Cara Membuat Laporan Keuangan yang Tepat dan Praktis, Beserta dengan Jenisnya

Cara Membuat Laporan Keuangan yang Tepat dan Praktis, Beserta dengan Jenisnya
Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Kapanlagi.com - Dalam sebuah kegiatan, baik itu kegiatan perusahaan atau kegiatan usaha kecil hingga menengah, tentu harus memiliki catatan untuk sebuah keuangan. Baik itu catatan dalam pemasukan, pengeluaran hingga rugi. Semua hal itu harus disusun dengan rapi dan tepat agar tidak salah penghitungan. Ada banyak cara membuat laporan keuangan yang baik dan juga tepat.

Kalian bisa menggunakan Ms. Excel yang sudah umum, atau menggunakan aplikasi lain yang mempermudah kalian dalam mengatur laporan keuangan. Sudah banyak kok aplikasi yang dapat membantu kalian untuk mengatur keuangan dengan tepat, baik itu untuk usaha kecil, menengah, hingga besar. Sehingga kita tahu apakah pekerjaan yang bersangkutan dengan uang ini berjalan lancar atau tidak.

Untuk itu dilansir dari berbagai sumber, inilah cara membuat laporan keuangan yang tepat dan praktis beserta dengan jenis laporan tersebut. Yuk langsung saja dicek KLovers.

1. Istilah Laporan Keuangan

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Dalam sebuah PSAK No.1 Tahun 2015, bahwa laporan keuangan adalah sebuah penyajian yang terstruktur melalui posisi keuangan serta kinerja keuangan dari suatu entitas. Sehingga menurut definisinya laporan keuangan adalah suatu ringkasan dari berbagai proses cara mencatat keuangan yang terjadi selama satu tahun.

Perusahaan yang berskala kecil atau besar memiliki kewajiban untuk melakukan berbagai cara untuk membuat laporan keuangan. Karena perusahaan wajib mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, untuk dapat mengambil keputusan yang benar. Sehingga dapat melakukan evaluasi setelah setahun, apakah ada yang harus ditingkatkan secara lebih atau ada yang harus dihentikan.

2. Fungsi Laporan Keuangan

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Selain mengetahui istilah dari laporan keuangan, tentu kita juga harus mengetahui apa saja sih fungsi dari laporan keuangan tersebut. Dan berikut ini ada beberapa fungsi dari laporan keuangan yang dapat kalian ketahui:

1. Fungsi Historis

Untuk fungsi laporan keuangan yang pertama yaitu, laporan keuangan berfungsi sebagai tempat untuk mencatat jurnal berdasarkan urutan waktu atau tanggal terjadinya transaksi. Dalam penyusunan laporan keuangan nanti, kalian harus mendahulukan catatan transaksi perusahaan sehari-hari.

2. Fungsi Pencatatan

Kemudian yang kedua yaitu, fungsi laporan keuangan untuk tempat mencatat seluruh transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Dalam melakukan pencatatan, jurnal ini bisa digunakan untuk menentukan ke akun mana dan dengan nominal berapa transaksi dicatat.

3. Fungsi Analisis

Selanjutnya yang ketiga untuk menentukan nama akun, jumlah uang, dan bukti transaksi yang harus dianalisa.

4. Fungsi Instruksi

Lalu yang keempat yaitu, sebagai fungsi perintah untuk mendebet atau mengkredit akun sesuai dengan catatan. Ini akan bermanfaat ketika proses memasukkan data ke buku besar.

5. Fungsi Informatif

Selanjutnya untuk memberikan penjelasan terkait bukti pencatatan yang terjadi, seperti tanggal, nama akun, keterangan singkat hingga jumlah uang. Laporan keuangan berfungsi untuk menunjukkan pendapatan, biaya modal barang, pengeluaran operasional, laba kotor dan laba bersih dari suatu perusahaan.

6. Fungsi Catatan

Dan yang terakhir yaitu, memberikan penjelasan atau rincian pos yang ada dalam laporan keuangan. Hal ini untuk menginformasikan pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.

3. Manfaat Laporan Keuangan

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Selain itu, ada pula manfaat dari laporan keuangan. Ya, tentu ada banyak sekali manfaat laporan keuangan bagi sebuah instansi ataupun perusahaan. Apalagi bila laporan keuangan yang dibuat begitu baik dan lengkap. Berikut beberapa manfaat dari laporan keuangan tersebut:

1. Memberikan gambaran umum tentang kondisi perusahaan.

2. Laporan keuangan menjadi bentuk ketaatan pada ikhtisar kebijakan akuntansi.

3. Memuat informasi pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan.

4. Memberikan informasi sesuai Standar Akuntansi Keuangan, namun tetap relevan untuk dipahami sebagai laporan keuangan.

Namun walaupun laporan keuangan memiliki manfaat yang begitu besar pada sebuah perusahaan. Tetapi tidak semua orang mau dan juga diperbolehkan untuk melihat laporan keuangan perusahaan. Berikut ini ada beberapa pihak-pihak yang biasanya menggunakan laporan keuangan perusahaan:

- Pemberi Pinjaman/kreditor

- Pemasok

- Manajemen Perusahaan

- Investor

- Pemerintah

- Pelanggan

- Karyawan (optional)

- Masyarakat (optional)

4. Jenis Laporan Keuangan

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Selanjutnya yaitu ada jenis laporan keuangan. Ya, jenis laporan keuangan dibagi menjadi empat bagian. Tentu saja, jenis laporan keuangan ini berfungsi sebagai pilihan mana untuk kalian saat membuat sebuah laporan keuangan. Berikut beberapa jenis laporan keuangan tersebut:

1. Laporan keuangan neraca

Untuk pilihan pertama yaitu ada laporan keuangan neraca. Laporan keuangan ini adalah laporan yang memaparkan informasi bagaimana posisi keuangan dari entitas pada suatu periode tertentu, biasanya pada akhir tahun.

2. Laporan keuangan laba rugi

Selanjutnya yaitu ada laporan keuangan laba rugi. Dalam laporan laba rugi, tersaji data hasil operasional perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.

3. Laporan keuangan ekuitas (modal) pemilik

Kemudian ada pula laporan keuangan ekuitas (modal) pemilik. Di sini tersaji ikhtisar perubahan modal pada suatu periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun.

4.Laporan keuangan arus kas

Dan yang terakhir yaitu ada laporan arus kas. Ya, laporan ini menggambarkan mengenai jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu.

5. Tahapan Dalam Membuat Laporan Keuangan

Ilustrasi (Credit: Pixabay)

Dan inilah tahapan penting dalam membuat laporan keuangan. Ya, pada tahapan ini kita harus mempersiapkan apa saja yang harus dimiliki dalam pembuatan laporan keuangan. Serta ini merupakan lajur tahapan dalam membuat laporan keuangan agar kalian tidak salah menentukan mana yang harus dibuat terlebih dahulu. Berikut beberapa tahapan dalam membuat laporan keuangan tersebut:

1. Mengumpulkan dan Mencatat Semua Transaksi ke Dalam Jurnal

Transaksi merupakan kegiatan umum yang sering dilakukan oleh perusahaan, baik transaksi pembelian, penjualan, penukaran barang, sewa ataupun transaksi lainnya. Bukti transaksi merupakan hal yang sangat penting, hal yang sangat utama dalam akuntansi sehingga bukti transaksi tidak boleh hilang. Langkah pertama dalam membuat laporan keuangan adalah mencatat transaksi yang dilakukan oleh perusahaan di tahun berjalan pada jurnal. Semua transaksi yang berkaitan dengan aktivitas operasional perusahaan harus dicatat dalam jurnal dengan rinci.

2. Memasukkan Jurnal Pada Buku Besar

Setelah membuat jurnal, langkah kedua yaitu memasukkan jurnal ke dalam buku besar. Buku besar merupakan rincian dari setiap akun-akun yang ada. Tidak sulit untuk melakukan hal ini, hanya memindahkan transaksi yang sudah di catat dalam jurnal ke akun-akun yang sesuai dengan rinci.

3. Menyusun Neraca Saldo

Dalam akuntansi, neraca saldo adalah suatu daftar rekening-rekening buku besar dengan saldo debet atau kredit. Penyusunan bisa kalian lakukan ketika semua jurnal sudah dibukukan dalam masing-masing rekeningnya di buku besar. Pengecekan ini juga merupakan tahap pertama untuk membuat jurnal penyesuaian dan neraca lajur.

4. Kumpulkan Data untuk Membuat Jurnal

Bila saat melakukan laporan keuangan, mungkin ada beberapa transaksi yang belum tercatat dan belum sesuai dengan keadaan di akhir periode. Kalian bisa menggunakan data tersebut dan dikumpulkan untuk membuat jurnal penyesuaian.

5. Menyusun Neraca Lajur

Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, maka kita perlu menyusun neraca lajur atau kertas kerja yang dimulai dari data di neraca saldo, serta disesuaikan dengan data yang diperoleh dari jurnal penyesuaian. Setelah itu saldo yang sudah disesuaikan akan terlihat pada kolom neraca saldo yang telah disesuaikan, dan merupakan saldo-saldo yang akan dilaporkan dalam neraca dan laporan rugi laba.

6. Menyusun Neraca Saldo setelah Penutupan

Untuk mengecek keseimbangan debet dan kredit rekening-rekening yang masih terbuka, maka buatlah neraca saldo setelah penutupan. Neraca saldo ini isinya adalah rekening-rekening riil saja, bukan termasuk nominal yang sudah ditutup.

Itulah beberapa cara membuat laporan keuangan yang baik dan tepat untuk kalian tanpa ribet. Semua langkah tersebut menjadi awal kalian dalam menyusun laporan keuangan yang baik dan profesional.

Rekomendasi
Trending