BRIN Peringatkan Potensi Megathrust Selat Sunda, Tsunami Bisa Ancam Jakarta Kapan Saja
Ilustrasi tsunami (sumber: pixabay)
Kapanlagi.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) baru-baru ini mengeluarkan peringatan serius mengenai potensi gempa megathrust di Selat Sunda yang bisa terjadi kapan saja. Dengan kekuatan yang bisa mencapai Magnitudo 9,1, gempa ini berisiko memicu tsunami dahsyat dengan ketinggian mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, bahkan bisa menjangkau Jakarta hanya dalam waktu 2,5 jam setelah terjadinya gempa.
Nuraini Rahma Hanifa, peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, menegaskan betapa pentingnya langkah-langkah mitigasi bencana, baik yang bersifat struktural maupun non-struktural. Di antara solusi yang diusulkan adalah pembangunan tanggul, penanaman vegetasi alami seperti mangrove, dan pemasangan pemecah ombak untuk mengurangi dampak tsunami yang mungkin terjadi.
Dalam rangka menghadapi ancaman ini, BRIN mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan serta memperkuat sistem peringatan dini. Peringatan ini disampaikan setelah penelitian terbaru menunjukkan bahwa ledakan megathrust di Selat Sunda dapat terjadi tanpa tanda-tanda yang jelas.
Advertisement
1. Potensi Megathrust Selat Sunda dan Dampaknya
Penelitian terbaru dari BRIN mengungkapkan bahwa Selat Sunda menyimpan potensi gempa megathrust yang bisa mengguncang dengan kekuatan Magnitudo 9,1. Jika bencana ini terjadi, bayangkan gelombang tsunami raksasa setinggi 20 meter menerjang pesisir selatan Jawa, sementara gelombang di Selat Sunda bisa mencapai ketinggian 3-15 meter.
Jakarta pun tidak luput dari ancaman, di mana tsunami diperkirakan akan mencapai ketinggian 1,8 meter hanya dalam waktu 2,5 jam setelah gempa mengguncang. BRIN memperingatkan bahwa dampak dari tsunami ini tidak hanya akan menghancurkan infrastruktur, tetapi juga mengancam nyawa jutaan penduduk di wilayah pesisir dan ibu kota. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama untuk meminimalisir risiko korban jiwa dan kerusakan yang lebih parah.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Sistem Mitigasi dan Kesiapsiagaan yang Diperlukan
Menghadapi ancaman bencana alam yang kian nyata, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong pembangunan infrastruktur mitigasi yang tangguh, seperti tanggul penahan tsunami dan pemecah ombak di kawasan pesisir. Tak hanya itu, penataan ruang yang mempertimbangkan jarak aman dari pantai juga sangat dianjurkan untuk mengurangi dampak bencana.
Pendekatan berbasis ekosistem pun menjadi sorotan, di mana penanaman vegetasi alami seperti pandan laut dan hutan mangrove berperan penting dalam meredam energi gelombang tsunami sebelum menyentuh daratan.
"Pembangunan hutan pesisir dan penataan ruang berbasis mitigasi adalah langkah esensial dalam menyiapkan masyarakat menghadapi risiko tsunami," ungkap Nuraini Rahma Hanifa, Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, dalam rilis resminya. Selain itu, penguatan sistem peringatan dini di sepanjang pesisir juga menjadi fokus utama demi keselamatan bersama.
3. Dampak pada Jakarta: Tsunami dalam 2,5 Jam
Prediksi mengejutkan dari BRIN mengungkapkan ancaman serius tsunami yang dapat menerjang Jakarta, dengan ketinggian mencapai 1,8 meter dan tiba hanya dalam waktu 2,5 jam setelah gempa megathrust di Selat Sunda.
Sebagai jantung ekonomi dan pemerintahan Indonesia, Jakarta berpotensi mengalami kerusakan parah pada infrastruktur penting, sementara kawasan industri di Cilegon juga terancam dalam zona berbahaya. BRIN menekankan bahwa area pesisir utara Jakarta harus mendapatkan perhatian ekstra dalam perencanaan evakuasi dan pembangunan infrastruktur perlindungan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk memahami jalur evakuasi dan rutin melatih simulasi bencana agar siap menghadapi kemungkinan terburuk.
4. Peringatan Dini dan Teknologi Mitigasi
Dalam upaya mitigasi bencana, BRIN menegaskan betapa krusialnya adanya sistem peringatan dini yang efektif. Dengan komunikasi yang cepat dan akurat, banyak nyawa bisa diselamatkan saat keadaan darurat melanda.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun tak tinggal diam; mereka telah meluncurkan sistem peringatan berbasis teknologi yang inovatif untuk mempercepat penyebaran informasi kepada masyarakat. Melalui SMS dan aplikasi seluler, masyarakat bisa mendapatkan pemberitahuan penting sebelum tsunami datang menghampiri.
"Perangkat peringatan dini ini perlu diuji secara berkala dan disertai dengan edukasi bagi masyarakat agar mereka tahu cara merespons dengan cepat," ujar Rahma. Dengan langkah ini, diharapkan kesiapsiagaan di wilayah-wilayah rawan bencana semakin kokoh.
5. Langkah Antisipasi untuk Masyarakat
Warga di kawasan pesisir, khususnya di selatan Jawa dan utara Jakarta, diimbau untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan pentingnya pemahaman mengenai jalur evakuasi serta penyimpanan perlengkapan darurat seperti makanan, air, dan obat-obatan.
Selain itu, pelatihan simulasi tsunami sangat dianjurkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat. BRIN juga menegaskan bahwa kerjasama antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci utama dalam mengurangi risiko bencana yang mungkin mengancam.
6. Apa itu Megathrust Selat Sunda?
Megathrust, sebuah patahan yang terletak di dasar laut, menyimpan potensi dahsyat untuk memicu gempa besar dan tsunami yang mengerikan. Di antara lokasi-lokasi berisiko tinggi di Indonesia, Selat Sunda menonjol sebagai salah satu titik paling rawan yang patut diwaspadai, mengingat kekuatan alam yang bisa tiba-tiba mengguncang dan mengubah segalanya.
7. Berapa tinggi tsunami yang diprediksi?
Gelombang tsunami yang mengerikan diprediksi akan menggulung pesisir selatan Jawa dengan ketinggian mencapai 20 meter, sementara di pesisir Jakarta, ombaknya diperkirakan setinggi 1,8 meter.
8. Berapa lama waktu tsunami mencapai Jakarta?
Dalam hitungan 2,5 jam setelah guncangan mengguncang Selat Sunda, ancaman tsunami diperkirakan akan menghampiri, memicu kewaspadaan dan ketegangan di sepanjang pesisir.
9. Apa langkah mitigasi yang direkomendasikan?
Dalam upaya memperkuat ketahanan terhadap bencana, berbagai langkah strategis sedang digalakkan, mulai dari pembangunan tanggul yang kokoh, penanaman pohon mangrove yang ramah lingkungan, hingga penguatan sistem peringatan dini yang lebih efektif. Tak kalah penting, jalur evakuasi pun sedang dipersiapkan dengan matang di kawasan-kawasan yang rentan, demi melindungi masyarakat dan mengurangi risiko bencana yang mengancam.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/srr)
Advertisement
