Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Apa yang terlintas di pikiran kalian, ketika mendengar kata "asu"? Mungkin sebagian dari kalian akan terbawa emosi kemudian marah. Pasalnya, kata asu di keseharian memang sering dipakai sebagai salah satu jenis kata umpatan. Sering kali, orang-orang menyebutkan kata asu dengan penuh kemarahan. Lantas, apa arti asu yang sebenarnya?
Sebagai umpatan, kata asu memang terbilang cukup sering dipakai. Bahkan, tanpa tahu apa arti asu yang sebenarnya sekalipun, orang-orang dari berbagai daerah tetap menggunakan kata ini sebagai umpatan andalan. Alhasil, kata asu mendapat konotasi yang sangat negatif.
Padahal jika ditelisik lebih mendalam, sebenarnya tak ada yang salah dengan penyebutan kata asu. Pemaknaan kata asu yang kasar dan negatif tergantung pada konteks yang meliputi. Nah, untuk tahu lebih lanjut terkait apa arti asu dan mengapa kata ini bisa jadi umpatan, langsung saja yuk simak ulasannya berikut ini.
Advertisement
(credit: unsplash)
Untuk menjawab apa arti asu, pertama penting untuk tahu dari mana sebenarnya kata ini berasal. Sebagian besar orang mungkin sudah tahu, bahwa kata asu berasal dari bahasa Jawa. Namun karena telah sering dipakai oleh banyak kalangan dari berbagai latar belakang, ini kata asu seolah jadi bagian bahasa Indonesia.
Apa arti asu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri juga merujuk pada makna kata asu dalam bahasa Jawa. Pada KBBI, asu berarti anjing. Dalam hal ini, anjing dalam artian nama salah satu jenis hewan. Namun tak bisa dipungkiri bahwa kemudian kata ini lebih sering dipakai sebagai umpatan, untuk mengungkapkan kemarahan atau kesialan. Sehingga, arti dan makna kata asu bergeser menjadi kata bermakna negatif.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(credit: unsplash)
Dalam bahasa Jawa sendiri kata asu ternyata mempunyai beberapa variasi kata. Ya, seperti yang kita tahu bahasa Jawa merupakan salah satu jenis bahasa daerah yang mempunyai sistem tingkatan atau kerap disebut unggah-ungguh. Meski begitu, dalam konteks ini apa arti asu tetap satu yaitu merujuk pada salah satu jenis binatang. Berikut beberapa variasi kata asu dalam bahasa Jawa:
- Kirik yaitu sebutan untuk asu atau anjing yang masih kecil (anak-anak).
- Asu yaitu sebutan untuk anjing secara umum.
- Segawon yaitu kata halus atau krama untuk menyebut anjing.
Advertisement
(credit: unsplash)
Terlepas sebagai umpatan, dalam bahasa Jawa, asu tetaplah kata yang menggambarkan salah satu jenis binatang. Karenanya, di keseharian kata ini tetap dipakai untuk menyebut salah satu jenis dari binatang. Sehingga, pemaknaan kata asu sebagai umpatan atau kata kasar hanya akan berlaku dalam konteks tertentu.
Dengan kata lain, kata asu tetap bisa dinilai sopan dan halus apabila dipakai untuk menyebut jenis hewan. Bahkan, jika kata asu (untuk menyebut jenis hewan) disebutkan oleh anak-anak sekalipun.
Selain dalam percakapan sehari-hari untuk menyebut nama jenis hewan dan sebagai umpatan, kata asu juga terdapat dalam beberapa peribahasa bahasa Jawa. Berikut beberapa di antaranya:
1) "Asu rebutan balung" (anjing berebut tulang)
Artinya:
Asu atau anjing pada peribahasa di atas menggambarkan orang yang tak mau mengalah dalam memperebutkan sesuatu.
2) "Asu marani gebuk" (anjing mendatangi alat pemukul)
Artinya:
Asu atau anjing pada peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan orang yang bodoh dan ceroboh karena mendatangi 'gebuk' yang merupakan metafora untuk menggambarkan mara bahaya.
3) "Asu belang kalung wang" (anjing belang berkalung uang)
Artinya:
Asu atau anjing merupakan hewan yang punya citra negatif dan anjing belang punya citra yang lebih buruk lagi karena dianggap sebagai ras yang serakah. Peribahasa ini digunakan untuk menggambarkan orang yang hina, tapi punya kekayaan.
(credit: unsplash)
Seperti yang telah disinggung di awal, bahwa saat ini kata asu lebih dikenal sebagai salah satu kata umpatan. Meski berasal dari bahasa Jawa, penggunaan asu sebagai kata umpatan telah sedemikian meluas. Tak saja orang mereka yang suku Jawa, umpatan asu juga biasa dipakai oleh orang-orang dari berbagai daerah dan latar belakang kesukuan. Tak heran, banyak yang menganggap asu sebagai umpatan yang tergolong kata populer.
Tak ada yang tahu pasti bagaimana asal mula kata asu dipakai sebagai kata umpatan. Namun ada yang berpendapat bahwa, sebagai umpatan, asu atau anjing diasosiasikan sebagai binatang yang najis (menurut agama Islam), kotor, liar, dan galak. Sehingga, banyak yang beranggapan dari penilaian inilah, kemudian asu menjadi umpatan. Hal ini diperkuat dengan, kata "anjing" yang juga dipakai sebagai umpatan dalam bahasa Indonesia.
Di balik anggapan tersebut, sebenarnya dalam bahasa Jawa sendiri, kata asu juga sering digunakan sebagai umpatan. Selain asu, sebenarnya ada beberapa jenis kata umpatan khususnya dalam bahasa Jawa, yang berasal dari nama binatang. Sebut saja, wedhus (kambing), atau jangkrik sebagai contohnya. Padahal, kedua jenis hewan tersebut tidak mempunyai ciri-ciri yang bisa diasosiasikan sebagai hal yang buruk.
Itulah di antaranya penjelasan tentang apa arti asu dalam bahasa Jawa dan bagaimana bisa akhirnya menjadi umpatan. Semoga bermanfaat dan bisa menjawab penasaran kalian.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/gen/psp)
Advertisement
Mengenal Sherly Tjoanda: Cagub Malut Baru, Gantikan Suami yang Tewas dalam Kecelakaan Kapal
Profil Mega Putri Aulia, Mantan Artis yang Sudah Hijrah dan Kini Cantik Berbalut Hijab
Bersinar di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Siapkah Marselino Ferdinan Bawa Timnas Menang di Piala AFF 2024?
Mega Putri Aulia Nangis Minta Sinetron 'TUKANG BUBUR NAIK HAJI' Tak Tayang Lagi
Timnas Indonesia Tembus Posisi 125 Dunia, Peningkatan Signifikan dalam Ranking FIFA