Misteri di Balik Pelarian: Bashar al-Assad, Presiden Suriah yang Menghilang
Presiden Suriah Bashar al-Assad (liputan6.com)
Kapanlagi.com - Rezim Bashar al-Assad, yang telah menguasai Suriah selama lebih dari dua dekade, kini menghadapi ancaman serius setelah pemberontak berhasil merebut ibu kota, Damaskus. Dalam situasi yang semakin genting, Presiden Assad dilaporkan melarikan diri ke lokasi yang belum terungkap, setelah serangan kilat dari kelompok oposisi mengguncang fondasi kekuasaan otoriternya.
Pemberontakan ini tidak hanya menjadi titik balik dalam sejarah konflik Suriah, tetapi juga menandai akhir dari tahun-tahun kelam yang dipenuhi dengan perang saudara dan krisis kemanusiaan. Kelompok oposisi dengan penuh semangat menyatakan bahwa ini adalah "akhir dari era kegelapan" yang telah membayangi negara tercinta mereka, dengan kejatuhan Assad dianggap sebagai kemenangan bagi seluruh rakyat Suriah.
Lantas, siapakah sosok di balik kekuasaan selama 24 tahun ini? Mari kita telusuri lebih dalam latar belakang dan perjalanan karirnya. Simak informasi selengkapnya yang dirangkum oleh Liputan6 dari berbagai sumber, Minggu (8/12).
Advertisement
1. Profil Bashar al-Assad, dari Dokter Spesialis jadi Presiden
Bashar al-Assad, yang lahir pada 11 September 1965 sebagai putra kedua dari presiden Suriah yang legendaris, Hafez al-Assad, memulai perjalanan hidupnya di dunia kedokteran di Universitas Damaskus sebelum mengasah kemampuannya dalam oftalmologi di London. Namun, takdir membawanya ke jalur politik setelah kehilangan mendalam atas kakaknya, Basil al-Assad, pada tahun 1994. Dengan beban sebagai pewaris takhta, Bashar meninggalkan jas putihnya dan bersiap untuk meneruskan warisan ayahnya. Pada tahun 2000, setelah Hafez al-Assad meninggal dunia, Bashar resmi dilantik sebagai Presiden Suriah. Meski sempat mengusung harapan reformasi, pemerintahannya dengan cepat bertransformasi menjadi rezim otoriter yang dikenal dengan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap suara-suara oposisi.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Kejatuhan Damaskus dan Pengambilalihan oleh Pemberontak
Pada 8 Desember 2024, dunia dikejutkan oleh serangan kilat kelompok pemberontak yang berhasil merebut Damaskus, menandai babak baru dalam perjuangan Suriah. Dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mereka mengumumkan bahwa kota bersejarah ini kini "terbebas dari tiran Bashar al-Assad." Dalam momen bersejarah ini, pemberontak juga membebaskan sejumlah tahanan politik dari penjara Sednaya, yang dikenal sebagai salah satu tempat penahanan paling kejam di dunia. Ribuan warga Suriah tumpah ruah di alun-alun utama Damaskus, meneriakkan seruan kebebasan dan merayakan kemenangan yang penuh harapan. Namun, di balik euforia tersebut, tersimpan kekhawatiran mendalam akan stabilitas politik Suriah ke depan, terutama dengan adanya perbedaan ideologi di antara kelompok-kelompok oposisi yang kini berkuasa.
3. Kaburnya Bashar al-Assad dari Suriah
Setelah Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, Bashar al-Assad dilaporkan melarikan diri dengan pesawat menuju lokasi misterius yang belum terungkap. Pemberontak pun berupaya melacak jejaknya, namun hingga kini keberadaannya tetap menjadi teka-teki. Pelarian Assad mencerminkan runtuhnya kekuasaan rezim Baath yang telah menguasai Suriah selama lima puluh tahun, sementara kabar beredar bahwa ia mungkin sedang mencari suaka di negara-negara sekutunya, seperti Iran atau Rusia. Kehilangannya menimbulkan spekulasi mengenai siapa yang akan mengambil alih kepemimpinan Suriah di tengah masa transisi ini, di mana kekosongan kekuasaan dapat memicu konflik baru di negeri yang sudah terpuruk dalam ketidakstabilan.
4. Pernyataan Oposisi tentang Kondisi Terkini Suriah
Kelompok pemberontak dengan semangat optimis menyatakan bahwa kejatuhan Assad menandai "akhir dari era kegelapan" dan membuka pintu bagi masa depan yang lebih cerah bagi Suriah. Dalam sebuah pernyataan resmi, mereka menyerukan persatuan nasional demi membangun negara yang adil dan damai. Namun, perjalanan ini tidaklah mudah; tantangan besar menanti, seperti menyatukan beragam kelompok oposisi dengan ideologi yang saling bertentangan, serta potensi intervensi dari kekuatan asing yang memiliki kepentingan di tanah Suriah. Meskipun demikian, pernyataan ini mencerminkan harapan baru bagi rakyat Suriah, meski jalan menuju rekonsiliasi dan pembangunan kembali negara masih panjang dan penuh liku.
5. Dampak Kejatuhan Assad
Kehancuran rezim Bashar al-Assad membawa dampak yang luar biasa bagi kawasan Timur Tengah, yang selama ini menjadi panggung bagi konflik geopolitik yang rumit. Kejatuhannya berpotensi merombak tatanan kekuatan regional, terutama antara Iran, Rusia, dan negara-negara Barat yang saling bersaing. Namun, di balik harapan akan perubahan, krisis kemanusiaan yang telah melanda Suriah selama bertahun-tahun diperkirakan akan semakin parah dalam waktu dekat akibat kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan. Organisasi internasional pun mendesak agar bantuan kemanusiaan segera digulirkan untuk mencegah keruntuhan total infrastruktur negara yang sudah rapuh. Kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa rezim otoriter tidak kebal terhadap perubahan, terutama ketika rakyat bersatu untuk memperjuangkan kebebasan dan keadilan yang mereka idamkan.
6. Mengapa Bashar al-Assad melarikan diri?
Bashar al-Assad, yang telah memimpin selama 24 tahun, terpaksa melarikan diri saat pemberontak berhasil menguasai Damaskus, menandai momen dramatis yang menyaksikan runtuhnya rezimnya yang dulu tampak tak tergoyahkan.
7. Siapa yang memimpin pemberontakan di Suriah?
Kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) melancarkan serangan kilat yang mengejutkan, berhasil merebut kendali atas ibu kota Damaskus dengan strategi yang cermat dan penuh keberanian.
8. Apa dampak kejatuhan Assad bagi Suriah?
Jatuhnya rezim Assad membawa harapan akan lahirnya era baru bagi Suriah, namun di balik itu tersimpan gelombang ketidakpastian yang mengancam stabilitas politik dan kemanusiaan di negeri yang telah lama dilanda konflik ini.
9. Ke mana Bashar al-Assad melarikan diri?
Dilaporkan bahwa Assad berhasil melarikan diri dengan pesawat, namun hingga kini keberadaannya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/ank)
Advertisement
