Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Kabar duka datang dari dunia pendidikan Tanah Air. Seorang murid yang berasal dari Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur tega memukuli gurunya, Ahmad Budi cahyono dengan bogem mentah sampai meninggal dunia. Peristiwa yang terjadi di SMA Negeri 1 Torjun, Desa Jrengik tersebut bermula kala HL, siswa kelas IX pelaku penganiayaan tersebut ditegur oleh sang guru di kelas.
Dikenal sebagai pembuat onar, HL yang kala itu tengah mengikuti pelajaran seni rupa yang diajarkan oleh Ahmad Budi tak henti-hentinya mengganggu kawan sebayanya. Aksi tersebut akhirnya ditegur oleh gurunya dengan mencoret pipi HL menggunakan cat lukis.
"Korban memberikan tindakan, mencoret pipi HL dengan cat lukis. Tapi, HL tidak terima, kemudian memukul korban," ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (2/2) seperti dilansir dari Merdeka.
Advertisement
Lebih lanjut, aksi pemukulan tersebut sempat dilerai oleh siswa lainnya yang ada di dalam kelas. Korban dan HL pun dibawa ke ruang guru lalu menjelaskan duduk perkaranya kepada Kepala Sekolah. Mediasi pun dilakukan. Ketika itu, kepala sekolah mengaku tidak melihat luka di tubuh dan wajah korban.
Namun naas, akibat merasa dendam, HL justru menghadang korban yang hendak pulang. Tanpa belas kasih, HL mulai menghujani guru honorer tersebut dengan pukulan bertubi-tubi. Sesampainya di rumah, korban langsung pingsan dan dirujuk ke RS Dr Soetomo di Surabaya. Sayang, nyawa sang guru tidak terselamatkan akibat pembuluh darah yang pecah.
Tidak berselang peristiwa tersebut, HL pun dibekuk, Kamis (1/2) tengah malam. "Penangkapan dilakukan di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Torjun, Kecamatan Torjun, Sampang, sekitar pukul 24.00 WIB," ujar Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Hery Kusnanto, Jumat (2/2) pagi.
Peristiwa ini tentu menimbulkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Pihak sekolah juga turut menyayangkan tragedi tersebut mengingat apa yang dilakukan oleh guru Budi wajar dilakukan. Bupati Sampang Fadhilah Budiono pun meminta agar aparat kepolisian segara bertindak cepat mengatasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Ia menilai, kasus tersebut bisa menodai citra pendidikan di Indonesia sehingga harus diusut secara profesional.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(mdk/tmd)
Advertisement