Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Bulan Ramadan adalah saat yang penuh berkah dan dinanti-nanti oleh umat Muslim di seluruh dunia, termasuk bagi mereka yang hidup dengan diabetes. Namun, bagi para penderita diabetes, menjalani ibadah puasa memerlukan strategi khusus agar kadar gula darah tetap terjaga dan terhindar dari komplikasi yang berbahaya.
Pada dasarnya, penderita diabetes bisa berpuasa dengan aman, asalkan kondisi kesehatan mereka dalam keadaan terkendali. Namun, jika kadar gula darah tidak teratur, puasa bisa berisiko menyebabkan hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) atau hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi).
Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk memahami cara menjaga kestabilan kadar gula darah selama bulan suci ini. Dengan menerapkan pola makan yang sehat, memperhatikan asupan cairan, dan mengikuti saran dari dokter, puasa dapat dilaksanakan dengan aman dan nyaman. Mari sambut Ramadan dengan penuh semangat dan kesadaran, agar ibadah kita tetap berkesan dan bermanfaat!
Advertisement
Mengatur pola makan menjadi kunci utama bagi penderita diabetes agar dapat menjalani puasa dengan aman dan nyaman. Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah melewatkan sahur, padahal sahur sangat penting untuk menjaga kestabilan gula darah sepanjang hari.
Idealnya, sahur dilakukan mendekati waktu imsak agar energi dapat bertahan lebih lama dan mengurangi risiko hipoglikemia. Pilihlah makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti nasi merah, gandum, sayuran, dan protein tanpa lemak, untuk mendukung kesehatan.
Saat berbuka, penting untuk tidak berlebihan atau mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak; mulailah dengan segelas air putih dan beberapa butir kurma, lalu nikmati makanan utama yang kaya nutrisi. Agar metabolisme tetap stabil, disarankan untuk membagi porsi makan menjadi empat waktu, yaitu sahur, berbuka, makan malam, dan camilan sehat sebelum tidur. Dengan cara ini, puasa dapat dijalani dengan lebih baik dan aman!
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Selain makanan, asupan cairan juga sangat krusial untuk menjaga kestabilan kadar gula darah selama berpuasa. Dehidrasi akibat kurangnya cairan bisa memicu lonjakan gula darah yang tidak diinginkan.
Untuk itu, terapkan pola minum 4-2-2: nikmati 4 gelas saat berbuka, 2 gelas sebelum tidur, dan 2 gelas saat sahur guna memenuhi kebutuhan hidrasi harian. Sebaiknya, hindari minuman berkafein seperti teh dan kopi saat sahur, karena dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil dan mempercepat dehidrasi. Pilihlah air putih sebagai sumber hidrasi utama, karena minuman manis justru bisa membuat kadar gula darah melonjak secara tiba-tiba.
Advertisement
Memantau kadar gula darah selama puasa adalah langkah krusial yang tak boleh diabaikan. Dengan melakukan pengecekan, kita dapat mengidentifikasi potensi masalah seperti hipoglikemia atau hiperglikemia sebelum berlanjut ke komplikasi yang lebih serius.
Pemeriksaan gula darah bisa dilakukan sebelum sahur, di siang hari, dan setelah berbuka. Jika kadar gula darah Anda terlalu rendah, yakni di bawah 300 mg/dL, sebaiknya puasa dihentikan demi kesehatan.
Bagi penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat antidiabetes tertentu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai penyesuaian dosis obat sebelum memulai puasa. Apabila Anda merasakan gejala seperti pusing, lemas, gemetar, atau kebingungan selama berpuasa, segera periksa kadar gula darah Anda dan konsumsi makanan ringan jika diperlukan.
Berpuasa bukan berarti harus berhenti beraktivitas fisik, tetapi perlu menyesuaikan jenis dan intensitas olahraga agar tidak memicu hipoglikemia.
Tarawih juga bisa menjadi alternatif olahraga ringan sekaligus ibadah yang membantu menjaga kebugaran tubuh selama puasa.
Setiap individu dengan diabetes memiliki kondisi kesehatan yang unik, sehingga berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk berpuasa adalah langkah yang sangat cerdas. Mereka yang mengandalkan pola makan sehat dan rutin berolahraga cenderung lebih siap menghadapi tantangan puasa.
Namun, bagi yang menggunakan obat antidiabetes atau insulin, dokter biasanya akan menyesuaikan dosis dan waktu konsumsi obat agar selaras dengan jadwal makan selama Ramadan. Bagi penderita yang mengalami komplikasi seperti penyakit jantung atau ginjal, penting untuk mendapatkan penilaian dari dokter apakah puasa itu aman dilakukan atau tidak.
Ya, penderita diabetes boleh berpuasa asalkan kadar gula darahnya terkontrol dan mendapatkan persetujuan dari dokter. Jika kadar gula darah tidak stabil, berpuasa bisa berisiko tinggi bagi kesehatan.
Pastikan sahur dengan makanan yang mengandung serat dan protein, serta memantau kadar gula darah secara berkala. Hindari aktivitas fisik berat dan jangan lupa mengonsumsi air yang cukup.
Tanda-tanda hipoglikemia meliputi gemetar, berkeringat, pusing, sulit berkonsentrasi, dan rasa lapar yang intens. Jika mengalami gejala ini, sebaiknya segera berbuka puasa dengan makanan yang mengandung gula alami.
Ya, tetapi jadwalnya perlu disesuaikan. Biasanya, obat antidiabetes yang dikonsumsi dua kali sehari disarankan untuk diminum saat berbuka dan sebelum tidur, bukan saat sahur.
Bagi penderita diabetes, pola makan bisa dibagi menjadi empat kali: sahur, berbuka, makan malam, dan camilan sebelum tidur. Hindari konsumsi makanan manis berlebihan dan tetap perhatikan kecukupan cairan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/mni)
Advertisement
Potret Bahagia Wendy Cagur Liburan ke Jepang, Ajak Anak Istri ke Kyoto
Anime 'SAKAMOTO DAYS' Part 2 Bakal Tayang di Netflix Juli 2025, Siapa yang Enggak Sabar Nungguin?
10 Film Animasi Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Film 'SI JUKI' Harus Turun Tahta
Penuh Berkah! Ini Keutamaan Puasa Idul Adha, dari Menghapus Dosa hingga Menenangkan Jiwa
7 Potret Busana Manggung Lyodra Ginting yang Selalu Memukau dan Keluarkan Aura Bintang