Kapanlagi.com - Gempa bumi jadi satu bencana alam yang cukup sering terjadi di Indonesia. Kapan terjadinya gempa sejauh ini tidak bisa diprediksi. Meski begitu di Indonesia, ternyata terdapat berbagai mitos tentang gempa bumi. Salah satunya mitos tentang gempa bumi di bulan Safar. Banyak yang percaya bahwa terdapat makna atau arti tersembunyi dari gempa bumi di bulan Safar menurut primbon Jawa.
Safar merupakan salah satu bulan dalam sistem penanggalan Islam. Dalam primbon Jawa, bulan Safar diyakini sebagai salah satu bulan yang cukup istimewa. Maka dari itu, gempa bumi yang terjadi di bulan Safar pun juga diyakini bukan sebagai musibah biasa. Gempa bumi di bulan Safar dipercaya mempunyai arti khusus yang jika dimaknai lebih mendalam bisa jadi sebuah petunjuk penting di kehidupan.
Namun bukan hanya bulan Safar saja, gempa bumi di bulan-bulan lain juga diyakini punya makna khusus dalam primbon Jawa. Penasaran, seperti apa penjelasannya? Untuk mengetahui firasat gempa bumi bulan Safar dan bulan-bulan lainnya menurut primbon Jawa, langsung saja simak ulasan berikut ini.
Muharram jadi bulan pertama dalam kalender Islam, dalam primbon Jawa gempa bumi di bulan ini juga punya arti tersendiri. Maka, sebelum mengetahui firasat gempa bumi di bulan Safar, tidak ada salahnya untuk mengetahui makna gempa di bulan Muharram.
Gempa bumi pada bulan Muharram, konon bisa membawa keprihatinan di kehidupan banyak orang yang merasa prihatin. Lebih spesifik jika gempa terjadi pada malam hari, hal ini dapat diprediksi akan muncul keprihatinan karena kenaikan harga bahan makanan yang cukup signifikan.
Sementara itu, firasat gempa bumi pada bulan Safar bisa berarti dua hal, tergantung waktu terjadinya. Misal, gempa terjadi di siang hari, hal ini dapat diprediksi bahwa banyak penduduk desa akan terpaksa pindah tempat tinggal dan munculnya berbagai penyakit.
Namun, jika gempa terjadi pada malam hari, diperkirakan banyak orang akan selamat dari bencana tersebut di tahun yang sama.
Gempa bumi pada bulan Rabi'ul Awal pada siang hari, diprediksi akan banyak orang yang mendapatkan derajat atau pangkat yang lebih tinggi namun juga akan muncul banyak penyakit. Sedangkan, gempa di bulan Rabi'ul Awal malam hari, diprediksi akan banyak hujan, angin, dan ombak yang melanda.
Firasat gempa bumi pada bulan Rabiul Akhir di siang hari, dipercaya bisa menyebabkan banyak manusia dan hewan yang akan kehilangan nyawa. Namun jika gempa terjadi pada malam hari, diperkirakan kondisi akan menjadi baik, dengan banyaknya hujan yang turun, harga-harga barang kebutuhan pokok yang murah, dan pertumbuhan tanaman yang subur.
Gempa bumi pada bulan Jumadil Awal juga mempunyai makna tersendiri. Gempa saat Jumadil Awal di waktu siang hari, maka dipercaya bahwa banyak musuh akan bermunculan. Namun, jika gempa tersebut terjadi pada waktu malam hari, maka dipercaya bahwa keadaan akan menguntungkan.
Firasat gempa bumi di bulan Jumadil Akhir diyakini bisa jadi pertanda akan memasuki musim kemarau panjang yang bisa menyebabkan banyak hewan hidup memprihatinkan. Sementara, jika gempa di bulan Jumadil Akhir terjadi saat malam, jadi pertanda munculnya wabah penyakit.
Apabila terjadi gempa bumi pada bulan Rajab di siang hari, ini akan menjadi pertanda bahwa akan muncul banyak penyakit dalam tahun tersebut. Sedangkan, jika gempa terjadi pada malam hari, diyakini bisa jadi pertanda konflik besar yang melibatkan negara.
Gempa bumi di bulan Sya'ban juga punya arti tersendiri dalam primbon Jawa. Gempa bumi pada bulan Sya'ban di tengah hari, hal ini diprediksi bahwa akan banyak orang yang kehilangan nyawa. Sedangkan, gempa bumi di malam hari dipercaya jadi tanda segala kebutuhan pokok akan menjadi mahal.
Jika terjadi gempa bumi pada bulan Ramadhan pada waktu siang hari, maka diperkirakan akan banyak orang yang akan terlibat dalam pertengkaran. Sedangkan, gempa tersebut terjadi pada waktu malam hari, diperkirakan akan banyak orang yang akan pindah dari tempat tinggal mereka.
Menurut primbon Jawa, apabila terjadi gempa bumi pada bulan Syawal pada waktu siang hari, ini mengindikasikan bahwa akan banyak muncul penyakit. Sementara jika terjadi pada malam hari, maka kemungkinan akan timbul situasi peperangan yang besar dan banyak orang yang terlibat dalam konflik.
Firasat gempa bumi pada bulan Dzulqa'dah di waktu siang hari, maka dapat diprediksi bahwa akan terjadi persaingan hebat antara penduduk di desa. Sementara, gempa yang terjadi pada bulan Qzulqa'dah waktu malam hari, diyakini jadi tanda banyak penduduk yang akan memutuskan untuk pindah dari desa tersebut.
Terakhir, firasat gempa bumi pada bulan Dzulhijjah pada waktu siang hari, ini akan menjadi pertanda bahwa banyak orang akan merasa marah dan mengalami kekurangan pada tahun tersebut. Sedangkan, gempa terjadi pada malam hari di bulan ini, diyakini jadi pertanda bahwa banyak desa akan mengalami kerusakan yang signifikan.
Itulah penjelasan beberapa firasat gempa di bulan Safar dan bulan-bulan lain menurut primbon Jawa. Namun, penting untuk diingat bahwa primbon Jawa hanya berfungsi sebagai panduan atau keyakinan yang melekat pada tradisi dan budaya Jawa.
Penjelasan di atas bukan merupakan kebenaran yang pasti atau prediksi yang akurat karena tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Jadi, untuk selebihnya, keputusan percaya atau tidak percaya dikembalikan lagi kepada pembaca.