Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah, Cara Terbaik untuk Memutus Rantai Perundungan

Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah, Cara Terbaik untuk Memutus Rantai Perundungan
Penyebab Anak Melakukan Bullying di Sekolah, Cara Terbaik untuk Memutus Rantai Perundungan

Kapanlagi.com - Fenomena bullying di kalangan anak-anak semakin mengkhawatirkan! Data terbaru dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, terdapat sebanyak 2.982 kasus bullying yang teridentifikasi, dengan 1.138 di antaranya melibatkan kekerasan fisik dan psikis. Angka ini mencerminkan bahwa bullying bukanlah masalah sepele, melainkan isu serius yang memerlukan perhatian ekstra dari orang tua dan masyarakat.

Menariknya, seringkali pelaku bullying adalah anak-anak yang juga membutuhkan perhatian lebih. Tindakan mereka tidak muncul begitu saja; ada berbagai faktor yang mendasari perilaku tersebut. Pada Sabtu (23/11), beberapa sumber mengungkapkan penjelasan mendalam mengenai penyebab bullying dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya. Mari kita bersama-sama berupaya menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak kita!

1. Masalah di Rumah Menjadi Pemicu Utama

Medium shot girl getting bullied at school

Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak, tempat mereka belajar berbagai hal, termasuk bagaimana berperilaku. Namun, ketika anak sering menyaksikan pertengkaran antara orang tua, rasa aman dan kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan justru terganggu. Akibatnya, mereka bisa mencari perhatian dengan cara yang kurang baik, seperti melakukan bullying.

Selain itu, pola asuh yang permisif—di mana orang tua membiarkan anak berperilaku semau mereka tanpa batasan—dapat menciptakan karakter yang agresif. Ketika anak merasa tidak dihargai di rumah, mereka berusaha mencari kekuasaan di luar lingkungan keluarga, seringkali dengan cara yang salah, seperti menindas teman-temannya.

Menurut seorang psikolog anak, "Keluarga adalah fondasi utama dalam membentuk karakter anak. Konflik di rumah dapat memengaruhi cara anak berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya," jelas pakar dari KPAI. Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana yang harmonis agar anak dapat tumbuh dengan baik.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Bullying Dilakukan Demi Keseruan Pribadi

Picture showing children violence  at school

Kurangnya empati ternyata menjadi salah satu faktor utama yang mendorong anak-anak melakukan perundungan. Anak-anak yang merasa kurang diperhatikan oleh orang tua sering kali mencari cara-cara yang salah untuk mendapatkan hiburan, seperti menyakiti teman-teman mereka. Tindakan ini bukan hanya untuk menghibur diri, tetapi juga untuk merasakan kekuasaan atas korban yang mereka pilih.

Perundungan sebagai bentuk hiburan ini sering kali terjadi di sekolah, di mana pelaku merasa puas melihat korban merasa takut atau rendah diri. Di sinilah peran orang tua sangat krusial. Dengan menanamkan nilai empati sejak dini, orang tua dapat membantu anak-anak belajar untuk menghargai perasaan orang lain, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih positif dan saling mendukung.

3. Ingin Dianggap Keren dan Populer

Side view colleagues bullying boy

Salah satu faktor yang mendorong anak-anak melakukan bullying adalah keinginan untuk meraih popularitas. Dalam usaha untuk terlihat 'keren' di mata teman-temannya, mereka sering kali memilih bullying sebagai cara untuk menarik perhatian. Sayangnya, mereka percaya bahwa tindakan agresif ini dapat meningkatkan status sosial mereka di sekolah.

Biasanya, sasaran mereka adalah anak-anak yang dianggap lemah atau berbeda, baik dari segi fisik, ras, maupun agama. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk membimbing anak-anak mereka menuju kegiatan positif yang dapat memperkuat rasa percaya diri, tanpa perlu merendahkan orang lain. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih baik dan saling menghargai di kalangan anak-anak.

4. Balas Dendam, Sebuah Siklus yang Terus Berulang

Low section of people bullying man sitting on floor

Tak jarang, anak-anak yang pernah menjadi korban bullying justru berbalik menjadi pelaku di kemudian hari. Rasa sakit yang mereka alami sering kali dialihkan dengan menindas teman-teman yang dianggap lebih lemah. Tindakan ini, meski hanya memberikan kepuasan sesaat, dapat memicu siklus bullying yang sulit untuk diputus jika tidak segera ditangani.

Untuk memutus rantai perilaku negatif ini, sangat penting untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung. Dengan suasana yang positif, anak-anak dapat belajar untuk saling menghargai dan mengatasi perasaan mereka dengan cara yang lebih konstruktif. Mari kita bersama-sama menghentikan siklus ini demi masa depan yang lebih cerah!

5. Ambisi Mendapatkan Kekuasaan di Sekolah

Side view girl getting bullied at school

Dalam dunia anak-anak, bullying sering kali muncul sebagai cara untuk menunjukkan kekuasaan. Ketika mereka merasa tidak memiliki tempat yang berarti di lingkungan sekitarnya, beberapa anak berusaha meraih dominasi dengan menekan teman-temannya. Sayangnya, ini menjadi jalur singkat bagi mereka untuk merasakan kekuatan.

Satu faktor yang memperburuk keadaan adalah kurangnya dukungan emosional dari orang tua. Tanpa bimbingan yang tepat, anak-anak ini mencari pengakuan dengan cara yang negatif. Namun, jika orang tua menerapkan pola asuh yang baik, seperti memberikan pujian atas setiap pencapaian anak, mereka dapat membantu si kecil merasa dihargai tanpa harus resort ke tindakan agresif untuk menunjukkan kekuasaan. Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung bagi perkembangan anak.

6. Pertanyaan dan Jawaban Seputar Anak Melakukan Bullying

Apa penyebab utama anak menjadi pelaku bullying?

Anak sering menjadi pelaku bullying karena faktor lingkungan keluarga, kurangnya empati, dan keinginan untuk mencari perhatian atau kekuasaan.

7. Bagaimana orang tua dapat mencegah anak menjadi pelaku bullying?

Orang tua dapat mencegahnya dengan menciptakan suasana rumah yang harmonis, memberikan perhatian penuh, dan mengajarkan nilai empati sejak dini.

8. Apa yang harus dilakukan jika anak menjadi korban bullying?

Jika anak menjadi korban bullying, orang tua harus segera berbicara dengan pihak sekolah dan memberikan dukungan emosional kepada anak.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/moy)

Rekomendasi
Trending