44 Kata-Kata Bijak Minang Beserta Artinya yang Penuh Makna, Petuah Dalam Menjalani Kehidupan
Ilustrasi (Credit: Freepik)
Kapanlagi.com - Setiap kebudayaan pasti memiliki nilai-nilai baik yang dipercayai dan terus dikembangkan, tak terkecuali budaya Minang. Budaya Minang adalah kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau dan berkembang hingga sekarang. Budaya Minang bisa dikatakan sebagai kebudayaan besar Nusantara yang menonjol dan berpengaruh. Dengan sifat egaliter dan demokratis, petuah yang tertuang dalam kata-kata bijak Minang menjadi hal menarik untuk disimak.
Keunikan lain dari budaya ini terletak pada sistem matrilineal yang dianut dalam hal pernikahan, persukuan, warisan, gelar adat, dan sebagainya. Hal tersebut membuat Minangkabau berbeda dengan budaya daerah lain yang kebanyakan menganut sistem patrilineal. Sistem yang dianut tersebut, kurang lebih juga memberi pengaruh pada petuah yang sering dianggap sebagai kata-kata bijak Minang.
Bagi masyarakatnya, kata-kata bijak Minang tentu menjadi kebanggaan tersendiri untuk dipatuhi. Namun, pesan-pesan baik yang ada dalam kata-kata bijak Minang sebenarnya juga bisa dipelajari oleh kalian yang bukan orang Minang.
Advertisement
Mungkin, kalian sedang berpikir bahwa mempelajarinya akan terkendala bahasa yang belum tentu dipahami semua orang. Hal ini wajar, karena Indonesia memang memiliki banyak sekali bahasa daerah yang sepertinya sulit untuk dikuasai. Namun, tenang, berikut ini terdapat kata-kata bijak Minang beserta artinya dalam bahasa Indonesia yang bisa kalian baca dan ambil petuahnya.
1. Kata-Kata Bijak Minang Penuh Makna
Terdapat filosofi menarik tentang pemimpin yang dimiliki oleh masyarakat Minangkabau. Filosofi itu berbunyi, "pemimpin itu hanyalah ditinggikan seranting dan didahulukan selangkah." Artinya seorang pemimpin haruslah dekat dengan masyarakat yang ia pimpin, dan seorang pemimpin harus siap untuk dikritik jika ia berbuat salah".
Bukankah satu kata-kata bijak Minang tersebut sudah berhasil memikat rasa ingin tahu kalian lebih lanjut? Oleh karena itu, simak kata-kata bijak Minang penuh makna berikut ini.
1. "Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso barek." (Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat.)
2. "Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan, budi saketek rang haragoi." (Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih diikat budi yang baik.)
3. "Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi naikan budi." (Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan budi yang tinggi.)
4. "Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati." (Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana.)
5. "Tarandam randam indak basah, tarapuang apuang indak hanyuik." (Suatu persoalan yang tidak didudukan dan pelaksanaannya dilalaikan.)
6. "Anyuik labu dek manyauak, hilang kabau dek kubalo." (Karena mengutamakan suatu urusan yang kurang penting hingga yang lebih penting tertinggal karenanya.)
7. "Anguak anggak geleng amuah, unjuak nan tidak babarikan." (Sifat seseorang yang tidak suka berterus terang dan tidak suka ketegasan dalam sesuatu.)
8. "Alua samo dituruik, limbago samo dituang." (Seorang yang mentaati perbuatan bersama dan dipatuhi bersama.)
9. "Alat baaluah jo bapatuik makanan banang siku-siku, kato nan bana tak baturuik ingiran bathin nan baliku." (Seseorang yang tidak mau dibawa kejalan yang benar menandakan mentalnya telah rusak.)
10. "Alang tukang binaso kayu, alang cadiak binaso Adat, alang arih binaso tubuah.Alat baaluah jo bapatuik makanan banang siku-siku, kato nan bana tak baturuik ingiran bathin nan baliku." (Seseorang yang tidak mau dibawa kejalan yang benar menandakan mentalnya telah rusak.)
11. "Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak, habih tahun baganti musim sandi Adat jangan dianjak." (Walaupun tahun silih berganti musim selalu beredar, tetapi pegangan hidup jangan dilepas.)
12. "Adat biaso kito pakai, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai nan buruak samo dibuang." (Yang baik sama dipakai, yang buruk sama ditinggalkan.)
13. "Anak-anak kato manggaduah, sabab manuruik sakandak hati, kabuik tarang hujanlah taduah, nan hilang patuik dicari." (Sekarang suasana telah baik, keadaan telah pulih, sudah waktunya menyempurnakan kehidupan.)
14. "Anggang nan datang dari lauik, tabang sarato jo mangkuto, dek baik budi nan manyam buik, pumpun kuku patah pauahnyo." (Seseorang yang disambut dengan budi yang baik dan tingkah laku yang sopan, musuh sekalipun tidak akan menjadi ganas.)
15. "Anjalai pamaga koto, tumbuah sarumpun jo ligundi, kalau pandai bakato kato, umpamo santan jo tangguli." (Seseorang yang pandai menyampaikan sesuatu dengan perkataan yang baik, akan enak didengar dan menarik orang yang dihadapi.)
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Kata-Kata Bijak Minang Penuh Petuah
Masyarakat Minangkabau telah melek literasi atau paling tidak telah ditemukan bukti aksara Minangkabau sejak abad ke-12. Karya sastra Melayu seperti Tenggelamnya Kapal Van der Wijck karya Hamka atau Sitti Nurbaya karya Marah Rusli di abad ke-20 pun dikenal secara luas oleh masyarakat dalam hingga luar negeri.
Oleh karena itu, selain filosofi keren dan kata-kata bijak Minang yang penuh makna di atas, kalian juga perlu menyimak kata-kata bijak Minang yang penuh petuah berikut ini.
16. "Atah taserak dinan kalam, intan tasisiah dalam lunau, inyo tabang uleklah tingga, nak umpamo langgau hijau." (Seseorang yang menceraikan istrinya yang sedang hamil, adalah perbuatan tidak baik.)
17. "Aia diminum raso duri, nasi dimakan raso sakam." (Seseorang yang sedang menanggung penderitaan bathin.)
18. "Adaik rang mudo manangguang rindu, adaik tuo manahan ragam." (Sudah lumrah seorang pemuda mempunyai suatu idaman, dan lumrah seorang yang telah tua menahan banyak karena umurnya.)
19. "Alah limau dek mindalu, hilang pusako dek pancarian." (Kebudayaan asli suatu bangsa dikalahkan oleh kebudayaan lain.)
20. "Adat dipakai baru, jikok kain dipakai usang." (Adat Minang Kabau kalau selalu diamalkan dia merupakan ajaran yang bisa berguna sepanjang zaman.)
21. "Basuluah mato hari, bagalanggang mato rang banyak." (Suatu persoalan yang sudah diketahui oleh umum didalam suatu masyarakat.)
22. "Baribu nan tidak lipuah, jajak nan indak hilang." (Satu ajaran yang tetap berkesan, yang diterima turun temurun.)
23. "Bariak tando tak dalam, bakucak tando tak panuah." (Seseorang yang mengaku dirinya pandai, tetapi yang kejadiannya sebaliknya.)
24. "Bajalan paliharolah kaki, bakato paliharolah lidah." (Hati-hatilah dalam berjalan begitu juga dalam melihat, sehingga tidak menyakiti orang lain.)
25. "Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang." (Setiap pekerjaan yang dikerjakan secara bersama.)
26. "Baguru kapadang data, dapek ruso baling kaki, baguru kapalang aja, nan bak bungo kambang tak jadi." (Suatu pengetahuan yang tanggung dipelajari tidak lengkap dan cukup, kurang bisa dimanfaatkan.)
27. "Bakato bak balalai gajah, babicaro bak katiak ula." (Suatu pembicaraan yang tidak jelas ujung pangkalnya.)
28. "Bapikia kapalang aka, ba ulemu kapalang paham." (Seseorang yang mengerjakan sesuatu tanpa berpengetahuan tentang apa yang dikerjakannya.)
29. "Bak kayu lungga panggabek, bak batang dikabek ciek." (Suatu masyarakat yang berpecah belah, dan sulit untuk disusun dan diperbaiki.)
3. Kata-Kata Bijak Minang Penuh Petuah Kehidupan
Budaya Minang lainnya yang perlu kalian kenal yaitu, pantun dan pepatah-petitih. Kebudayaan yang satu ini dikenal sebagai salah satu bentuk seni persembahan dan diplomasi yang khas.
Keunikan seni bahasa yang kebudayaan Minang miliki patut dikagumi, lebih lanjut lagi, perlu ditelusuri kata-kata bijak Minang yang mengandung petuah tentang kehidupan.
Berikut ini terdapat kata-kata bijak Minang yang penuh petuah kehidupan untuk kalian baca dan pelajari.
30. "Batolan mangko bajalan, mufakat mangko bakato." (Dalam masyarakat jangan mengasingkan diri, dan bertindak tanpa mufakat.)
31. "Bak kancah laweh arang, bapaham tabuang saruweh." (Seseorang yang besar bicaranya, dan tidak bisa merahasiakan yang patut dirahasiakan.)
32. "Bak balam talampau jinak, gilo ma-angguak-anguak tabuang aia, gilo mancotok kili-kili." (Seseorang yang sifatnya terlalu cepat mempercayai orang lain, tanpa mengetahui sifat orang lain tersebut.)
33. "Bakarih sikati muno, patah lai basimpai alun ratak sabuah jadi tuah, jikok dibukakpusako lamo, dibangkik tareh nan tarandam lah banyak ragi nan barubah." (Karena banyaknya yang mempengaruhi kebudayaan kita yang datang dari luar, kemurnian kebudayaan Adat istiadat mulai kabur dari masyarakat.)
34. "Batang aua paantak tungku, pangkanyo sarang sisan, ligundi disawah ladang sariak indak babungolai. Mauleh jokok mambuku, mambuhua kalau manggasan, kalau budi kelihatan dek urang, hiduik nan indak baguno lai." (Seseorang dalam masyarakat yang telah kehilangan kepercayaan, karena tindakannya yang kurang teliti dalam suatu hal. Sehingga kehilangan kepercayaan terhadap dirinya.)
35. "Basasok bajarami, bapandam pakuburan, soko pusako kalau tadalami, mambayang cahayo diinggiran." (Kalau ajaran adat dapat didalami dan difahami, serta diamalkan oleh masyarakat, maka masyarakat itu akan menjadi tinggi mutunya.)
36. "Basasok bajarami, bapandam pakuburan." (Adalah syarat mutlak bagi satu nagari di Minang Kabau.)
37. "Bapuntuang suluah sia, baka upeh racun sayak batabuang, paluak pangku Adat nan kaka, kalanggik tuah malambuang." (Kalau ajaran Adat Minang Kabau benar-benar dapat diamalkan oleh anggota masyarakat, maka masyarakat itu akan menjadi masyarakat yang tinggi peradabannya dan kuat persatuannya.)
38. "Bajalan batolan, bakato baiyo, baiak runding jo mufakat. Turuik panggaja urang tuo, supayo badan nak salamaik." (Hormati dan turuti nasehat Ibu Bapak dan orang yang lebih tua umurnya dari kamu, Insyaallah hidupmu akan selamat.)
39. "Barakyat dulu mangko barajo, jikok panghulu bakamanakan. Kalau duduak jo nan tuo pandai nan usah dipanggakkan." (Sewaktu duduk bersama orang tua, baiak orang tua umurnya dari kita, janganlah membanggakan kepandaian kita sendiri.)
40. "Bakato bapikiri dulu, ingek-ingek sabalun kanai, samantang kito urang nan tahu, ulemu padi nan kadipakai." (Seseorang yang pandai dalam hidup bergaul, dia selalu umpama padi berisi, makin berisi makin tunduk, bukan membanggakan kepandaian.)
41. "Banyak diliek jauah bajalan, lamo hiduik banyak diraso. Kalau kito dalam parsidangan marah jo duko usah dipakai." (Di dalam duduk rapat dalam suatu persidangan, tidak boleh berhati murung, dan tidak boleh bersifat marah.)
42. "Biopari kato ibarat, bijaksano taratik sopan, pacik pitaruah buhua arek, itu nan ijan dilupokan." (Nasihat yang baik jangan dilupakan, pegang erat-erat untuk diamalkan.)
43. "Barieh balabiah limo puluah, nan warieh bajawek juo, kaganti camin gujalo tubuah, paukua baying-bayang maso." (Ajaran Adat kalau didalami dia akan dapat menjadi ukuran kemajuan zaman dibidang moral manusia.)
44. "Baitu barieh balabiahnyo, dari luhak maso dahulu, kok tidak disigi dipanyato, lipuah lah jajak nan dahulu." (Tentang Adat Minangkabau sebagai kebudayaan daerah kalau tidak dibina dan dikembangkan, maka hilanglah kebudayaan yang asli di Minang Kabau, karena di pengaruhi kebudayaan asing.)
Nah, itulah kata-kata bijak Minang yang bisa kalian pahami petuahnya sebagai bekal menjalani kehidupan.
Yuk, lihat juga
7 Resep Mangut Lele yang Gurih dan Enak, Bumbu Rempahnya Menggugah Selera
58 Kata-Kata Senyum di Balik Kesedihan yang Paling Menyentuh, Simpan Luka Mendalam
Niat Sholat Mutlak dan Tata Caranya, Pahami Juga Waktu Pelaksanaannya
8 Resep Lidah Kucing Renyah dengan Bermacam Rasa, Gampang Dibuat
9 Resep Sambal Teri yang Enak dan Praktis, Pedasnya Bikin Nagih
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/ans)
Advertisement
