Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Memperhatikan kondisi kesehatan bayi dan balita sangatlah penting. Salah satunya, bisa dilakukan dengan memperhatikan asupan gizi. Pasalnya gizi yang tidak tercukupi dapat mengganggu kesehatan dan menghambat pertumbuhan. Akibatnya, bayi dan balita dapat mengalami stunting. Ya, isu tentang stunting belakangan cukup sering diangkat. Lantas, apa arti stunting?
Secara garis besar, stunting merupakan gangguan kesehatan anak akibat kurangnya asupan gizi. Biasanya stunting ditandai dengan pertumbuhan anak yang terganggu. Agar terhindar dari kondisi tersebut, tentu setiap orangtua harus punya pengetahuan yang cukup terkait arti stunting.
Untuk itu, dirangkum dari berbagai sumber, langsung saja simak ulasan tentang arti stunting beserta penyebabnya berikut ini.
Advertisement
(credit: imdb)
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, arti stunting merupakan gangguan pada pertumbuhan anak bayi dan balita. Pertumbuhan yang terganggu tersebut tak saja secara fisik melainkan juga otak. Meski terjadi pada masa bayi dan balita, faktanya kondisi stunting pada anak juga akan berpengaruh pada saat anak dewasa, bahkan hingga lanjut usia.
Tinggi badan selama ini jadi indikator dari pertumbuhan pada anak. Sering kali, anak yang mempunyai tinggi badan pendek dianggap kurang sehat dan tidak tumbuh dengan baik. Namun perlu diketahui, bahwa tinggi badan bukan satu-satunya indikator anak mengalami stunting. Bahkan dilansir dari paudpedia.kemdikbud.go.id, tinggi badan pendek dan stunting adalah dua hal yang berbeda.
Lebih lanjut dalam situs tersebut dijelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Sementara, balita pendek hanya diukur dengan Panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) yang menurut umurnya kurang dibanding dengan standar baku WHO. Selain itu, tubuh pendek pada balita juga bisa dipengaruhi faktor genetik dari keluarga.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Stunting bukanlah kondisi yang bisa dianggap remeh. Pasalnya, stunting bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan dan pertumbuhan anak seumur hidupnya. Itulah sebabnya, penting untuk tahu arti stunting dan seluk-beluknya. Berikut beberapa dampak buruk dari stunting.
- Terhambatnya pertumbuhan anak secara fisik, biasanya anak akan jadi lebih pendek dan kecil dari anak-anak lain seusianya.
- Lebih rentan terkena penyakit berbahaya seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan jantung.
- Daya tahan tubuh lemah, sehingga akan mudah untuk terkena penyakit.
- Stunting juga bisa menghambat pertumbuhan otak, sehingga berdampak pada lemahnya daya ingat dan kemampuan berkonsentrasi. Pada tahap yang lebih serius, hal ini juga bisa berakibat pada sulitnya anak bertanggung jawab atas hidupnya sendiri kelak.
Advertisement
(credit: imdb)
Setelah mengetahui arti stunting beserta dengan dampak bahayanya untuk kesehatan, tentu yang tak kalah penting adalah mengetahui penyebabnya. Sebab dengan begitu, sebagai orangtua kita bisa lebih hati-hati dan melakukan langkah-langkah pencegahan, agar anak terhindar dari stunting. Berikut beberapa penyebab umum dari stunting.
1. Kurang Asupan Gizi Selama Hamil
Stunting ternyata juga bisa disebabkan sejak bayi masih dalam kandungan. Penyebabnya, bisa karena asupan nutrisi ibu yang kurang. Sehingga, asupan nutrisi janin untuk berkembang juga tidak cukup.
2. Kebutuhan Gizi Anak Tidak Tercukupi
Setelah bayi lahir, kebutuhan gizi yang tidak mencukupi juga bisa menyebabkan stunting. Untuk terhindar dari stunting, orangtua sebaiknya memberikan ASI ekslusif dan MPASI atau makanan bergizi sesuai dengan usia dan kebutuhan nutrisinya.
3. Pengetahuan yang Kurang Pola Hidup Orangtua yang Tidak Sehat
Pola hidup yang tidak sehat pada orangtua, khususnya terkait mengasuh anak juga bisa menyebabkan stunting. Setiap orangtua sebaiknya membekali dirinya dengan pengetahuan akan kesehatan ibu dan anak. Selain itu, orangtua juga perlu memperhatikan pola hidup dan kondisi kebersihan lingkungan sekitar.
4. Sempat Mengalami Infeksi
Penyakit dan infeksi juga bisa menyebabkan meningkatnya risiko stunting. Terlebih, apabila infeksi tersebut terjadi secara berulang dan sampai pada tahap kronis. Pasalnya, infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit. Sehingga, asupan energi untuk terus tumbuh justru berkurang.
Stunting kini sudah jadi bagian dari fenomena masalah kesehatan di masyarakat. Stunting adalah masalah kesehatan serius. Maka dari itu, deteksi dini anak mengalami stunting sangat penting untuk dilakukan.
Selain dengan memahami arti stunting, tentu kita juga perlu tahu ciri-ciri umum dari anak yang mengalami stunting. Sehingga, jika menemukan ciri tersebut ada pada buah hati, orangtua bisa segera ambil tindakan. Berikut beberapa ciri-ciri anak yang mengalami stunting.
- Pertumbuhan anak terlambat jika dibandingkan anak-anak seusianya. Pertumbuhan yang dimaksud bisa secara fisik seperti tinggi badan, tumbuhnya gigi, dan sebagainya. Serta, pertumbuhan secara psikis dan mental, seperti kemampuan konsentrasi dan daya ingat.
- Pada beberapa kasus, pertumbuhan anak tak sekadar terlambat malah bisa juga mengalami kemunduran. Hal ini cukup umum terjadi pada berat badan anak yang justru mengalami penurunan secara berangsur-angsur.
- Anak mempunyai daya tahan tubuh yang buruk, sehingga sangat mudah terserang penyakit khususnya yang disebabkan infeksi virus.
- Anak yang mengalami stunting juga cenderung kurang aktif atau pendiam. Padahal, di usianya anak-anak cenderung lebih aktif dan eksploratif. Sementara pada anak stunting cenderung pendiam bahkan menghindari kontak mata.
(credit: imdb)
Arti stunting memang merupakan masalah kesehatan anak yang serius. Kendati demikian, stunting bukanlah hal yang tidak mungkin untuk dicegah. Stunting pada bayi dan balita nyatanya bisa dicegah dengan beberapa langkah. Berikut langkah-langkah mencegah stunting pada anak.
1. Pada masa kehamilan, upayakan untuk melakukan pemeriksaan rutin. Jaga pola hidup sehat dengan makan sehat dan teratur serta hindari asap rokok.
2. Berikan ASI ekslusif setidaknya hingga 6 bulan. Kemudian, berikan MPASI bernutrisi sesuai umur dan kebutuhan.
3. Penuhi kebutuhan imunisasi anak agar terhindar dari berbagai penyakit.
4. Setelah anak lahir hingga remaja, bawa anak ke dokter untuk memantau pertumbuhannya. Kalian bisa melakukan kunjungan dengan mengikuti pedoman berikut.
- Setiap bulan ketika anak anda berusia 0 sampai 12 bulan.
- Setiap 3 bulan ketika anak anda berusia 1 sampai 3 tahun.
- Setiap 6 bulan ketika anak anda berusia 3 sampai 6 tahun.
- Setiap tahun ketika anak anda berusia 6 sampai 18 tahun.
Itulah di antaranya penjelasan arti stunting beserta penyebab, ciri-ciri, dan cara mencegahnya. Semoga bermanfaat.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement
Potret Prosesi Pemakaman Ibunda Eza Gionino, Sang Aktor Tak Bisa Menahan Air Mata
5 Potret Uya Kuya dan Astrid Jalani Umroh di Bulan Ramadhan, Perlihatkan Kemesraan
Fakta-Fakta Dante Skipberat, Dari 'Ngayal' Trainee Bareng RIIZE hingga Anak Lia Waroka WARKOP DKI
5 Potret Cindy Fatikasari dan Tengku Firmansyah Perlihatkan Masjid Indonesia Pertama di Kota Edmonton
BKN Umumkan Tanggal Resmi Penetapan SK Pengangkatan CASN 2024, Siap-Siap!