Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Kata sambung (konjungsi) tentunya bukan hal asing dalam penggunaan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Seperti sebutannya, kata sambung berfungsi sebagai sambung antarkata, antarklausa, dan antarkalimat. Kata ini digunakan agar kalimat atau paragraf yang disusun memiliki hubungan yang jelas.
Penggunaan kata sambung bisa diletakkan pada bagian awal atau tengah kalimat tergantung fungsi yang ingin didapatkan. Oleh sebab itu, penting bagi kalian untuk mengetahui fungsi masing-masing jenis kata sambung agar kalimat atau wacana yang kalian susun bisa lebih padu sehingga mudah dipahami.
Berdasarkan informasi dari buku "EYD dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan" tahun 2008, jenis kata sambung berdasarkan fungsinya terbagi menjadi lima kelompok, yakni kata sambung koordinatif, korelatif Subordinatif, antarkalimat, dan antarparagraf. Untuk mengetahui lebih detail mengenai jenis kata sambung, silakan simak penjelasan berikut ini.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Kata sambung koordinatif adalah konjungsi atau penghubung yang digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang berkedudukan setara. Kata ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara. Konjungsi yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
- Dan
- Dari
- Serta
- Melainkan
- Padahal
- Sedangkan
- Atau
- Tetapi
Contoh kalimat: Ali masih punya stok makanan hingga besok, sedangkan Doni sudah menghabiskannya sejak kemarin.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Kata sambung korelatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa, saat kedua unsur tersebut memiliki fungsi sintaksis yang sama (sama-sama subjek, misalnya). Konjungsi yang masuk dalam kelompok ini antara lain:
- Tidak hanya... tetapi juga...,
- Tidak hanya..., bahkan...,
- Bukannya... melainkan...,
- Makin..., makin, ...,
- Jangankan... pun... .
Contoh kalimat: Jimin tidak hanya pandai menyanyi dan menari, tetapi juga punya pesona yang selalu berhasil membius para penggemar.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Konjungsi subordinatif merupakan kata sambung untuk menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Kata hubung yang termasuk dalam kelompok ini antara lain:
- Hubungan waktu : sesudah, sehabis, sejak, ketika, tatkala, sementara, sambil, dan seraya.
- Hubungan syarat : jika, jikalau, asalkan, bila, manakala.
- Hubungan pengandaian : andaikan, seandainya, seumpama.
- Hubungan tujuan : agar, biar, supaya.
- Hubungan konsesif : biarpun, meskipun, sekalipun, kendatipun, sungguhpun.
- Hubungan pemiripan : seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana.
- Hubungan penyebaban : sehingga, sampai-sampai, makanya.
- Hubungan penjelasan : bahwa.
- Hubungan cara :dengan.
Contoh kalimat:
- Pesta akan dimulai sesudah seluruh tamu utama hadir.
- Aku mau menikah denganmu asalkan kamu berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan ini lagi.
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Kata sambung dibagi dalam kelompok berdasarkan satuan bahasa tempat konjungsi digunakan. Seperti pada konjungsi ini, bisa digunakan sebagai kata sambung antarkalimat, tapi tidak untuk konjungsi antarparagraf. Kata hubung yang termasuk dalam kelompok konjungsi antarkalimat antara lain:
- biarpun begitu,
- sekalipun demikian,
- lagi pula,
- akan tetapi,
- namun,
- kecuali itu,
- oleh karena itu,
- oleh sebab itu,
- sebelum itu.
Contoh kalimat:
- Tadi malam hujan deras secara tiba-tiba. Oleh sebab itu, aku membatalkan janji denganmu.
- Agus memang berbadan besar dan punya banyak prestasi di bidang olahraga. Namun, kelebihan tersebut tidak bisa jadi alasan untuk dia menindas temannya.
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
- Kata sambung antarparagraf dibedakan berdasarkan fungsinya. Kata sambung antarparagraf yang termasuk kelompok ini antara lain:
- Kata sambung yang menyatakan tambahan pada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya (di samping itu, demikian juga, tambahan lagi).
- Kata sambung menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya (bagaimanapun juga, sebaliknya, namun).
- Kata sambung yang menyatakan perbandingan (sebagaimana, sama halnya).
- Kata sambung yang menyatakan akibat atau hasil (oleh karena itu, jadi akibatnya).
- Kata sambung yang menyatakan tujuan (untuk itulah, untuk maksud itu).
- Kata sambung yang menyatakan intensifikasi (ringkasnya, pada intinya).
- Kata sambung yang menyatakan waktu (kemudian, sementara itu).
- Kata sambung yang menyatakan tempat (di sinilah, berdampingan dengan).
Contoh kalimat :
- Antrian vaksinasi di area perkotaan membeludak karena mereka ingin segera bisa masuk ke mall untuk belanja. Sebaliknya, antrian di area perdesaan cenderung lebih sepi.
- Jatuh cinta itu bisa dialami siapa saja, dalam kondisi apa saja, dan bisa dengan atau tanpa alasan. Ringkasnya, kamu berhak jatuh cinta dan berusaha mendapatkannya.
Nah, KLovers, itulah penjelasan mengenai jenis kata sambung berdasarkan fungsi dan juga contoh penggunaannya. Dengan memperhatikan penjelasan di atas, semoga kalian bisa lebih mengerti tentang cara menyusun kalimat supaya lebih padu dan mudah dipahami.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement
Venna Melinda Resmi Bercerai dari Ferry Irawan Secara Verstek, Ketok Palu Semua Bukti Dinyatakan Sah
Manchester United Terancam Kehilangan 2 Pemain Ini di Laga Lawan Arsenal, Penggemar Cemas
Mengapa Ruben Amorim Pilih Zirkzee Ketimbang Hojlund di Ujung Tombak Manchester United?
Manchester United Kalahkan Everton, Amad Diallo Jadi Pemain Penting di Laga Ini
Usai Kalahkan Everton, 2 Pemain Manchester United Ini Dapat Rating Tinggi