Jenis Perubahan Makna Kata dalam Bahasa Indonesia, Mudah Dipahami - Lengkap dengan Contoh

Penulis: Puput Saputro

Diterbitkan:

Jenis Perubahan Makna Kata dalam Bahasa Indonesia, Mudah Dipahami - Lengkap dengan Contoh
Ilustrasi (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Kata-kata menjadi bagian dari unsur bahasa yang punya kedudukan penting. Bagaimana tidak, setiap kata dalam bahasa Indonesia mempunyai arti dan makna tersendiri. Penggunaan setiap kata tersebut lantas disesuaikan dengan arti dan makna yang terkandung di dalamnya. Selain itu, suatu kata juga sangat dimungkinkan untuk mengalami perubahan makna kata.

Dalam bahasa Indonesia sendiri, terdapat beberapa istilah terkait proses perubahan makna. Makna dari suatu kata dalam bahasa Indonesia bisa mengalami perubahan melalui berbagai proses, seperti penghalusan, pengkasaran, perluasan, penyempitan, dan sebagainya. Proses perubahan makna kata bisa menjadi hal yang menarik sekaligus penting untuk dipelajari.

Tak saja jadi pengetahuan umum tentang kebahasaan, belajar tentang proses perubahan makna kata juga dapat meningkatkan kemampuan dalam berbahasa. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan tentang macam-macam perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia.

1. Peyorasi

Jenis perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia yang pertama disebut dengan istilah peyorasi. Perubahan makna peyorasi terjadi ada kata yang maknanya bergeser menjadi lebih rendah atau negatif dibanding makna asli atau sebelumnya.

Sebagai contoh:

- Kata kroni mengalami perubahan makna yang lebih rendah. Sebelumnya, kata ini bermakna sahabat, tapi kini kata kroni justru punya makna negatif yaitu kawan dari seorang penjahat.

- Kata babi mengalami perubahan makna yang lebih rendah. Sebelumnya, kata ini dipakai untuk menyebut salah satu spesies binatang. Namun kata babi kini bergeser maknanya sebagai kata umpatan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Ameliorasi

Jika peyorasi adalah perubahan makna kata menjadi lebih rendah dan negatif, maka ameliorasi adalah sebaliknya. Ameliorasi merupakan perubahan makna dalam bahasa Indonesia yang menunjukkan pergeseran makna kata menjadi lebih positif. Lebih lanjut, ameliorasi dibagi menjadi dua jenis yaitu eufemisme dan disfemisme.

1) Eufemisme

Eufemisme merupakan pemakaian kata yang lebih halus, biasanya untuk menghindari kata tabu atau yang dilarang. Sehingga makna kata tersebut terkesan lebih halus.
Sebagai contoh:

- Kata meninggal yang dipakai untuk memperhalus kata mati.

- Kata hamil untuk yang dipakai untuk memperhalus kata bunting.

2) Disfemisme

Kebalikan dari eufimisme, disfemisme adalah perluasan makna dengan makna yang lebih kasar.

Sebagai contoh:

- Kata maling yang dipakai sebagai bentuk kasar dari pencuri.

- Kata maling yang dipakai sebagai bentuk kasar dari koruptor.

3. Perluasan

Jenis perubahan makna yang berikutnya bisa terjadi karena adanya proses perluasan. Dalam hal ini, proses perluasan yang dimaksud merupakan penggunaan suatu kata yang membuat makna dari kata tersebut semakin meluas dan umum.

Sebagai contoh:

- Kata ibu semula dipakai untuk menyebut seseorang yang melahirkan kita. Namun kini, kata ibu dipakai sebagai bentuk sapaan untuk wanita dewasa dalam situasi formal.

- Kata saudara yang semula dipakai untuk menyebut seseorang yang mempunyai hubungan darah atau kekerabatan. Kini, kata saudara juga dipakai sebagai bentuk sapaan umum terutama di situasi resmi.

4. Penyempitan

Selain perluasan, ada pula bentuk perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia yang disebut penyempitan. Sesuai dengan namanya, perubahan makna dalam kata tersebut terjadi lantaran makna kata yang semula bersifat luas dan umum, kemudian bergeser menjadi lebih khusus.

Sebagai contoh:

- Kata sarjana dahulunya digunakan untuk menyebut setiap cendikiawan. Kini makna sarjana telah bergeser sebatas pada gelar yang diberikan universitas untuk seseorang yang lulus jenjang strata satu (S1).

- Kata guru dahulu juga dipakai untuk menyebut seseorang yang mengajarkan suatu ilmu di manapun tempatnya dan apapun latar belakangnya. Namun kini makna guru bergeser, menyempit sebatas pada pengajar di sekolah.

5. Asosiasi

Perubahan makna kata yang kelima dikenal dengan istilah asosiasi. Secara garis besar, asosiasi diketahui sebagai perubahan makna pada suatu kata akibat adanya persamaan atau kemiripan sifat dengan kata lain.

Sebagai contoh:

- Kata amplop yang dahulu bermakna sebagai tempat untuk menaruh uang atau surat. Kini, makna amplop sering diasosiasikan dengan makna dalam kata suap.

- Kata kursi yang dulu bermakna sebagai tempat untuk duduk, kini juga mengalami perubahan makna secara asosiasi. Makna kursi saat ini diasosiasikan dengan kedudukan atau jabatan dalam pemerintahan.

6. Sinestesia

Terakhir, ada pula perubahan makna kata yang disebut dengan sinestesia. Perubahan makna secara sinestesia terjadi karena adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berlainan.

Sebagai contoh:

- Kata manis pada frasa "berwajah manis". Kata manis semula merupakan pemaknaan yang dihasilkan dari indra perasa. Kini dalam frasa itu, kata manis mempunyai makna baru terkait indra penglihatan.

- Kata indah pada frasa "suara indah". Kata manis semula merupakan pemaknaan yang dihasilkan dari indra penglihatan. Kini dalam frasa itu, kata manis mempunyai makna baru terkait indra pendengaran.

Itulah di antaranya ulasan tentang 6 jenis perubahan makna kata dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan kalian!

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending