5 Jenis-jenis Penelitian Lengkap Beserta Pengertian dan Contohnya

5 Jenis-jenis Penelitian Lengkap Beserta Pengertian dan Contohnya
(credit: pixabay)

Kapanlagi.com - Apakah kalian pernah melakukan penelitian? Sebenarnya ilmu penelitian sudah diterapkan dan dipraktikkan sejak masih duduk di bangku sekolah, umumnya di sekolah menengah atas. Penelitian adalah proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi, atau mengembangkan sebuah penyelidikan yang menghasilkan ilmu pengetahuan. Tujuan penelitian untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban dari rumusan masalah penelitian tersebut.

Penelitian adalah hal yang menyenangkan untuk dilakukan, terutama untuk kalian yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap sebuah permasalahan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan dalam penelitian, mulai dari beragam metode dan jenis-jenis penelitian. Ada beberapa jenis penelitian berdasarkan tujuannya, seperti:

1. Penelitian Eksperimen

(credit: pixabay)

Jenis penelitian yang pertama adalah penelitian eksperimen.. penelitian ini termasuk dalam metode penelitian kuantitatif, yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Ada empat faktor utama yang ada dalam penelitian eksperimen yaitu hipotesis, variabel independen, variabel dependen, dan subjek. Hipotesis dalam penelitian ini adalah keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti akan diuji.

Berdasarkan hipotesis tersebut, selanjutnya dapat ditentukan variabel independen dan variabel dependen serta subjek yang akan digunakan untuk penelitian. Penelitian ini bisa digunakan sesuai fungsi dari pengertiannya, misalkan jika seseorang peneliti akan meneliti mengenai "Pengaruh Cooperative Learning Model Terhadap Konsep Siswa Mata Pelajaran Ekonomi".

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Penelitian Deskriptif

Jenis penelitian selanjutnya adalah penelitian deskripti yang menggunakan metode penelitian dengan proses datanya memungkinkan peneliti untuk menghasilkan deskripsi tentang fenomena sosial yang diteliti. Melalui data deskriptif, peneliti mampu mengidentifikasi mengapa, apa dan bagaimana sebuah fenomena sosial terjadi. Sebagaimana yang sudah dijelaskan, tujuan utama metode penelitian ini ada tiga yaitu mendeskripsikan, menjelaskan, dan memvalidasi temuan penelitian.

Meskipun metode penelitian deskriptif memungkinkan untuk melibatkan berbagai variabel, hanya satu variabel saja yang bisa digunakan untuk menjelaskan. Misalnya penelitian tentang motivasi perilaku selfie di media sosial seperti instagram. Penelitian ini bisa merancang banyak variabel, dengan hanya menggunakan satu variabel saja yaitu motivasi perilaku selfie.

3. Penelitian Korelasional

(credit: pixabay)

Penelitian korelasional adalah salah satu jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang berupaya mendeteksi ada atau tidaknya korelasi antar variabel. Jenis penelitian ini menggunakan analisis statistik untuk mengetahui korelasi antar variabel. Korelasional menunjukkan bahwa peningkatan atau penurunan di satu variabel sejalan dengan peningkatan atau penurunan di variabel yang lain.

Penelitian korelasional mampu menunjukan ada atau tidaknya korelasi, misalnya ketika ingin menyelesaikan isu korupsi di lembaga penegak hukum atau ketika seseorang menghimbau untuk memakai masker saat naik motor demi mengurangi terpapar debu.

4. Penelitian Studi Kasus

Studi kasus adalah metode penelitian atau strategi dalam penelitian untuk mengungkapkan kasus tertentu. Jika pengertian eksperimen lebih mengacu pada strategi penelitian, berbeda dengan penelitian studi kasus yang lebih mengarah pada hasil penelitian. Seperti metode penelitian kualitatif pada umumnya, data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan baik melalui wawancara, observasi, partisipasi, atau dokumentasi.

Data yang diperoleh dari wawancara kadang kala belum lengkap, sehingga harus dicari lewat cara lain seperti observasi dan partisipasi. Untuk memperoleh pengetahuan secara mendalam, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti tapi juga dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Data dan informasi memang bisa didapat dari banyak sumber, tapi perlu dibatasi hanya untuk kasus yang diteliti.

Untuk memperoleh informasi yang mendalam terhadap sebuah kasus, maka diperlukan seorang informan yang kompeten. Sebuah penelitian studi kasus biasanya digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan pengaturan pendidikan. Sebagai contoh studi kasus misalnya untuk mempelajari masalah psikologis seperti perkembangan anak yang dibesarkan oleh orangtua tunggal, tuli atau efek pada anak yang telah diisolasi.

5. Penelitian Etnografi

(credit: pixabay)

Etnografi menjadi jenis-jenis penelitian yang terakhir. Etnografi adalah suatu ilmu yang mengkaji budaya sekelompok orang. Penelitian etnografi bermula dari penelitian antropologi yang berusaha mengamati budaya di suatu tempat. Antropologi sendiri adalah bidang ilmu yang memahami sudut pandang orang di lingkup tertentu. Etnografi memiliki sesitivitas terhadap konteks dan latar penelitian. Strategi ini cocok untuk penelitian yang memiliki keterikatan erat dengan latar penelitian (Hammersley and Atkonson 2007).

Dengan demikian, penelitian ini cenderung untuk melibatkan diri di lapangan untuk beberapa waktu dan melakukan observasi mendetail. Salah satu keterbatasan penelitian etnografis adalah masalah generalisasi yang sering diragukan. Riset di satu lokasi atau kasus memang tidak bertujuan untuk generalisasi temuan. Penelitian etnograsi fokus pada aspek intrinsik, sehingga generalisasi bukanlah perhatian utama. Untuk lebih memahami jenis penelitian etnografi bisa melalui beberapa contoh. Contoh yang bisa dipergunakan dalam penelitian etnografi ini misalnya mengangkat kehidupan yang ada di dalam suku. Kehidupan suku di Indonesia ini beragam mulai dari Sabang sampai dengan Merauke.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

Rekomendasi
Trending