian baca. Pesan-pesan tentang cinta, persahabatan, dan cita-cita tetap akan relevan untuk pembaca.

 

4. Contoh Resensi Novel 5 CM

5 CM menjadi salah satu novel Indonesia yang kemudian diangkat ke layar lebar. Film ini pun cukup laris dan berhasil meraih banyak penonton. Namun membaca novelnya jelas tak akan kalah seru dan menyenangkan. Berikut contoh resensi novel 5 CM.

Judul Novel : 5 CM

Penulis Buku : Dhonny Dhirgantoro

Penerbit Novel : PT Grasindo

Tahun Terbit : Mei 2005

Tebal Buku : 381 halaman

Novel 5 CM menceritakan persahabatan 5 orang pemuda pemudi dengan berbagai kepribadian yang dimiliki, yakni Genta, Zafran, Arial, Riani, dan Ian. Mereka telah bersahabat lama sampai tak disangka diwarnai tumbuh perasaan cinta di tengah gairah berpetualangan dan obsesi mengejar mimpi-mimpi bersama.

Suatu ketika, mereka bertemu juga pada titik kejenuhan dalam persahabatan. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak saling berkomunikasi antara satu dengan lainnya selama 3 bulan. Dalam masa berpisah itu mereka tidak berkomunikasi dalam bentuk apapun.

Setelah 3 bulan, banyak hal terjadi perubahan dalam diri mereka masing-masing. Mereka pun memutuskan untuk melepas rasa kangen dengan melakukan reuni mendaki gunung Mahameru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Mulai dari sinilah, petualangan dan perjalanan mereka dimulai.

5 CM menjadi novel yang mengajarkan arti persahabatan secara praktis. Kisah dalam novel ini menunjukkan bahwa dalam menempuh perjalanan yang rintangan, persahabatan akan membuat segalanya dirasa semakin mudah. Petualangan yang disajikan juga terasa begitu nyata, seru, dan menegangkan. Pembaca juga akan terbawa terhanyut dalam dilema persahabatan dan cinta.

Bagian akhir cerita novel 5 CM berlangsung happy ending. Namun, ada kesan kurang pas. Hal ini lantaran penyelesaian yang kurang tepat, khususnya terkait konflik batin persahabatan dan cinta setiap tokohnya yang terasa sangat dipaksakan.

Kendati begitu, novel 5 CM tetap jadi novel persahabatan yang seru dan sayang jika dilewatkan. Kalian yang haus akan kisah persahabatan dan petualangan seru, wajib baca novel yang satu ini!

Itulah di antaranya beberapa contoh resensi novel. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan!

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)