Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih, Bisa Dimainkan untuk 4 Orang

Penulis: Dhia Amira

Diterbitkan:

Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih, Bisa Dimainkan untuk 4 Orang
Ilustrasi (credit: pexels.com)

Kapanlagi.com - Ada banyak sekali cerita rakyat, salah satunya adalah bawang merah bawang putih. Nah, bagi KLovers yang ingin membuat drama bawang merah bawang putih, maka bisa menggunakan contoh naskah drama bawang merah bawang putih berikut ini.

Ya, drama bawang merah bawang putih ini sendiri cukup mirip dengan cerita Cinderella bila di Barat. Kebaikan hati bawang putih, membuat sosoknya mendapatkan hadiah luar biasa dari seorang nenek yang ia tolong.

untuk itu, berikut ini naskah drama bawang merah bawang putih yang bisa KLovers gunakan sebagai pementasan drama. Yuk, langsung saja dicek KLovers.

 

1. Naskah Drama Bawang Merah Bawang Putih

Prolog

Pada suatu hari hiduplah seorang gadis muda yang cantik dan baik hati bernama bawang putih. Ia tinggal bersama dengan sang ayah dan hidup dengan bahagia. Namun, suatu ketika sang ayah menikah lagi dengan seorang gadis yang memiliki anak bernama bawang merah.

Berbeda sifat dengan bawang putih, sosok bawang merah merupakan gadis muda yang sombong dan suka menindas. Bahkan, sang ibu juga lebih memihak bawang merah dibanding dengan bawang putih. Hingga membuat bawang putih kesulitan.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Scene 1

Di pagi hari, seperti biasa, bawang putih sudah bangun lebih awal untuk siap-siap melakukan segala aktivitas ia dalam membersihkan rumah seorang diri.

Bawang merah: Bawang putih, tolong cuci baju aku ya.

Ibu tiri: Habis cuci baju, kamu jangan lupa masak untuk makan siang. Jangan lupa juga untuk beres-beres rumah.

Bawang putih: Iya bu, saya sarapan dulu habis itu beres-beres rumah.

Ibu tiri: Tidak usah sarapan, kamu kan nanti bisa makan siang. Sudah segera kerjakan semua pekerjaan rumah. Nanti keburu siang.

Setelah itu, bawang putih langsung membereskan rumah dengan segera. Walaupun tidak sarapan, namun bawang puting melakukan tugasnya dengan baik.

Bawang putih: Jangan merasa sedih bawang putih, kamu adalah anak yang kuat dan baik. Semakin cepat beres-beres rumah, maka semakin cepat juga kamu makan siang.

Bawang merah: kamu kok kerjanya lambat banget sih?! Bersihkan juga kamar aku ya. Aku mau pergi dulu ke pasar untuk cari pakaian baru.

 

3. Scene 2

Setelah berhasil membersihkan rumah, bawang putih langsung bergegas untuk mencuci baju. Bawang putih langsung bergegas pergi ke kali dengan membawa semua cucian milik ia, ibunya, dan juga bawang merah.

Bawang putih: Aku harus bergegas, agar cucian ini bisa kering.

Dengan semangat, bawang putih mencuci dengan bersih semua baju-baju yang ia bawa. Namun sayang, baju kesayangan ibunya tiba-tiba saja hanyut ke aliran sungai.

Bawang putih: Tidak! Bagaimana ini? Itu adalah baju kesayangan ibu. Aku harus membawa baju itu kembali.

Dengan susah payah, bawang putih menelusuri sungai secara hati-hati. Ia mencari baju milik ibunya yang hanyut terbawa oleh air sungai. Saat sedang mencari, bawang putih melihat beberapa orang dan bertanya.

Bawang putih: Permisi pak, apakah melihat baju berwarna kuning yang hanyut di sungai ini?

Bapak 1: Tidak neng.

Bawang putih: Permisi buk, apakah melihat baju berwarna kuning yang hanyut di sungai ini?

Ibu 1: Tidak neng.

 

4. Scene 3

Setelah menelusuri sungai dengan panjang, tiba-tiba bawang putih melihat sebuah gua yang dekat dengan sungai. Karena merasa bahwa baju sang ibu mungkin saja ada di sana, bawang putih berjalan menuju gua. Tidak lama, ia disambut dengan seorang nenek. Bawang putih yang melihat nenek tersebut, langsung bertanya tentang baju ibunya yang hanyut di sungai.

Bawang putih: Permisi nek, apakah nenek melihat baju berwarna kuning yang hanyut di sungai ini?

Nenek: Saya melihatnya dan saya mengambilnya.

Bawang putih: Apakah nenek mau memberikan baju itu pada saya? Itu baju milik ibu saya. Bila saya pulang tidak membawa pulang kembali baju itu, maka saya bisa kena marah.

Nenek: Baiklah, aku akan memberikan pakaian tersebut bila kamu membantuku dengan banyak hal.

Bawang putih: Apa yang harus saya lakukan?

Nenek: Bantu saya untuk mengambil air, mencarikan kayu bakar.

Bawang putih: Baiklah, saya akan membantu nenek.

Dengan hati yang baik, bawang putih membantu nenek dengan tulus. Walaupun ia belum sempat sarapan, namun bawang putih tidak mengeluh. Ia merasa bahwa pekerjaan ini tidak berat, karena ia sudah sering melakukan banyak pekerjaan.

 

5. Scene 4

Membantu nenek membuat bawang putih menghabiskan banyak waktu, hingga sudah sore. Setelah membantu, nenek memberikan baju milik ibu tiri bawang putih. Selain itu, karena nenek merasa begitu terbantu, ia memberikan juga labu kuning dengan ukuran kecil pada bawang putih.

Nenek: Ini adalah pakaian yang sudah aku janjikan padamu anak cantik. Dan karena kamu sudah bekerja dengan sangat keras, aku akan memberikan kamu labu ini. Terimalah.

Bawang putih: Terima kasih nenek. Walaupun bukan karena baju ibu, misalnya nenek meminta bantuanku, maka aku akan tetap membantu nenek seperti saat ini.

 

6. Scene 5

Setelah itu, bawang putih pulang dengan membawa labu di tangannya. Setibanya di rumah, bawang putih kena marah oleh sang ibu dan bawang merah karena lama pulang.

Ibu: Kenapa kamu pulang terlambat? Kamu lupa untuk masak makan siang.

Bawang merah: karena kamu, aku harus memasak makan siang aku sendiri tahu!

Kemudian, bawang putih menceritakan semua yang terjadi pada dirinya dan bagaimana ia diberi labu oleh sang nenek. Namun, karena labu itu kecil, sang ibu tidak puas dan membanting labu ke lantai.

Ibu: Kamu sudah menguras tenagamu yang seharusnya untuk bersih rumah dengan sebuah labu kecil ini? Aku tidak butuh labu kecil ini!

Setelah di banting, betapa terkejutnya sang ibu dan bawang merah. Ya, karena isi dari labu tersebut adalah emas.

Bawang merah: Ibu, ini adalah emas.

Ibu: Iya, ini emas. Kita akan kaya! Bawang putih, temukan bawang merah pada si nenek.

Bawang merah: Apa?

Ibu: Kamu harus membantu sang nenek, agar kamu bisa diberi labu ini juga.

 

7. Scene 6

Setelah bertemu dengan sang nenek, bawang merah membantu apa yang nenek itu minta. Selama mengerjakan tugasnya, bawang merah berpikir bahwa ia dan ibunya akan menjadi orang kaya dan memiliki banyak emas.

Bawang merah: Nenek, aku sudah mengerjakan apa yang nenek minta.

Nenek: Baiklah, aku akan memberimu upah. Ini ada 2 buah labu. Ada yang besar dan kecil, kamu bebas memilih.

Bawang merah: Aku akan memilih yang besar.

Dengan senang, bawang merah membawa labu besar dan berat tersebut ke rumah. Sampai di rumah ia disambut dengan baik dan bahagia oleh sang ibu.

Ibu: Bagus bawang merah. Kamu memiliki labu yang sangat besar dari pada labu milik bawang putih sebelumnya.

Bawang merah: Kita akan kaya ibu.

Ibu: Iya, apapun yang kamu minta, akan ibu belikan.

Setelah membuka labu tersebut dengan semangat, betapa terkejutnya bawang merah dan ibu melihat isi labu tersebut. Bukan emas, namun labu itu isinya hanya ulat.

Ibu: Ini labu busuk, ada banyak ulatnya!

Bawang merah: Tidak, jauhkan labu itu dari aku bu. Ini menggelikan!

Itulah contoh naskah drama bawang merah bawang putih yang bisa KLovers ketahui. Cerita drama bawang merah bawang putih ini bisa memberikan kalian pelajaran dalam hidup.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending