Biografi Kapitan Pattimura Pahlawan Nasional Asal Maluku yang Pernah Jadi Panglima Perang, Ketahui Asal-usul Gelarnya

Diterbitkan:

Biografi Kapitan Pattimura Pahlawan Nasional Asal Maluku yang Pernah Jadi Panglima Perang, Ketahui Asal-usul Gelarnya
Biografi Kapitan Pattimura (credit: flickr)

Kapanlagi.com - Kemerdekaan bangsa Indonesia yang kita nikmati saat ini tak lepas dari jasa para pahlawan yang berjuang. Karenanya, sudah sepatutnya kita mengenang jasa para pahlawan. Dari banyaknya nama pahlawan, Kapitan Pattimura tentunya jadi salah satu yang tak asing lagi. Meski begitu, baru sedikit orang yang tahu kisah hidup atau biografi Kapitan Pattimura. 

Kapitan Pattimura dikenal luas karena sosoknya yang muncul dalam uang pecahan Rp1.000,00. Dalam pecahan uang tersebut, sosok Kapitan Pattimura digambarkan dengan gagah memegang senjata serupa pedang. Lantas, sebenarnya seperti apa kisah hidup dan perjuangan dalam biografi Kapitan Pattimura?

Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasan tentang rangkuman biografi Kapitan Pattimura berikut ini.

1. Latar Belakang Keluarga

Kapitan Pattimura dikenal sebagai salah satu Pahlawan Nasional dari Maluku. Kapitan Pattimura mempunyai nama lahir Thomas Matulessy. Nama lahir tersebut diambil dari Alkitab, karena orangtua Thomas Matulessy merupakan seorang penganut Kristen Protestan yang taat. Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy lahir di Haria, Saparua, Maluku, Hindia Belanda. pada 8 Juni 1783.

Ayah dari Thomas Matulessy bernama Frans Matulessy, sedangkan ibunya adalah Fransisna Silahooi. Thomas Matulessy juga mempunyai seorang kakak bernema Yohanis Matulessy. Berbagai sumber menyebut, Thomas Matulessy merupakan seorang keturunan bangsawan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2.

Kisah perjuangan Kapitan Pattimura sebagai seorang pahlawan bermula saat dia bergabung dengan Militer Inggris. Semuanya bermula pada masa pengambil alihan kekuasaan Belanda oleh Inggris di tahun 1810. Pada masa itu Inggris terbilang lebih longgar dalam mengatur rakyat.

Suatu ketika pemerintah Inggris mengumumkan akan menjadikan pemuda-pemuda Maluku menjadi bagian dari kesatuan militer. Tanpa pikir panjang, Thomas Matulessy dan beberapa temannya pun segera mendaftar. Pada saat itu, Thomas Matulessy berpikir dengan gabung ke militer, dia bisa ikut menjaga rakyat Maluku yang ada di wilayah kekuasaan Inggris dari Belanda. Pasalnya, para militer tersebut akan ditempatkan di Ambon.

Thomas Matulessy menjadi satu dari sekian pemuda yang berhasil bergabung dalam militer Inggris. Sejak awal pelatihan, Thomas Matulessy mualai menunjukkan keterampilan, kecakapan, dan kemampuan di atas rata-rata. Karenanya, karier militernya terbilang melesat. Dengan cepat, Thomas Matulessy mendapat promosi sampai akhirnya dipercaya menjadi pemimpin bagi angkatannya.

Total Thomas Matulessy setidaknya 7 tahun bergabung dengan militer Inggris selama tujuh tahun. Dalam sepanjang kariernya itu, dia telah mendapatkan pangkat Sersan Mayor.

3. Asal Usul Gelar dan Perang Lawan Belanda

Pada tahun 1816 Belanda kembali berhasil membuat Inggris bertekuk lutut. Kedatangan kembali kolonial Belanda tentu ditentang keras oleh rakyat. Sebab sejak Belanda memimpin kembali, kondisi politik, dan ekonomi terus memburuk. Akhirnya, dengan tekat yang bulat rakyat Maluku mengangkat senjata di bawah pimpinan Thomas Matulessy.

Pada masa perang melawan Belanda itu, Thomas Matulessy diangkat menjadi Panglima yang memimpin jalannya peperangan. Setelah jadi Panglima Perang itu pula pertama kali julukan Kapitan Pattimura tersemat pada Thomas Matullesy. Sebagai seorang panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang dibantu beberapa orang kepercayaannya.

Saat memimpin perang, Kapitan Pattimura tersebut berhasil merebut benteng Duurstede. Banyak tentara Belanda yang tewas dalam perang perebutan benteng itu. Sayangnya, penguasaan benteng Duurstede hanya bertahan 3 bulan lamanya. Belanda kembali berhasil merebut benteng itu setelah melakukan perlawanan yang besar-besaran. Akibatnya, Kapitan Pattimura dan pasukannya harus mundur saat itu juga.

Selain melakukan operasi perang, pada saat menjadi panglima perang, Kapitan Pattimura bertindak dengan mengoordinir raja-raja dan para patih untuk tetap memastikan sistem pemerintahan, mengadakan pendidikan, menyediakan pangan, dan membangun benteng-benteng pertahanan.

Tak berhenti di situ, Kapitan Pattimura juga berhasil menyatukan suara kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa sehingga sepakat melawan Belanda. Walaupun pada akhirnya, apa yang dilakukan Kapitan Pattimura itu digagalkan Belanda dengan politik adu dombanya.

4. Akhir Hayat Kapitan Pattimura

Kekalahan melawan Belanda membuat Kapitan Pattimura harus melarikan diri sementara waktu. Sayangnya, pelarian Kapitan Pattimura terhenti saat dia akhirnya tertangkap di sebuah rumah di Siri Sori. Setelah tertangkap, Kapitan Pattimura dan pasukannya kemudian dibawa ke Ambon untuk diadili.

Namun sebelum diadili, Kapitan Pattimura sempat dibujuk agar bersedia bergabung dengan pemerintah Belanda. Setiap tawaran tersebut jelas selalu ditolak Kapitan Pattimura. Lantaran tak mau mengikuti kemauan Belanda untuk bekerja sama, Kapitan Pattimura akhirnya dieksekusi di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon.

Setelah satu abad lebih berselang, tepatnya pada 1973, Pemerintah Indonesia kemudian mengukuhkan Kapitan Pattimura sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Pengukuhan tersebut dimuat dalam Surat Keputusan Presiden nomor 87/TK. Gelar Pahlawan Nasional itu diberikan pemerintah Indonesia untuk penghormatan atas jasa-jasanya.

Itulah di antaranya sekilas biografi Kapitan Pattimura atau Thomas Matulessy. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan!

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)