Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Indonesia menganut Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa. Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Artinya setiap warga negara berhak mendapat keadilan yang setara dan juga bersikap adil pada sesama.
Namun belum lama ini viral dua postingan dari putra dan putri Indonesia yang merasa dicurangi. Mereka bernama Kristina dan Rafael Malalangi.
Merasa tak mendapat keadilan, mereka sama-sama gagal selangkah menuju ke masa depannya karena alasan yang janggal. Simak berita lengkapnya berikut.
Advertisement
credit: Facebook Melkisedek Takatio
Kristina merupakan seorang gadis 16 tahun yang harus rela melepas kesempatannya. Ia lahir dan dibesarkan oleh orangtuanya yang bekerja sebagai petani di desa Salutabang. Siswi SMAN 1 Mamasa ini dinyatakan gagal mewakili Provinsi Sulawesi Barat sebagai salah satu anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021.
Ceritanya, sebelum dirinya terbang ke Istana Negara harus menjalani tes swab PCR terlebih dahulu. Ternyata hasil tes tersebut menunjukkan dirinya positif Covid-19. Namun, dalam postingan media sosial Melkisedek Takatio, kakak sepupu Kristina disebutkan beberapa kejanggalan.
Salah satunya adalah hasil tes swab PCR yang dilakukan pihak Dinas Pemuda dan Olahraga Sulbar. Keluarga merasa heran mengapa Kristina setelah dinyatakan positif Covid-19 malah dipulangkan hanya dengan mobil rental dan tidak mendapat pendampingan seperti APD. Kemudian Kristina melakukan tes swab PCR lagi dan dinyatakan negatif Covid-19.
Lebih lanjut, orang yang menggantikan Kristina bukanlah candangan dari daerah Pasangkayu melainkan pelajar lain yang sesama dari Mamasa.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Kabar ini langsung dikonfirmasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI), Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Niam Sholeh. Asrorun mengatakan kalau tes swab PCR untuk kebaikan bersama.
Selain itu, Asrorun menambahkan semua itu kembali pada wewenang provinsi. Hal ini menyesuaikan dengan Permenpora Nomor 14 Tahun 2017, seleksi calon Paskibraka Nasional sepenuhnya diserahkan dan dilakukan provinsi.
"Penetapan calon paskibraka nasional wakil provinsi menjadi kewenangan penuh provinsi, termasuk penggantiannya. Penggantian Capasnas putri dari Sulawesi Barat atas nama Kristina kepada Anggie Fricillia Tamuntuan dilakukan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat dengan pertimbangan hasil swab test Kristina positif COVID-19," kata Asroun kepada Diary Paskibraka Liputan6.com melalui aplikasi pesan singkat (29/7/2021).
Advertisement
Kisah selanjutnya datang dari Rafael Malalangi yang tidak lulus tes penerimaan calon Bintara Polri 2021. Merasa dicurangi, orangtuanya yang bernama Christofel Tumalun mengunggah sebuah video di Facebook yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Diceritakan kalau anaknya, Rafael yang berasal Minahasa Selatan mengikuti tes penerimaan calon Bintara Polri 2021. Pengumuman tersebut disiarkan secara virtual dan disaksikan langsung oleh seluruh masyarakat Desa Pinapalangkow.
Rafael pun diumumkan lulus pada saat itu dan keluarga merayakan kelulusannya. Sayangnya, tiba-tiba ada kabar mengejutkan kalau keluarga menerima surat anaknya dinyatakan tidak lulus dan sudah digantikan orang lain.
Pada 23 Juli 2021, Rafael dan keluarga sempat diundang ke Mapolda Sulawesi Utara. Mapolda mengatakan kalau mereka mengalami kesalahan teknis dalam pengumuman dan penilaian. Sehingga kuota menjadi terbatas dan terpaksa Rafael dinyatakan tidak lulus.
Instagram.com/hillarybrigitta
Rafael bisa kembali tersenyum setelah mendapat kabar bahagia lantaran dirinya baru saja diterima di Pendidikan Bintara Polri. Hal ini disampaikan anggota DPR-RI Hillary Brigita Lasut.
"Sama-sama Rafael. Selamat untuk hasil yang luar biasa atas perjuanganmu. Terima Kasih pak Kapolri dan pak Kadiv Propam yang merespon cepat dengan menambahkan kuota untuk Rafael dan Rafael bisa mulai pendidikan bulan Februari.
Terima kasih pak Kapolda karena hanya dalam 1 hari bisa menyelesaikan masalah ini dan dengan tegas mengusut masalah kelalaian oknum dibawah dan segera meminta ke pusat untuk bisa memperhatikan Rafael.
Tanpa sikap tegas dan cepat bapak Kapolda, tentunya hasilnya tidak akan sebaik ini. Terima Kasih masyarakat yang terus mendukung dan bersemangat untuk Rafael," tulis Hillary Brigita Lasut.
Semoga hal ini tidak terulang lagi dan penegak keadilan semakin tegas dalam tugasnya ya, KLovers.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/lmp)
Advertisement