3 Contoh Drama Singkat 6 Orang yang Penuh Pesan Moral

Diterbitkan:

3 Contoh Drama Singkat 6 Orang yang Penuh Pesan Moral
Ilustrasi (Credit: Unsplash)

Kapanlagi.com - Drama merupakan salah satu karya sastra yang disusun untuk sebuah pertunjukan teater. Selain dialog yang melibatkan emosi, konflik di dalamnya juga bisa mengandung banyak pesan moral. Kalian bisa menemukannya dalam contoh drama singkat 6 orang.

Jika kalian ingin mulai menulis, tak ada salahnya menjadikan contoh drama singkat 6 orang ini sebagai referensi. Tema yang diangkat dalam contoh kali ini meliputi kisah persahabatan hingga karma bagi orang yang berkelakuan buruk.

Nah, jika kalian penasaran dengan contoh drama singkat 6 orang, silakan simak informasi yang dihimpun dari berbagai sumber berikut ini.

 

1. Contoh Drama Singkat 6 Orang Food Vloger

Jika kalian sedang mencari contoh drama singkat 6 orang yang penuh pesan moral, silakan simak kisah "Food Vlogger" berikut ini.

Tokoh:

Anwar (Food vlogger)

Nurul (Karyawan)

Danang (Pemilik kedai)

Wahyu (Tukang parkir/keamanan)

Fahri (Pelanggan 1)

Sofi (Pelanggan 2).

Sebagai Food Vloger, Anwar kerap mendatangi tempat makan. Selama ini, sudah ada banyak video review makanan enak yang viral di kanal Youtube miliknya. Tak jarang, tempat makan terkait pun jadi ramai pengunjung. Karena Anwar merintis karier sebagai konten kreator dari bawah, muncul kepuasan tersendiri dalam hatinya setiap kali kontennya viral. Karyanya makin dihargai sejak aksinya dalam mereview makanan disukai banyak orang. Wajahnya pun makin dikenali saat berada di tempat umum. Namun, perlahan hal itu membuat Anwar sombong dan bertindak semena-mena.

Pada suatu sore, Anwar datang ke sebuah kedai bakso unik yang baru buka di dekat tempat tinggalnya. Tak hanya bulat seperti biasanya, bakso yang disajikan di kedai tersebut memiliki bentuk yang beraneka ragam. Dengan semangat, Anwar mulai menata kamera.

ADEGAN 1

Anwar : (Menata kamera kemudian mengambil gambar di sekitar warung).

Danang : (Mendatangi meja Anwar) "Silakan Mas, mau pesan apa?"

Anwar : "Sebentar Pak, saya mau ngevlog jadi menata kamera dulu. Oh iya, saya boleh sekalian izin untuk ambil video?"

Danang : "Oh, Mas vlogger to, boleh banget Mas."

Anwar: "Kalau begitu saya sekalian ambil video sejak pesan ya, Pak"

Danang : "Silakan, silakan. Kalau begitu, saya permisi dulu" (Mendatangi meja lain).

Anwar: (Melanjutkan setting kamera).

Di meja sebelah, Fahri dan Sofi sedang menunggu pesanan dan mengenali Anwar sebagai food vlogger.

Sofi : (Melihat-lihat ke arah Anwar) "Itu Anwar Vlogger, kan?"

Fahri : "Iya ya? Wow, mau bikin konten dia"

Sofi : "Beruntung banget kita ketemu dia. Ternyata dia benar-benar sendiri ya, nggak punya tim, tapi kontennya tetap bagus. Tuh lihat, sudah mulai".

ADEGAN 2

Anwar : "Halo guys, bertemu lagi dengan Anwar Vlogger makan-makan. Kali ini, kita akan melihat sebuah warung bakso yang konon beda dari yang lain. Baksonya bukan bulat, lalu apa bentuknya? Mari kita lihat di dapur!" (Sambil berjalan ke arah dapur).

Nurul : "Mohon maaf mas, selain karyawan dilarang masuk ke area dapur. Silakan pesan lewat kasir ya."

Anwar : "Oh, tenang Mbak, saya tadi sudah izin ke Bapak yang itu."

Nurul: "Oh, Pak Danang. Sebentar ya, saya konfirmasi dulu."

Anwar: "Maksudnya gimana? Saya tadi sudah izin Mbak, sudah dipersilakan."

Nurul : "Tapi saya sebagai karyawan perlu mematuhi peraturan, Mas. Soalnya beliau pemiliknya dan yang membuat peraturan ini."

Anwar : "Lho, bahkan pemiliknya sudah mengizinkan. Kenapa Mbaknya yang repot-repot? Mbak nggak tahu saya siapa?" (Dengan nada tinggi)

Wahyu : (Melihat keributan, mendekat) "Ada apa ya?"

Nurul : "Begini, Pak..." (Panik)

Anwar : "Saya food vlogger, mau bikin video, tapi karyawan ini menghalangi. Dia bilang peraturan tak boleh masuk dapur, padahal saya sudah izin, bahkan dengan pemiliknya" (Tetap dengan nada tinggi).

Wahyu : "Kalau begitu saya bantu konfirmasi ke Pak Danang ya, sebentar."

Anwar : "Lho, kamu ini siapa? Tukang parkir? Sama saja. Aduh, maaf ya guys, ini ada keributan saya dihalangi ambil video, padahal sudah izin,"

Danang : (Mendekati keributan) "Mohon maaf, ada apa ini ya?"

Anwar : "Saya mau ambil video, Pak. Saya sudah izin, kan? Mereka malah menghalangi saya. Dasar, karyawan nggak jelas. Biar saya viralin kalian ya. Lihat ini guys, wajah mereka sama sekali nggak menghargai saya. Minggir, saya mau masuk."

Danang : "Mohon maaf Mas, tapi peraturan di sini memang selain karyawan dilarang masuk dapur. Tadi saya izinkan untuk vlog review makanan, bukan masuk dapur."

Anwar : (Marah) "Lho, kalian ini sebenarnya menyembunyikan apa di dapur? Guys dengar, saya dilarang masuk dapur, padahal tadi diizinkan." (mematikan kamera).

Wahyu : "Jika tidak berkenan, silakan meninggalkan kedai ini ya, Mas. Sebelum ada keributan yang lebih besar, kebetulan saya bertanggung jawab pada keamanan sekitar sini."

Anwar : (Langsung pergi mengemas kamera).

ADEGAN 3

Fahri : (Bisik-bisik) "Itu gimana sih si Anwar, kok beda sama keramahan dan kelucuan di kontennya. Dia nggak ngerti aturan apa gimana?"

Sofi : "Kasihan karyawannya, aku rekam aja deh biar tahu kelakuan aslinya."

Anwar : (Bersiap pergi) "Saya sudah simpan video kelakuan kalian. Saya akan viralkan kelakuan kedai baru yang nggak tahu terima kasih. Kalian beruntung lho bisa saya datangi gratis, tanpa endors. Lihat aja, pasti subscriber saya langsung kasih rating buruk secara masal ke kedai ini. Tunggu ya!"

Sofi: (Sambil merekam) "Itu guys idola kalian, food vlog ratusan ribu subscriber aja sombong, akhlak minus nggak jelas. Aku kirim ke menfees Twitter viral duluan kamu!"

Fahri : "Kok kamu jadi netizen rempong sih? Udah biarin aja nggak usah ikut-ikutan."

Sofi : "Nggak bisa!"

ADEGAN 4

Sampai rumah, Anwar kaget karena banyak temannya yang mengirim link videonya saat marah-marah di kedai. Belum ada satu jam, kelakuannya viral. Dia hanya bisa meratapi kesedihan sambil membaca komentar hujatan dan ancaman unsubscriber akun Youtubenya.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Contoh Drama Singkat 6 Orang Titip Absen

Berikut ini terdapat contoh drama singkat 6 orang tentang seorang siswa yang sering titip absen.

Dalam mata kuliah teknologi informasi, Rizky sering bolos dan tidak mengerjakan tugas. Namun, ia tidak pernah mendapatkan masalah karena selalu titip absen dan titip nama setiap diberikan tugas oleh Bu Fatma. Suatu hari, Rizky berada satu kelompok dengan Rina, Bunga, Elisa,dan Azis.

Rina: "Si Rizky enggak masuk lagi, ya?"

Elisa: "Iya, dia selalu absen kalau pas pelajarannya Bu Sri."

Bunga: "Kenapa bisa begitu?"

Elisa: "Masak kamu nggak tahu, sih?"

Bunga: "Nggak tahu. Emang kenapa?"

Rina: "Coba deh tanya sama teman dekatnya." Rina menunjuk Azis.

Azis yang sadar dengan obrolan tersebut akhirnya ikut nimbrung.

Azis: "Rizky pernah kepergok ngempesin ban motor, eh nggak tahunya ternyata itu ban motor punya Ibu Sri."

Elisa: "Wah, gila. Parah banget kalau sampai kayak gitu."

Bunga: "Aku nggak nyangka, ternyata Rizky anaknya bandel banget."

Keesokan harinya, Bu Sri membagikan daftar kelompok untuk presentasi. Ternyata, Rizky satu kelompok dengan Elisa, Bunga, Rina, dan Azis.

Elisa: "Yaahh... Kita satu kelompok dengan Rizky."

Rina: "Dia itu nggak mau tahu kalau ada tugas begini."

Azis: "Gini aja deh, nanti aku coba ke kosannya. Siapa tahu dia mau berubah."

Bunga: "Oke, semoga dia mau ambil bagian buat ngerjain tugas."

Malam harinya, Azis datang ke kosnya Rizky. Kedatangannya yang tanpa pemberitahuan membuat Rizky sedikit terkejut.

Rizky: "Eh, Azis."

Azis: "Gimana, Rizky? Kok nggak pernah masuk pas mata kuliahnya Bu Sri?"

Rizky: "Aku malu banget, Zis. Takut disindir-sindir di depan kelas."

Azis: "Bu Sri sudah maafin kamu, kok. Oh iya, ada tugas kelompok, nih. Kamu ngerjain, ya!"

Rizky: "Aku masih takut buat masuk kelas, Zis."

Azis: "Kamu takut apa, sih? Kamu nggak masuk terus, apa nggak kasihan sama orang tua kamu? Mulai sekarang, pikirin gimana perasaan orang tua kamu kalau tahu bolos begini."

Rizky: "Oke, deh. Minggu depan aku masuk. Nanti kamu kirimkan file tugasnya lewat Whatsapp ya."

Azis: "Nah, gitu dong. Makasih, Riz."

Akhirnya, Rizky mau mengerjakan tugas bersama dengan teman-temannya. Bu Sri juga sudah memaafkan kesalahan Rizky. Akhirnya, tidak ada lagi mahasiswa yang titip absen di kelas.

 

3. Contoh Drama Singkat 6 Orang Penulis Lepas

Contoh drama singkat 6 orang berjudul "Penulis Lepas" ini mengandung pesan moral tentang perjuangan seorang siswa yang bekerja untuk membiayai sekolahnya. Silakan simak kisah selengkapnya di bawah ini.

Deni dan Rico sedang berada di sekitar halaman sekolah untuk beristirahat. Deni ingin menceritakan masalahnya karena memang Rico saja yang bisa memahami Deni. Keluarganya sedang mengalami kesulitan ekonomi. Sebagai jalan keluar, mereka pun berusaha menemukan pekerjaan yang cocok untuk SMA.

Babak 1

Deni: "Aku lagi pusing nih Co, hasil jualan ibuk aku gak seramai biasanya. Belakangan emang lagi sepi pengunjung kayaknya."

Rico: "Ya aku turut sedih sih Den, tapi ya namanya keadaan siapa yang bakal tau. Semoga aja ibuk kamu bisa tambah laku lagi jualannya."

Deni: "Iya amin aja deh, soalnya kalo gak laku lagi, aku bakal bingung bayar uang sekolah nih."

Rico: "Atau kamu mau pinjem uang ayahku dulu? Nanti kamu ganti aja, kan ayahku juga udah anggep kamu kayak anak."

Deni: "Gak deh Co, gaenak, mending aku coba liat hasil jualan ibukku dulu."

Toba-tiba Mira datang dan menyapa mereka berdua yang sedang saling berbicara.

Mira: "Hai Den, Co, lagi pada cerita apa nih, aku kok gak diajak."

Deni: "Eh Mira, enggak ini lagi ngobrol santai aja tentang pelajaran di kelas tadi. Iya gak Co?"

Rico: "Hehe, iya Mir. Cuma masalah pelajaran aja."

Mira: "Masa sih, tadi aku liat dari jauh mukanya Deni kayak stres gitu."

Deni: "Enggak kok biasa aja, santai-santai hehe."

Mira: yaudah deh, eh... kalian mau makan bakso gak? Aku traktir nih, baru dikasih uang banyak sama papa aku.

Ande dan Deni: "Yaudah deh boleh."

Kemudian mereka pun jajan bakso bersama.

Babak 2

Setelah sepulang sekolah, Deni langsung kembali ke rumah dan bertemu dengan ibunya yang sedang memasak. Sore itu Deni sedang membantu ibunya yang sedang memasak untuk makan malam. Deni berniat untuk membahas perihal membayar uang sekolah dengan ibunya.

Deni: "Buk, dagangan ibuk lagi sepi pembeli ya?"

Raniah (Ibu Deni): "Iya Den, kenapa emangnya? Kamu mau bantu jualin?"

Deni: "Engga tau juga sih buk, soalnya bulan in ikan harus segera bayar uang sekolah. Jadi Deni bingung gimana bayarnya kalau dagangan ibuk sepi pembeli."

Raniah : "Kamu gamau coba cari kerjaan kecil Den? Kamu kan suka nulis, coba aja bakatmu itu dituangkan biar bisa dapet kerjaan. Biar kamu bisa bantu ibuk juga buat bayar uang sekolah."

Deni: Yah ibuk, kok malah nyuruh Deni kerja sih... kan Deni masih SMA, gimana bisa dapet kerjaan? Apa ibuk gamau jual warisan dari bapak aja?

Raniah (Ibu Deni): "Husshh, kalau ngomong jangan sembarangan. Warisan Bapak itu kan buat kamu juga. Dulu sebelum meninggal, Bapak juga pesen biar warisan itu gak dijual ke siapa pun. Ya kalau kamu gamau kerja, nanti ibuk coba cari cara biar bisa bayarin uang sekolah kamu ya nak."

Deni: "Tapi buk, masa ibuk mau cari utangan, kan hasil jualan ibuk lagi sepi. Nanti kita bayarnya gimana buk?"

Raniah (Ibu Deni): "Udah kamu gausah mikirin, biar ibuk aja yang nanganin masalahnya. Sekarang kamu makan dulu aja, kan ini udah jadi juga masakannya (sambil memberikan makanan ke Deni)."

Deni: "Yaudah deh buk iya (dengan wajah sedih)."

Babak 3

Deni berangkat sekolah dengan raut wajah yang sedih dan bingung dengan kondisinya. Kemudian Rico menyapanya sebab melihat muka Deni yang muram.

Rico: "Kenapa Den, pagi-pagi mukanya udah pahit gitu?"

Deni: "Ya kamu tau kan, masalah kemarin."

Rico: "Soal dagangan ibuk kamu? Gimana? Kamu jadi mau pinjem uang ke ayahku?"

Deni: "Enggaklah Den, malah ibukku yang kayaknya mau cari pinjaman, tapai gatau kemana."

Rico: "Yaudah ke ayahku aja."

Deni: "Ishh, apaan sih, Co. Gaenaklah, ntar dikiranya karna kita deket jadi seenaknya pinjem uang. Aku juga gatau nanti bayarnya gimana."

Rico: "Kamu gamau coba kerja aja, Den? Kan kamu jago nulis tu, Pak Andre aja bilang tulisanmu bagus. Yaaa bisa nambah-nambah uang jajanmu sama bantu ibukmu buat bayar sekolah."

Deni: "Kok kamu kayak ibukku sih nyuruh kerja? Aku tu gak yakin keterima kerja, kan masih SMA."

Rico: "Jaman sekarang mah kerjaan gak mikir status orang Den, asal bisa kerja pasti dapet kerjaan. Coba dulu, gimana?"

Deni: "Iya juga sih, Co, tapi gimana yaa. Kadang emang aku males sih, nulis juga kadang males kadang rajin."

Rico: "Ya itu yang harus kamu lawan sih Den, rasa malesmu. Biar kamu bisa bantu ibukmu ya kamu harus kerja."

Deni: "Tapi aku gatau caranya lamar kerja, Co."

Rico: "Santai, besok aku bantu. Nanti aku minta tolong ayahku aja buat bikinin CV kamu biar bisa kerja."

Deni: "Okelah, coba dulu aja ya Den."

Babak 4

Siang itu di sekolah, Rico dan Deni sedang ingin ke kantin. Namun, kemudian datang Reza dan Agung yang merupakan musuh dari Deni.

Rico: "Yuk Den, ke kantin dulu, laper nih."

Deni: "Yaudah yuk."

Reza: "Eh si miskin, mau kemana nih? Gimana dagangan ibuknya? Makin laku atau sepi nih. Hahahaha"

Agung: "Iya, kamu gak sekalian ngamen aja, Den! Buat bantu ibuk kamu? (tertawa)"

Rico: "Apaan sih kalian. Gasopan ya ngerendahin orang lain gitu."

Reza: "Lah emang faktanya Deni rendah. Lagian kamu mau-mau aja sih Co, temenan sama orang kampungan ini, iya gak, Gung?"

Agung: "Yoi, my friend! Masa Rico yang bapaknya berduit mau-mau aja temenan sama orang miskin."

Tiba-tiba datang Mira yang mendengar percakapan mereka. Mira mencoba untuk melerai mereka dan menegur Reza.

Mira: "Hei! Udah-udah, kenapa sih kalian? Kamu tuh, mentang-mentang hidupmu enak. Kamu gak berhak ya ngerendahin Deni."

Reza: "Eh si cantik, kenapa kamu belain dia terus. Kamu suka? Udahlah sama aku aja, ngapain kamu sama si anak miskin itu."

Mira: "Ya aku mau sama siapa aja suka-suka aku lah. Lagian Deni lebih punya perasaan daripada kamu. Sukanya nyakitin orang lain."

Agung: "Udahlah Za, biarin aja. Komplotan orang gajelas ini."

Reza: "Yaudalah kita tinggalin aja, dasar si miskin bebanin orang lain ajaa."

Rico: (Sambil berusaha menenangkan Deni) "Den, yang sabar ya, gausah dimasukin ke hati."

Mira: "Iya Deni, sabar ya. Kenapa kamu gak cerita sih, kan aku bisa bantu kamu juga."

Deni: "Udahlah gapapa. Lagian kan mereka juga sering ejek aku. Jadi aku udah terbiasa."

Rico: "Yaudahlah, semoga bisa kamu jadiin semangat aja."

Mira: "Iya Deni, kamu yang semangat ya. Aku yakin orang kayak Reza sama Agung juga bakalan dapet pembalasannya."

Mereka pun menuju ke kantin untuk saling bercerita mengenai masalah Deni. Sepulang sekolah, Deni segera menuju ke rumah Rico untuk dibantu membuatkan CV dan melamar pekerjaan.

Babak 5

Deni sedang berada di depan rumah Rico untuk meminta bantuan masalah mendaftar kerja. Kemudian Rico keluar dan menyuruh Deni masuk.

Deni: "Rico..ini aku Deni, aku dah di depan nih." (Mengetuk pintu).

Rico: "Eh Deni, sini masuk-masuk."

Deni: "Oiya, Ayah kamu ke mana?"

Rico: "Ayo kita ke ruang kerjanya, nanti bakal dibantuin nyusun CV sama portofolio. Kata Ayah tadi, banyak peluang sebagai penulis lepas yang bisa dikerjain di rumah."

Deni : (Mengangguk, berjalan mengikuti Rico).

Akhirnya Deni mendapatkan pekerjaan sebagai penulis lepas. Sejak hari itu Deni mulai rajin bekerja dan rajin bersekolah. Dia membuktikan kemampuan kepada teman-teman yang selama ini merendahkannya.

Nah, KLovers, itulah beberapa contoh drama singkat 6 orang yang bisa kalian baca sebagai referensi.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending