Memahami Istilah Selamatan Orang Meninggal Menurut Primbon Jawa, Ketahui Urutan Pelaksanaannya
Memahami Istilah Selamatan Orang Meninggal Menurut Primbon Jawa (credit: unsplash)
Kapanlagi.com - Dalam budaya Jawa, upacara selamatan jadi satu hal yang cukup sering dijumpai. Selamatan ada banyak jenisnya, salah satunya selamatan orang meninggal. Sesuai dengan namanya, selamatan orang meninggal digelar untuk kepentingan mendoakan orang yang sudah meninggal. Ritual terkait selamatan orang meninggal dijelaskan dalam primbon Jawa.
Selayaknya sebuah ritual, selamatan orang meninggal juga dilakukan dengan suatu ketentuan. Di masyarakat Jawa, selamatan orang meninggal diadakan berdasarkan hitungan hari tertentu seperti 7 hari, 30 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, hingga 1000 tahun.
Selain terkait waktu pelaksanaannya, tentu masih ada banyak hal terkait primbon Jawa selamatan orang meninggal yang perlu diketahui. Apa sajakah itu? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasannya berikut ini.
Advertisement
1. Apa Itu Selamatan Orang MeninggalÂ
Selamatan Orang Meninggal juga dikenal sebagai "waktu berkah bagi yang meninggal". Tradisi ini dilakukan dengan tujuan untuk menghormati dan mendoakan anggota keluarga yang sudah meninggal agar mendapatkan keselamatan dan ketenangan di alam sana.
Selamatan biasa dilakukan beberapa hari ke depan setelah pemakaman. Di momen itu, biasanya orang-orang akan berkumpul di rumah almarhum atau di masjid terdekat untuk menawarkan doa, membaca ayat-ayat Alquran, dan memohon ampunan untuk jiwa yang telah meninggal. Dipercayai bahwa dengan melakukan ritual ini, yang meninggal akan menemukan ketenangan dan kedamaian di akhirat.
Seorang pemimpin spiritual, biasanya seorang imam atau seseorang yang berpengetahuan dalam ajaran Islam, memimpin upacara tersebut. Imam tersebut membaca doa-doa yang khusus untuk yang meninggal dan perjalanan mereka ke akhirat. Pertemuan ini juga mencakup pembacaan surah-surah dari Alquran, yang dipercayai memberikan berkah dan memberikan ketenangan kepada keluarga yang berduka.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
2. Cara Menentukan Hari Selamatan Orang Meninggal
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, hari selamatan orang meninggal biasanya dilakukan di hari-hari khusus seperti 7 hari, 40 hari, 100 hari, 1 tahun, 2 tahun, 1000 hari. Zaman dahulu, hari-hari khusus untuk mengadakan selamatan itu bisa diperoleh melalui hitungan manual. Untuk mempermudah, biasanya orang-orang akan mempergunakan hari dan pasaran kematian sebagai patokan dalam menghitung.
Namun di era digital seperti saat ini, teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan sehari-hari kita termasuk dalam menentukan hari selamatan orang meninggal. Pasalnya, sudah ada beberapa Aplikasi Hari Selamatan Orang Meninggal yang bisa digunakan secara akurat menentukan hari selamatan.
Hadirnya aplikasi Hari Selamatan Orang Meninggal menjadi solusi yang sangat membantu. Pengguna dapat dengan mudah mengaksesnya melalui perangkat pintar mereka, seperti smartphone atau tablet. Aplikasi ini menyajikan berbagai fitur dan fungsi yang membuatnya sangat berguna berkaitan dengan prosesi selamatan orang meninggal.
3. Urutan Selamatan Orang Meninggal
Selamatan orang meninggal dalam tradisi Jawa dilakukan secara serangkaian, sehingga terdapat beberapa urutan dan tradisi khas di setiap pelaksanaannya. Berikut urutan selamatan orang meninggal menurut primbon dan budaya Jawa.
1. Dina Geblak
Hari kematian adalah upacara selamatan yang pertama dilakukan setelah prosesi pemakaman. Tradisi ini mencakup pembacaan surat Yasin.
2. Telung Dina
Upacara selamatan pada hari ketiga setelah kematian. Biasanya dilakukan pada malam hari, dengan perhitungan menggunakan metode lusarlu. Pembacaan surat Yasin juga dilakukan pada acara ini.
3. Pitu Dina
Upacara selamatan pada hari ketujuh setelah kematian, dihitung dengan metode tusaro. Pembacaan surat Yasin tetap dilakukan dalam tradisi ini.
4. Patangpuluh Dina
Selamatan setelah 40 hari kematian, dihitung menggunakan rumus masarma. Tradisi ini juga melibatkan pembacaan surat Yasin, dengan penawaran tumpeng atau ungkur-ungkur mulai dari hari ketiga setelah kematian.
5. Nyatus Dina
Selamatan ke-100 hari setelah kematian, dihitung dengan rumus rosarma. Pembacaan surat Yasin masih menjadi bagian dari tradisi ini.
6. Mendak Pisan
Upacara selamatan setahun setelah kematian, dihitung menggunakan rumus patsarpat. Dalam tradisi ini, pernikahan di keluarga yang berduka biasanya ditunda hingga setelah acara selamatan ini untuk menghindari sial.
7. Mendak Pindo
Upacara selamatan 240 hari setelah kematian, dihitung dengan rumus rosarpat. Acara ini tetap melibatkan doa bersama dan penawaran tumpeng.
8. Nyewu
Upacara selamatan ke-1000 hari setelah kematian, menggunakan rumus nemsarma. Nyewu adalah acara selamatan terakhir dalam tradisi masyarakat Jawa yang diadakan setelah lebih dari dua tahun sejak meninggalnya seseorang.
Itulah di antaranya penjelasan selamatan orang meninggal menurut primbon Jawa. Semoga bermanfaat dan bisa menjawab rasa penasaran kalian selama ini.
AYO JOIN CHANNEL WHATSAPP KAPANLAGI.COM BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATE DAN BERITA TERBARU SEPUTAR DUNIA HIBURAN TANAH AIR DAN JUGA LUAR NEGERI. KLIK DI SINI YA, KLOVERS!
Baca artikel lainnya:
10 Cara Membersihkan Sampah di Laptop Agar Tidak Lemot
12 Cara Mengetahui HP Disadap, Ketahui Ciri dan Solusi untuk Mengatasi
Cara Transfer Pulsa Telkomsel ke Indosat atau Operator Lain, Pahami Syarat dan Ketentuannya!
Arti Kedutan Dada Kiri Menurut Primbon Jawa, Sering Disebut Sebagai Pertanda Baik
5 Cara Membuat Link Zoom Meeting di HP dan Laptop Beserta Pengaturan Jadwal
(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)
Berita Foto
(kpl/psp)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget
