Advertorial

Mama Muda Jadi Guru Dadakan, Begini Curhatannya

Mama Muda Jadi Guru Dadakan, Begini Curhatannya
©Shutterstock

Kapanlagi.com - Belajar dari rumah sudah dilakukan sejak sebulan yang lalu dalam rangka menekan penyebaran COVID-19. Berkat imbauan ini juga, para mama muda menjadi guru dadakan buat anak-anaknya selama mendampingi momen belajar dari rumah ini. Ternyata, memang nggak mudah lho menjadi guru dadakan di rumah.

Ada banyak curhatan yang meluncur di media sosial dari para mama muda. Penasaran seperti apa saja sih hal-hal unik dan menarik yang disampaikan para mama muda selama menjadi guru dadakan di rumah? Begini curhatannya.

1. Bikin Mama Muda Jadi Super Multitasking

Foto Tempat Belajar Nesya di Rumah ©Mega Ayu

Inilah yang dirasakan oleh Mega Ayu, mama dari Nesya Aulia Wibowo (5 tahun) ini mengungkapkan jika home learning bikin ia jadi super multitasking. Betapa tidak, saat pagi hari Mega harus mendampingi Nesya sekolah online, sembari mencuci, menyetrika maupun memasak. Setelah jam sekolah berakhir, ia pun ganti mengajak si kecil melakukan kegiatan motorik kasar.

Foto Nesya ©Mega Ayu

Sementara saat Mega giliran bekerja dari rumah, ia pun perlu menemani buah hatinya untuk mengerjakan Montessori tugas setelah sekolah. Buat Mega, menyiapkan perlengkapan Montessori dan kegiatan lainnya, jadi tantangan tersendiri.

Walau begitu, ia merasa banyak nilai positif yang tetap bisa diambil. Misalnya, waktu bersama anak jadi lebih banyak, Mega juga lebih happy karena nggak harus buru-buru atau berjibaku dengan kemacetan saat mengantar maupun menjemput Nesya dari sekolah.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Nostalgia Belajar Lewat Televisi

Naya sedang mengikuti program belajar di rumah via TVRI ©Maretha Norma

Lain Mega, lain pula Maretha Norma. Mama dari Kharisma Amadeo (7 tahun) dan Kristanaya Amarisa (4 tahun) ini justru membuatnya merasa jadi nostalgia belajar lewat televisi. Ini karena pemerintah melalui Kemendikbud juga mengadakan program belajar lewat TVRI juga, di samping lewat aplikasi online dari sekolah.

Dengan dua anak, Maretha pun melakukan dua cara berbeda dalam mendampingi buah hati belajar di rumah. Untuk putra sulungnya, ia biasa menerima tugas dari para guru via WhatsApp, lalu ia menyampaikannya ke sang anak. Baru kemudian dikumpulkan setiap seminggu sekali.

Naya mengerjakan tugas dari sekolah didampingi sang mama ?aretha Norma

Sementara untuk putri bungsunya, ia perlu datang ke sekolah TK seminggu sekali untuk mengambil materi pembelajaran. Sementara untuk tutorial, diberikan lewat video, teks, hingga voice note. Bagi Maretha sendiri, tantangan yang perlu dihadapi adalah instruksi dari guru yang kurang bisa ditangkap anak-anak, sehingga benar-benar perlu menjelaskan beberapa kali agar mereka bisa paham.

Meskipun demikian, banyak pengalaman baru bersama anak selama masa belajar di rumah di tengah pandemi Corona ini. Bahkan, sebagian besar mama muda maupun orang tua juga setuju, jika kegiatan #DiRumahAja ini meningkatkan quality time bersama keluarga.

Hal ini pun sesuai dengan imbauan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim lewat Surat Edaran (SE) Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Desease (COVID-19).

Menurut sosok yang disapa Mas Menteri tersebut, pembelajaran online ini nggak harus menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Sebaliknya, pembelajaran online difokuskan pada peningkatkan pemahaman siswa mengenai virus Corona dan wabah COVID-19.

Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam hal kesenjangan akses maupun fasilitas belajar di rumah. Lebih lanjut, bukti atau produk aktivitas belajar diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif.

Selain mengatur pembelajaran dari rumah, SE Mendikbud tersebut juga mengatur pembatalan Ujian Nasional (UN), hingga mekanisme pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang harus mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19. Termasuk mencegah berkumpulnya siswa dan orang tua secara fisik di sekolah.

Mendikbud juga menambahkan UN nggak lagi menjadi syarat kelulusan maupun seleksi masuk jenjang pendidikan tinggi selanjutnya. Sebaliknya, mekanisme didasarkan pada evaluasi guru, kelulusan dari pihak sekolah. Hal ini didasarkan pada UU Sisdiknas atau Sistem Pendidikan Nasional.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kly/tmi)

Rekomendasi
Trending