Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Cerpen adalah salah satu karya sastra yang cukup asyik dibaca. Kalian tak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan sebuah cerpen. Kisahnya yang pendek dan terkadang berisi kisah yang kompleks, membuat pembacanya bisa cepat terhanyut.
Hal itu wajar karena cerpen adalah karya sastra yang memang didesain untuk habis dibaca dalam sekali duduk. Meski pendek, menulis cerpen bukanlah hal yang mudah. Justru penulis harus berpikir bagaimana cara mengemas cerita dengan singkat, tapi jelas.
Nah, jika kalian sedang belajar menulis cerpen, coba baca ulasan tentang cerpen berikut ini. Bisa jadi, cerpen adalah media yang cocok bagi kalian untuk mengungkapkan ide. Agar makin mengenal cerpen, silakan simak penjelasan yang dilansir dari berbagai sumber berikut ini.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Seperti yang sudah disampaikan di atas, cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra. Menurut Sumardjo yang dikutip dari buku Menulis Itu mudah: Panduan Praktis Menjadi Penulis Handal, cerita pendek atau cerpen adalah seni, keterampilan menyajikan menyajikan cerita yang di dalamnya merupakan satu kesatuan bentuk utuh, manunggal, dan tidak ada bagian-bagian yang tidak perlu, tapi juga ada bagian yang terlalu banyak.
Arti lain yang merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah cerita pendek atau kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika). Nah, dari beberapa pengertian di atas bisa dikatakan bahwa cerpen adalah karya sastra yang isinya fokus pada sebuah peristiwa atau kejadian. Jalan cerita pun berkonsentrasi panda kejadian tersebut.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Ciri-ciri cerpen adalah tanda khas yang biasanya ditemukan dalam cerpen. Ciri yang paling jelas bisa dilihat dari cerpen, yakni adanya unsur intrinsik yang terdiri dari beberapa bagian berikut ini.
Tema
Tema cerpen adalah hal yang mendasari cerita tersebut. Dasar cerita cerpen bisa dari mana saja, bisa kisah sehari-hari dan bisa juga cerita yang dikarang mengikuti fantasi seseorang. Tema cerpen yang sering ditemui misalnya, tentang persahabatan, percintaan, kriminal, atau detektif.
Sudut Pandang
Sudut pandang dalam cerpen bisa diartikan sebagai cara penulis menyampaikan karyanya atau keberpihakannya. Hal tersebut bisa dilihat dari cara penulis menggunakan kata ganti. Misalnya, menggunakan "saya" atau "aku" sebagai sudut pandang orang pertama. Bisa juga menggunakan kata ganti orang ketiga dengan "dia" atau nama tokoh dengan memposisikan diri sebagai pengamat dalam kisah tersebut.
Latar Cerpen
Pada sebuah cerita, tentu ada kejelasan mengenai latar. Entah itu latar tempat, waktu, atau suasana. Hal tersebut bisa ditemukan dalam deskripsi penutur. Contoh deskripsi latar tempat bisa dengan mengungkapkan peristiwa itu di rumah, di kota "S", atau di sebuah danau. Latar waktu bisa diungkapkan dengan "sore itu", menyebutkan jam tertentu, seperti "12 siang, atau menyebutkan hari "Kamis".
Latar suasana tak harus dijelaskan dengan kata "mencekam", "senang", atau "sedih". Latar suasana bisa ditangkap melalui cara penutur menjelaskan kondisi sekitar atau lewat ekspresi tokoh tertentu.
Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan dalam cerpen adalah dua hal yang menjadi penggerak dalam sebuah cerpen. Tokoh merupakan pelaku, sementara penokohan adalah penilaian karakter terhadap pelaku tersebut.
Alur
Alur dalam cerpen merupakan rangkaian peristiwa di dalamnya. Setelah selesai membacanya, kalian bisa mengetahui bahwa cerpen tersebut punya alur maju, mundur, atau campuran (berisi alur maju dan mundur).
Amanat
Amanat merupakan pesan moral yang mungkin terkandung dalam sebuah cerpen. Dikatakan "mungkin" karena pesan moral tak selalu menjadi hal yang utama dalam cerpen.
Advertisement
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Terdapat berbagai fungsi dalam cerpen. Fungsi cerpen adalah menjadi hiburan atau alat untuk pembelajaran. Agar lebih jelas, simak pemaparannya berikut ini.
Fungsi rekreatif: cerpen sebagai sarana penghibur bagi para pembaca.
Fungsi estetis: cerpen sebagai nilai estetika atau keindahan yang ada pada cerpen sehingga memberikan kepuasan kepada pembaca.
Fungsi didaktif: cerpen sebagai pemberi pelajaran atau pendidikan yang akan bermanfaat bagi para pembaca.
Fungsi moralitas: cerpen sebagai nilai moral berdasarkan isi cerita untuk mengetahui baik buruk yang disampaikan penulis kepada para pembaca.
Fungsi religiusitas: cerpen sebagai pemberi pelajaran yang religius yang nantinya bisa dijadikan sebagai contoh baik oleh pembaca.
Ilustrasi (Credit: Pixabay)
Pembuka cerpen adalah komponen yang penting. Kebanyakan orang mau melanjutkan membaca cerpen sampai habis karena menemukan pembuka yang menarik. Berikut ini terdapat beberapa contoh paragraf pembuka cerpen yang bisa kalian jadikan media belajar.
- Cerpen Sentimentalisme Calon Mayat karya Sony Karsono
Bapak adalah hantu asing, seperti juga bayang yang kutemukan dalam cermin bila menggosok gigi waktu pagi. Aku masih gemar menghisap es krim di halaman rumah bersama ayam-ayam, ketika suatu hari Bapak menghilang di ujung gang menyandang ransel. Ia sangat tergesa, hingga lupa mengelus kepalaku, seperti yang biasa dilakukan seorang bapak dalam film atau puisi taman kanak-kanak. Aku bertanya, "Ibu, ke mana Bapak?" "Bapak cari uang," sahut Ibu seraya menjemur kutang di jemuran. "Kelak ia datang bawa oleh-oleh untukmu."
(Kompas-Minggu, 15 Oktober 1995)
- Cerpen Ibu Pergi Ke Laut Karya Puthut EA
Ayah bilang ibu pergi ke laut. Waktu aku tanya kenapa ibu tidak pulang, ayah menjawab, ibu mungkin tidak pulang. Tentu saja kemudian aku bertanya apakah ibu tidak kangen padaku? Dan ayah menjawab, tentu saja ibu kangen dan tetap sayang padaku. Tapi kenapa ia tidak pulang? Apakah ada seorang anak sepertiku yang ada di laut sehingga ibu tidak mau lagi pulang ke rumah ini? Sepasang mata ayah kemudian berair.
(Kompas-Minggu, 17 April 2005)
- Cerpen Otobiografi Gloria Karya AS. Laksana
SETELAH malam itu, kau tahu, nenekku harus menjalani lagi seluruh hal yang ia sendiri sudah bosan melakukannya dan ia menjalaninya sendirian karena kakekku sudah tidak lagi menemaninya. Lelaki itu masih hidup, tetapi ia tidak mungkin meninggalkan kerangkeng yang mengurungnya.
(Koran Tempo-Minggu 20 Agustus 2006)
Nah, Klovers, bagaimana pendapat kalian tentang contoh pembuka cerpen di atas? Cerpen adalah karya sastra yang cocok dijadikan media untuk menceritakan sekelumit kisah yang ingin kalian tuliskan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement