Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Ganja, tanaman yang berasal dari spesies Cannabis sativa, telah lama menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Tanaman ini mengandung senyawa psikoaktif yang dikenal dengan nama delta-9-tetrahydrocannabinol (THC), yang mampu mempengaruhi cara kerja otak kita. Di Indonesia, ganja tergolong sebagai narkotika golongan I, sehingga penggunaannya dilarang oleh hukum.
Umumnya, ganja dikonsumsi dengan cara dibakar dan dihisap layaknya rokok, atau bisa juga dicampurkan ke dalam makanan dan minuman. Ketika digunakan, ganja dapat memberikan efek relaksasi, euforia, dan perubahan persepsi yang cukup mencolok. Namun, jangan salah, di balik sensasi tersebut, ganja menyimpan segudang dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental.
Walaupun sering dianggap lebih ringan dibandingkan dengan narkotika lainnya, potensi kecanduan ganja tetap ada, terutama bagi mereka yang menggunakannya dalam jangka waktu lama. Pengguna yang tiba-tiba menghentikan konsumsi ganja juga berisiko mengalami gejala putus obat atau sakau, yang bisa sangat mengganggu.
Advertisement
Dengan segala daya tarik dan risikonya, penting bagi kita untuk memahami lebih dalam tentang ganja dan dampaknya. Kesadaran akan bahaya yang mengintai di balik kenikmatan sesaat bisa menjadi langkah awal untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Rabu(18/12).
Penggunaan ganja dapat meninggalkan jejak fisik yang jelas pada penggunanya, seperti mata merah dan berair, pupil melebar, serta wajah yang mengantuk. Selain itu, koordinasi tubuh yang terganggu, reaksi melambat, dan peningkatan nafsu makan juga dapat terlihat.
Pengguna mungkin mengalami mulut kering, detak jantung meningkat, dan tekanan darah menurun, serta berkeringat berlebihan dan tremor. Perubahan berat badan juga umum, dan bagi pengguna jangka panjang, penampilan tidak terawat, wajah pucat, gigi kuning, dan gangguan pernapasan bisa menjadi sinyal bahaya.
Namun, tidak semua pengguna menunjukkan tanda-tanda ini secara jelas, sehingga penting untuk memperhatikan perubahan perilaku untuk memahami dampaknya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Penggunaan ganja dapat mengubah perilaku penggunanya secara signifikan, dengan ciri-ciri seperti perubahan suasana hati, tawa tanpa alasan, penurunan konsentrasi, dan daya ingat. Pengguna sering tampak lambat merespons, menarik diri dari interaksi sosial, dan kehilangan semangat dalam aktivitas sehari-hari.
Mereka juga bisa mengalami lamunan, kecemasan berlebihan, serta perubahan pola tidur dan nafsu makan. Risiko ketergantungan psikologis juga mengintai, yang dapat menyebabkan pengabaian tanggung jawab dan perilaku seperti berbohong atau mencuri.
Penting untuk mengamati perubahan perilaku yang konsisten jika mencurigai seseorang menggunakan ganja.
Advertisement
Ganja memiliki efek beragam pada tubuh, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pengguna dapat merasakan euforia dan relaksasi, namun juga mengalami perubahan persepsi waktu dan ruang yang dapat mengganggu koordinasi.
Efek fisik seperti detak jantung meningkat, mata merah, mulut kering, dan peningkatan nafsu makan juga sering terjadi. Dalam jangka panjang, ganja dapat mengganggu fungsi kognitif, menurunkan motivasi, dan meningkatkan risiko gangguan mental.
Pengalaman pengguna bervariasi tergantung pada dosis, cara penggunaan, kadar THC, usia, dan kondisi kesehatan, sehingga penting untuk menyadari risiko yang terkait dengan penggunaan ganja.
Penggunaan ganja jangka panjang memiliki risiko serius bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk gangguan pernapasan, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, penurunan kognisi, dan peningkatan risiko kecemasan.
Dampak sosial juga signifikan, seperti penurunan prestasi akademik dan masalah hubungan serta keuangan. Usia awal penggunaan dan frekuensi pemakaian memengaruhi tingkat dampak.
Efek negatif seringkali tidak langsung terlihat dan bisa muncul bertahun-tahun kemudian. Oleh karena itu, menghentikan penggunaan ganja sedini mungkin sangat penting untuk melindungi kesehatan dan masa depan.
Mengenali seseorang yang mungkin menggunakan ganja bisa sulit, terutama jika mereka berusaha menyembunyikannya. Beberapa tanda yang bisa diperhatikan meliputi perubahan fisik seperti mata merah, wajah mengantuk, dan peningkatan nafsu makan.
Perubahan perilaku seperti perubahan suasana hati, melamun, dan penurunan konsentrasi juga bisa menjadi indikasi. Lingkungan sekitar, seperti bau ganja atau peralatan konsumsi, dapat memberikan petunjuk tambahan. Jika Anda mencurigai seseorang terlibat dengan ganja, penting untuk mendekati mereka dengan pengertian dan tanpa menghakimi.
Tunjukkan kepedulian, dengarkan, dan tawarkan dukungan agar mereka merasa nyaman berbicara dan, jika perlu, mencari bantuan profesional. Dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat membantu mereka menuju jalan yang lebih baik.
Pencegahan penyalahgunaan ganja memerlukan sinergi seluruh elemen masyarakat, dimulai dengan edukasi tentang bahaya ganja di sekolah, kampus, dan media sosial.
Peran keluarga juga penting, di mana komunikasi terbuka dan perhatian emosional menciptakan lingkungan aman. Pengembangan keterampilan hidup, seperti menolak tekanan teman sebaya, serta penyediaan kegiatan positif seperti ekstrakurikuler dan olahraga, dapat membantu mengalihkan perhatian remaja.
Pengendalian peredaran ganja perlu diperkuat dengan pengawasan dan tindakan tegas, sementara deteksi dini melalui tes urine dan layanan konseling dapat membantu mengidentifikasi individu berisiko. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat.
Rehabilitasi merupakan langkah penting bagi pengguna ganja untuk kembali ke kehidupan yang lebih baik. Proses ini melibatkan detoksifikasi medis, terapi perilaku kognitif, konseling individu dan kelompok, serta terapi keluarga untuk memperkuat dukungan.
Pelatihan keterampilan hidup dan terapi okupasi membantu mencapai kemandirian, sementara dukungan pasca rehabilitasi memastikan kesinambungan pemulihan.
Dengan pendekatan menyeluruh dan komitmen semua pihak, individu memiliki peluang besar untuk bebas dari kecanduan dan menjalani hidup yang lebih bermakna.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rao)
Advertisement
Potret Roro Fitria Hadiri Grand Final Miss Nusantara 2024, Pakai Kebaya Hijau Menyala
Daftar dan Profil Pemain Film 'SOROP', Kisah Mistis yang Baru Saja Tayang
Makanan Khas Suku Sasak yang Wajib Dicicipi, Ada Sayur Ares dari Batang Pisang
David Corenswet: Aktor Muda Hollywood Berbakat, Pemeran Baru Superman dan Cucu Penulis Terkenal
Penyanyi Dandut Kristina Tanya Meta AI Tentang Dirinya, Hasilnya Bikin Nyengir