Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Tidak semua siswa bisa merasakan fasilitas sekolah yang nyaman dan kondusif. Beberapa siswa di daerah pelosok harus ikhlas menerima fasilitas di lingkungan sekolah yang seadanya. Bagi mereka, demi meraih cita-cita, menerima ilmu tanpa gedung yang bagus saja dirasa sudah lebih dari cukup. Meskipun tak dipungkiri, beberapa siswa masih berharap agar kondisi yang mereka lalui dapat membaik secepatnya.
Hal miris tersebut pun dituangkan dalam surat salah seorang siswi SMP Miftahul Falah Gandrungmangu, Cilacap. Siswi bernama Laela Mutmainah itu mengungkapkan keprihatinannya terhadap gedung sekolah yang saat ini ia tempati. Laela bercerita bahwa lokasi sekolah yang berada jauh dari keramaian membuatnya harus menempuh perjalanan kaki sejauh 5 km dari tempat tinggalnya.
Selain lokasi yang jauh dari keramaian, ia juga mengungkapkan bahwa lingkungan kelas yang tak kondusif membuatnya susah untuk berkonsentrasi di kelas. Atap yang bocor, kelas yang terlampau sempit membuat ia harus bertahan demi mendapat ilmu. Belum lagi setiap hari Senin atau hari besar nasional, karena lahan yang tak mencukupi, mereka pun terpaksa menjalani upacara dengan ala kadarnya.
Advertisement
Tak hanya Laela, Reni Triyana turut bercerita mengenai gedung sekolahnya yang memprihatinkan. Murid kelas IX ini juga mengungkapkan bahwa jalanan di daerah tempat tinggalnya sering becek, apalagi saat musim penghujan tiba. Hal ini tentu menyulitkan Reni yang tinggal di daerah Dusun Sindeh, Desa Wringinharjo, Kecamatan Gandrungmangu dalam menempuh perjalanan menuju sekolah. ""Saya anak ke 10 dari 10 bersaudara. Kecuali hari libur, saya harus menempuh perjalanan 6 km dengan berjalan kaki dari rumah ke sekolah dan sebaliknya," curhat Reni dalam sepucuk suratnya seperti dilansir dari Merdeka.
Reni juga berharap agar sekolahnya dapat memiliki fasilitas yang sama seperti sekolah di pusat kota. Ia ingin gedung sekolahnya memiliki lapangan dan kamar mandi. Tak hanya itu, ia juga berharap agar ruang kelas yang diperlebar juga dapat ditambahi papan tulis putih.
SMP Miftahul Falah sendiri merupakan sekolah rintisan yang berada di ujung utara-barat. Infrastruktur sekolah ini jauh dari kata ideal, bagaimana tidak? Lapangan sekolah harus berbagi dengan rumpun bambu, lalu lokasinya yang dekat dengan jembatan Karanganyar membuat sekolah ini kerap dilanda banjir kala hujan deras dan sungai meluap.
Aksi menulis surat untuk Presiden Jokowi tersebut merupakan bagian dari kegiatan bulan bahasa yang jatuh di bulan Oktober. Wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan, Muttaqin Subroto mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan agar siswa dapat memaknai lingkungan sekitar lalu mencurahkannya melalui tulisan. "Saya juga tak menyangka siswa banyak bercerita tentang keadaan jalanan di sebagian wilayah cilacap yang becek dan fasilitas sekolah yang apa adanya. Setidaknya kegiatan ini melatih siswa agar bersikap kritis sejak dini dan tak takut mengutarakan pendapat," ujarnya pada Merdeka.com.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/tmd)
Advertisement
9 Potret Tulus di Panggung KapanLagi Buka Bareng (KLBB) BRI Festival 2025, Sukses Menutup Keseruan Hari Pertama
Potret KapanLagi Buka Bareng (KLBB) BRI Festival 2025 Day 1 Sukses Dimeriahkan Reality Club, Juicy Luicy, Bernadya, hingga Tulus - Disambut Puluhan Ribu Penonton
10 Potret Juicy Luicy Bikin Baper Puluhan Ribu Penonton di KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2025, Suaranya Adem Banget
10 Potret Reality Club Sapa Penonton KapanLagi Buka Bareng (KLBB) BRI Festival 2025 Setelah Buka Puasa, Serunya Terasa!
Reality Club Lanjutkan Keseruan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2025 di Tengah Rintik Hujan, Suasana Makin Syahdu