Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Reynhard Sinaga, seorang pria asal Indonesia, mendadak mencuri perhatian dunia setelah terungkap sebagai pelaku pemerkosaan paling besar dalam sejarah Inggris. Dengan liciknya, ia berhasil memperdaya ratusan korban, meninggalkan luka mendalam yang takkan terlupakan. Akibat kejahatan mengerikannya, Reynhard dijatuhi hukuman penjara seumur hidup di Inggris.
Namun, kisahnya tidak berhenti di situ. Berbagai kabar kontroversial tentang dirinya terus bermunculan, termasuk tuduhan penganiayaan yang terjadi di balik jeruji besi penjara Inggris. Di tengah situasi ini, pemerintah Indonesia kini tengah berupaya untuk memulangkan Reynhard dengan alasan kemanusiaan, serta permohonan dari keluarga yang tak henti-hentinya meminta kehadirannya kembali.
Lalu, bagaimana sebenarnya kronologi dari kasus yang mengguncang dunia internasional ini sejak tahun 2017 hingga langkah-langkah pemulangan yang sedang diupayakan? Simak ulasannya berikut ini, dirangkum oleh Kapanlagi.com dari berbagai sumber pada Kamis (6/2).
Advertisement
Pemerintah Indonesia tengah giat melakukan negosiasi dengan Inggris untuk memulangkan Reynhard Sinaga ke tanah air, melalui Kementerian Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan. Dengan harapan mencapai kesepakatan yang memuaskan, Kemenko Kumham telah berkomunikasi dengan keluarga Reynhard yang sangat merindukan kehadiran sang anak.
Proses pemulangan ini direncanakan melalui mekanisme pertukaran narapidana antara kedua negara. Menariknya, Reynhard sendiri sudah dua kali menghubungi keluarganya di Indonesia, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam laporan ANTARA.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Pada bulan Juli 2023, Reynhard Sinaga, yang sedang menjalani hukuman di Penjara HMP Wakefield, West Yorkshire, Inggris, mengalami perundungan yang mengejutkan ketika ia diserang fisik oleh sesama narapidana. Serangan ini dipicu oleh anggapan bahwa Reynhard bersikap arogan dan kejahatannya dianggap sangat keji oleh para narapidana lainnya.
Meskipun petugas penjara cepat tanggap dan berhasil mencegah cedera serius pada Reynhard, dampak psikologis dari insiden tersebut cukup mengganggu.
Saat ini, Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI London terus memantau situasi Reynhard dan berkomunikasi dengan pihak penjara untuk memastikan keselamatannya. Menurut Judha Nugraha, "Kondisi Reynhard secara umum baik, namun ia memang mengalami tekanan psikis akibat perundungan di penjara."
Advertisement
Kisah mengerikan ini bermula ketika Reynhard Sinaga, seorang mahasiswa asal Indonesia, tiba di Inggris pada tahun 2007 untuk mengejar pendidikan tinggi. Namun, antara tahun 2015 hingga 2017, ia menjadi predator yang mengincar pria-pria muda yang sedang mabuk di sekitar klub malam Manchester.
Dengan tipu daya yang licik, Reynhard menawarkan tempat beristirahat di apartemennya, hanya untuk menjebak mereka dalam kegelapan. Begitu korban memasuki apartemen, mereka disuguhi minuman yang telah dicampur dengan obat bius Gamma Hidroksi Butirat (GHB), membuat mereka tak berdaya dan kehilangan kesadaran.
Dalam keadaan tak berdaya itu, Reynhard melakukan tindakan pelecehan seksual yang keji dan merekam setiap momen mengerikan, bahkan menyimpan barang-barang pribadi korban sebagai "trofi" dari kejahatannya, seperti ponsel, jam tangan, dan kartu identitas.
Pada bulan Juni 2017, sebuah keberanian luar biasa muncul dari salah satu korban Reynhard yang terbangun saat aksi keji itu berlangsung. Dengan tekad yang kuat, ia melawan dan berhasil melarikan diri, lalu melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.
Tindakan berani ini memicu penangkapan Reynhard, dan saat penggeledahan di apartemennya, polisi menemukan harta gelap berupa ratusan jam rekaman video yang mengungkap kebiadaban terhadap lebih dari 190 korban. Temuan mengejutkan ini melahirkan penyelidikan pemerkosaan terbesar dalam sejarah Inggris.
Akhirnya, pada Januari 2020, Reynhard dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan minimal 40 tahun, setelah dinyatakan bersalah atas 159 pelanggaran seksual, termasuk 136 pemerkosaan.
Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga, yang lahir di Jambi pada 18 Februari 1983, memulai perjalanan akademisnya di Inggris pada tahun 2007 setelah meraih gelar sarjana Arsitektur dari Universitas Indonesia.
Ia melanjutkan studi magister di Universitas Manchester, mengambil jurusan Tata Kota pada 2009 dan Sosiologi pada 2011, sebelum akhirnya menempuh program doktoral di Universitas Leeds dengan fokus pada geografi manusia.
Selama berada di negeri Ratu Elizabeth, Reynhard dikenal sebagai mahasiswa yang giat dan aktif dalam berbagai kegiatan akademik. Namun, perjalanan gemilangnya terhenti ketika ia terjerat dalam kasus kejahatan seksual, yang mengakibatkan serangkaian sidang dari tahun 2010 hingga 2019.
Meskipun Reynhard mengklaim bahwa semua tindakannya dilakukan atas dasar suka sama suka, bukti yang ada menunjukkan sebaliknya, dengan para korban ditemukan dalam keadaan tidak sadar akibat obat bius GHB.
A: Pemerintah Indonesia berupaya memulangkan Reynhard Sinaga atas dasar kemanusiaan dan permintaan dari keluarganya.
A: Reynhard dilaporkan mengalami serangan fisik pada Juli 2023 dan mengalami tekanan psikis, namun kondisi fisiknya saat ini baik.
A: Reynhard menerima hukuman seumur hidup di penjara Inggris.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/srr)
Advertisement
Camilan Oleh-Oleh Mudik dari Sumedang yang Lezat dan Khas
Doa Buka Puasa Syawal, Apakah Berbeda dengan Ramadan?
5 Potret Gaya OOTD Alyssa Daguise yang Selalu Tampil Elegan dan Punya Aura Mahal
Potret Outfit Raisa Tiap Manggung, Selalu Anggun dan Feminim dengan Berbagai Model Gaun yang Cantik
Makanan yang Sering Melimpah Saat Lebaran, Bisa Menyebabkan Penyakit