Kreativitas di Tengah Pandemi, Pebisnis Muda Ubah Gula Merah jadi Usaha Jamu Kemasan

Penulis: Dita Tamara

Diterbitkan:

Kreativitas di Tengah Pandemi, Pebisnis Muda Ubah Gula Merah jadi Usaha Jamu Kemasan
(credit: bypawon.id)

Kapanlagi.com - Tak terpikirkan sebelumnya, jika tahun 2020 menjadi ragam persoalan yang luar biasa menerpa kehidupan masyarakat. Hal ini lantaran masyarakat mendapatkan ujian keprihatinan wabah penyakit Covid-19. Tak hanya menjadi momok yang sangat menakutkan di seluruh penjuru dunia. Wabah ini telah menyebabkan kematian manusia yang tidak sedikit serta kesulitan dalam perekonomian akibat dampak besar dari virus ini.

Jika kita menengok ke belakang jauh sebelum pandemi, tentu saja kehidupan dihabiskan untuk melakukan dan mencapai sesuatu yang berakhir pada kebahagiaan dan kepuasan. Meski corona sempat melumpuhkan perekonomian masyarakat, namun mau tidak mau kini masyarakat pun harus bangkit melanjutkan perjuangan hidup dan mencari celah usaha hingga mendapatkan berkah.

Seperti kisah Fattah Sugiarto, seorang pebisnis muda. Laki-laki berusia 25 tahun ini harus survive menjalani usahanya yang ia bangun sejak awal tahun 2019. Awalnya, sebelum pandemi virus corona, laki-laki yang akrab disapa Fattah ini menjalani usaha berjualan gula merah. Namun, kreativitas yang dimiliki Fattah, membuatnya mencari ide peluang baru yakni dengan berjualan jamu kemasan. Alih-alih merugikan, virus corona justru jadi peluang usaha dan keberkahan sendiri bagi Fattah.

 

 

1. Berawal dari Kegelisahan

Terhitung hampir 10 bulan, brand 'Gula Pawon' yang di dirikan oleh Fattah terpaksa lesu akibat bisnis gula merah yang digeluti selama ini terdampak pandemi. Hal ini lantaran sederet customer loyal seperti restoran, toko, hingga outlet coffee shop mandek beroperasi sehingga membuat Fattah harus berputar otak meneruskan bisnisnya. Padahal, bisnis 'Gula Pawon' yang sudah berjalan satu tahun tersebut sudah semakin banyak permintaan. Alih-alih bisnisnya semakin besar, justru malah mendapatkan ujian.

Kepada Kapanlagi.com, pria kelahiran Kebumen ini mengaku di tengah masa sulit karena pada awal tahun 2020 harus menumpuk ratusan kilo gula merah yang tak terjual. "Nggak pernah mengira sebelumnya, awal tahun adanya covid-19 client-client yang biasa saya supply gula merah terpaksa harus tutup. Bahkan ratusan kilo gula sampai meleleh dan pastinya mengalami banyak kerugian".

Dari situlah, Fattah mengaku menemukan ide untuk mencoba beralih bisnis empon-empon yang dijadikan jamu kemasan yang ia mulai dari nol.

"Nah, dari kerugian gula itulah saya kembali memikirkan harus memutar bisnis apa lagi. Dari banyaknya stok gula membuat saya menemukan ide yakni kristalisasi jahe merah dan kristalisasi empon-empon. Sebenarnya, ide itu pun terinspirasi dari ibu saya yang dulu pernah membuat kristalisasi jahe merah," lanjutnya.

Rupanya, hasil kerja keras Fattah selama ini tidak sia-sia. Bahkan, usaha empon-emponnya mulai laris manis di pasaran hingga banyaknya permintaan dari luar daerah. Empon-empon yang ia kemas begitu menarik tersebut ia banderol dengan harga yang ramah di kantong.

"Kami menjual jamu kemasan yang harganya sesuai dengan kualitas tentunya. Kalau jamu kemasan di botolan 200ml itu harganya Rp.15.000, kalau jamu yang bubuk kemasan kami jual mulai dari Rp 35.000/pcs," ungkap Fattah lagi.

Disebutkan pula, jamu kemasan yang ia jual seperti jahe merah, dan kunyit makin laris dengan merebaknya virus corona.

"Awalnya, dulu saya cuma membuat empon-empon lima kilo yang sudah saya bungkus jadi kemasan rapi. Makin ke sini justru makin banyak dicari orang dan nggak terduga empon-empon seperti jahe merah dan kunyit banyak diburu orang yang pasti banyak manfaatnya untuk membantu kesehatan dan stamina tubuh terlebih di tengah pandemi," cerita Fattah.

Lantaran melonjaknya permintaan empon-empon, kini Fattah pun kembali bangkit dan berfokus untuk terus mengembangkan usaha empon-empon yang berawal dari kegelisahan tersebut.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Membuka Peluang Kerja Bagi Teman-temannya

Melihat peluang usaha empon-empon yang dirintis oleh Fattah semakin diminati banyak orang, kini Fattah pun juga membuka peluang berbisnis bersama dengan teman-temannya. Bersama kedua rekannya, Rifan dan Cindy ketiganya terus berinovasi mengembangkan bisnis empon-empon.

"Pokoknya saya selalu berpedoman pada salah satu quotes yang berbunyi, kalau kamu ingin cepat ya kamu sendiri yang jalanin. Tapi, kalau kamu pengen panjang, kamu harus bersama-sama. Maka dari itu saya bersama rekan-rekan terus berinovasi mengembangkan bisnis ini berharapnya sih hingga jangka panjang nantinya," ucap Fattah.

Fattah dan teman-temannya juga memanfaatkan media sosial sebagai tempat untuk mempromosikan bisnisnya tersebut. Melalui akun Instagram @bypawon.id, Fattah dan teman-temannya pun mencoba mengembangkan jualan empon-emponnya supaya banyak dikenal oleh masyarakat luas

"Sejauh ini kami nggak cuma jualan offline. Namun, kami juga memanfaatkan teknologi dengan berjualan di beberapa marketplace. Bahkan, permintaan juga terus berdatangan dari luar-luar daerah khususnya produk jamu kemasan jahem," tambahnya.

Nantinya, tak menutup kemungkinan Fattah juga akan membuka lagi peluang kerja bagi SDM yang unggul dan mempunyai keunggulan yang belum mereka miliki.

 

3. Jadikan Usaha Tetap

Meski usaha empon-empon dirintisnya berawal dari pandemi, namun Fattah juga yakin jika usahanya akan terus berkembang dan semakin besar. Bahkan, jika pandemi telah usai pun, Fattah tetap optimis jika bisnis empon-empon ini akan mampu bertahan. Oleh karenanya, Fattah akan terus melebarkan sayap supaya bisnis empon-empon ini jadi usaha tetap.

"Makin ke sini saya lihat jamu kemasan tak hanya dibutuhkan saat pandemi sebagai cara mencegah diri dari corona, tetapi banyak orang yang kemudian menjadikan jamu kemasan ini minuman kesukaan," uncapnya.

Disampaikan pula oleh Fattah jika semakin kesini banyak pula customer loyal yang selalu mencari produknya. Ia juga mengungkapkan jika target pasar yang paling banyak ia temukan yakni ibu-ibu.

Kapanlagi.com juga berkesempatan menghubungi Dian Rahayu, salah satu customer loyal yang selalu memesan jamu kemasan milik Fattah.

"Dulu awalnya saja membeli ya karena empon-empon ini kan katanya bisa tangkal corona. Tapi, makin ke sini nggak hanya karena corona saja tetapi saja suka cita rasanya juga. Jadi hampir tiap minggunya saya memang memesan jamu kemasan ini," ujar Dian.

Tak heran berkat ketekunan Fattah merintis usaha jamu kemasan itu, perbulannya ia bisa mendapatkan omset mencapai lima juta rupiah.

 

4. Lebarkan Sayap Buka Kios

Tak hanya puas dengan pencapaiannya sekarang, bisnis jamu kemasan yang sudah banyak dikenal proses pembuatannya secara alami tanpa zat pengawet ini terus berupaya untuk melebarkan sayapnya.

Kini, ia bersama dengan timnya sedang fokus untuk membuka kios jamu yang tentunya tetap ada sentuhan kreativitas yang ia sebut dengan dine in minuman rempah.

"Iya, jadi sekarang masih proses pengembangan karena bakal ada dine in minuman rempah, Pokonya, kami akan terus memodifikasi minuman rempah yang dikemas secara modern dan proses dimasak secara modern pula. Misalkan saja nih, kopi kan bisa di espresso, nanti kita juga akan bikin rempah di esspresso maupun rempah dibikin latte art. Kita lagi fokus dan sedang membangun itu," pungkas Fattah.

Ke depannya, Fattah selalu berpedoman jika jangan cuma memanfaatkan situasi yang menjadikannya menemukan ide cemerlang, namun juga bagaimana usaha itu tetap bertahan dan disukai banyak orang.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)