Ambigu Adalah Tuturan yang Bermakna Lebih dari Satu, Ketahui Juga Bentuk dan Contohnya

Penulis: Anik Setiyaningrum

Diterbitkan:

Ambigu Adalah Tuturan yang Bermakna Lebih dari Satu, Ketahui Juga Bentuk dan Contohnya
Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Kapanlagi.com - Dalam sebuah obrolan, bisa saja terjadi kasus salah paham. Frasa atau kalimat ambigu adalah salah satu penyebab yang menimbulkan kesalahpahaman tersebut. Sepertinya, situasi tersebut bukan hal yang asing dalam komunikasi.

Perbedaan makna antara penutur dan pendengar sangat mungkin terjadi, entah karena persamaan bunyi satu kata dengan kata lain atau karena kata tersebut punya makna lebih dari satu. Agar komunikasi berjalan lancar, menghindari sesuatu yang ambigu adalah hal yang perlu dilakukan.

Artinya, seluk-beluk tentang ambigu adalah hal yang perlu diketahui. Nah, agar kalian makin paham, langsung saja simak informasi berisi penjelasan tentang ambigu berikut ini.

 

 

1. Pengertian Ambigu Adalah

Ambigu adalah frasa atau kata yang bermakna ganda. Dalam sebuah obrolan, sesuatu yang ambigu bisa menimbulkan keraguan atau ketidakjelasan makna.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ambigu adalah sesuatu yang bermakna lebih dari satu. Jika dilihat dari segi bahasa, ambigu berasal dari ambiguitas yang berasal dari bahasa Inggris ambiguity yang berarti sesuatu yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti.

Selain itu, ambiguitas juga bisa disebut sebagai ketaksaan. Ketaksaan atau ambigu adalah kegandaan makna yang diucapkan sehingga menimbulkan kesalahpahaman atau ketidakpahaman sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kesulitan pendengar atau pembaca menangkap makna yang disampaikan.

Ambigu adalah sebuah tuturan entah itu kata atau kalimat yang bermakna lebih dari satu. Ambigu berasal dari kata ambiguitas yang

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Bentuk Ambigu Adalah

Ambigu adalah suatu hal yang bisa ditemui dalam berbagai situasi. Berikut ini penjelasan mengenai berbagai bentuk ambiguitas menurut Ruth M. Kempson dalam Semantics Theory.

1. Ambiguitas Fonetik

Ambiguitas pada fonetik (sistem bunyi suatu bahasa) terjadi karena berbaurnya bunyi-bunyi bahasa yang dilafalkan. Pengucapan kata-kata yang terlalu cepat dalam sebuah kalimat bisa menimbulkan keraguan maknanya. Sebagai contoh, kata 'beruang' yang berarti 'mempunyai uang' atau juga bisa 'nama binatang'.

Ambiguitas fonetik terjadi ketika pembicara melafalkan ujarannya. Oleh karena itu, saat mengalami keraguan ketika mendengar, kalian bisa memohon kepada pembicara untuk mengulangi apa yang diujarkannya.

2. Ambiguitas Gramatikal

Ambiguitas gramatikal (tata bahasa) berkaitan dengan morfologi dan sintaksis. Pada tataran ini, ambiguitas dapat dilihat dari dua alternatif. Alternatif pertama adalah ambiguitas yang disebabkan oleh peristiwa pembentukan kata secara gramatikal. Pada tataran morfologi (profes morfemis) yang mengakibatkan perubahan makna.

Sebagai contoh, kata 'pemukul' bisa bermakna 'orang yang memukul' atau 'alat untuk memukul'. Contoh lain bisa dilihat pada kata 'penidur' bisa bermakna 'obat yang menyebabkan tidur' atau 'tukang tidur'.

Alternatif kedua, yaitu ambiguitas pada frasa yang mirip. Setiap kata yang membentuk frasa sebenarnya jelas, tapi kombinasinya terkadang membuat maknanya dapat diartikan lebih dari satu. Dalam bahasa Indonesia, frase 'orang tua' dapat bermakna ganda 'orang yang tua' atau 'ibu bapak'.

3. Ambiguitas Leksikal

Setiap kata dapat bermakna lebih dari satu, dapat mengacu pada benda yang berbeda sesuai dengan lingkungan pemakainya. Dalam tataran leksikal (berkaitan dengan kata), ambiguitas dapat dilihat dari dua sisi.

Segi pertama adanya gejala polisemi. Agar lebih jelas, simak contoh dalam kata 'haram' berikut ini.

-Terlarang, tidak halal. (Haram hukumnya apabila makan daging babi.)

-Suci, tidak boleh dibuat sembarangan. (Tanah haram atau Masjidil haram itu adalah semulia-mulianya tempat di bumi.)

-Sama sekali tidak, sungguh-sunguh tidak. (Selangkah haram aku surut.)

 

 

3. Faktor Ambigu Adalah

Terdapat beberapa faktor penyebab ambiguitas dalam sebuah kalimat. Faktor penyebab perkataan jadi ambigu adalah,

1. Susunan Kata

Fakto sintaksis atau susunan kata bisa menyebabkan kata jadi ambigu. Misalnya, kata 'batu' dalam kalimat 'Kamu punya kepala yang keras seperti batu, sehingga batu bata tembok itu bisa pecah jika kamu hantam dengan kepala' jelas berbeda. 'Batu' bisa berarti 'sifat keras kepala' dan 'batu' dalam arti sebenarnya dalam frasa 'batu bata'.

2. Struktural

Faktor struktural juga merupakan penyebab ambiguitas karen pilihan strukturnya terdapat pada satu kalimat yang digunakan. Perhatikan kalimat berikut ini sebagai contoh.

"Cinta, adik Rara, saat ini di rawat di rumah sakit Moewardi di solo," kalimat ini menunjukan jika cinta dan juga adik Rara sedang di rawat di rumah sakit Moewardi di solo. Jika kalimat di ganti menjadi "Anton, adik, Rara saat ini di rawat di rumah sakit Moewardi di solo," maka kalimat ini akan menunjukkan bahwa ketiga orang sedang di rawat di rumah sakit Moewardi di solo.

3. Morfologi

Faktor Morfologi bisa menyebabkan ambiguitas karena sumbernya telah berasal dari kata pembentukan yang ada pada kata itu sendiri. Hal ini mungkin juga sering terjadi pada percakapan yang kalian lakukan sehari-hari.

Nah, itulah penjelasan mengenai ambiguitas. Setelah memahaminya, ambigu adalah sesuatu yang bisa kalian atasi kan?

 

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)