Dampak Covid-19 Sungguh Terasa di Semua Lini, Inilah Kisah Ibu Suriyah Bertahan Hidup di Tengah Pandemi
(c) DANA
Kapanlagi.com - Tahun baru 2020 disambut dengan optimisme tinggi untuk meraih hidup yang lebih baik. Sayang, harapan itu kandas seketika saat pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Ketika pemerintah mengambil langkah Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB) untuk menghambat penyebarannya, roda perekonomian masyarakat pun melambat.
Satu demi satu warung milik pedagang kecil terpaksa tutup karena tidak ada pembeli. Daripada rugi, lebih baik tidak usah jualan hari ini. Namun tidak semua pedagang kecil duduk diam berpangkutangan. Ada yang ternyata masih bisa bertahan tetap hidup di tengah pandemi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.
Warung makan tersebut dikenal dengna nama Lauk Sambal Bude Ndut. Pemiliknya bernama Ibu Suriyah (54) mengaku tetap laris di tengah pandemi Covid-19 bahkan omzetnya meningkat 30%. Berada di bilangan Jalan Haji Muala, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, masakan warung Bude Ndut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan warung makan lainnya, yang berbeda adalah cara pemasarannya.
Advertisement
Setiap hari Ibu Suriyah rajin mempromosikan menu andalannya, sambal udang dan sambal cumi di media sosial. Warung Lauk Sambal Bude Ndut juga tidak ketinggalan melaukan penjualan secara online. Saat pembelinya tidak bisa keluar rumah karena terhadang PSBB, Sambal Bude Ndut yang datang diantar langsung ke rumah pelanggannya.
Untuk mendukung penjualan secara online tersebut, Ibu Suriyah juga memanfaatkan aplikasi dompet digital sebagai metode pembayaran. Dia mengakui, kehadiran dompet digital semakin memudahkan dalam melakukan transaksi nontunai.
“Saya merasa lebih mudah dan aman bertransaksi nontunai, apalagi saat pandemi seperti sekarang. Pelanggan tidak perlu kasih uang tunai. Saya juga tidak perlu cari uang kembalian,” ujar Ibu tiga anak ini.
Dibuka sejak lima tahun lalu, Ibu Suriyah merasa bersyukur karena telah mengenal teknologi penjualan online dan dompet digital lebih dulu sebelum ada pandemi. Dia juga senang telah bergabung dengan komunitas yang diinisiasi oleh YCAB dan DANA yang aktif mendorong pemanfaatan teknologi untuk perbaikan ekonomi.
Jauh sebelum pandemi Covid-19 menyerang, Ibu Suriyah sudah menjajal berbagai usaha makanan sejak tahun 1991. Mulai dari memenuhi pesanan untuk gereja, berjualan di depan sekolah, kemudian catering, dan pernah juga membuka warteg di kanting rumah sakit. Namun, karena kurang modal, Ibu Suriyah melanjutkan usahanya dengan berjualan di rumah dengan membuka warung makan Lauk Sambel Bude Ndut.
Sejak sang suami menurun kondisi fisiknya, warung makan inilah sumber pemasukan utama bagi keluarga Ibu Suriyah. Selain dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, Ibu Suriyah juga senang karena dapat membantu orang-orang di sekitarnya. Berkat kehadiran teknologi, langkahnya bertahan hidup lebih mantap lagi.
Pengalaman Ibu Suriyah juga sejalan dengan kontribusi DANA untuk memperjuangkan seluruh elemen bangsa dalam memerangi pandemi global COVID-19. Di sini DANA menghadirkan fitur pendataan warung yang menjadi gerakan sosial #BelanjadiWarungTetangga dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) untuk mendorong terus bergulirnya perekonomian rakyat di tengah penyebaran COVID-19.

Gerakan ini menjadi bentuk solidaritas masyarakat yang dapat dilakukan melalui aplikasi dompet digital DANA. Pengguna DANA dapat berpartisipasi dengan mengakses miniprogram Siap Siaga COVID-19, memilih opsi ‘Daftarkan Warung Sekitar Kamu’, lalu mendaftarkan nama dan nomor telepon pemilik warung, jenis usaha, serta alamat tempat usaha mereka, atau bisa langsung mengunjungi website berikut.
Sudahkah kamu melakukan pendataan warung di sekitar tempat tinggalmu? Yuk, jadilah bagian dari pengguna DANA yang berpartisipasi nyata menyelamatkan warung-warung di sekitar mereka dan turut menggerakkan perekonomian nasional.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
(kpl/aik)
Advertisement
