Erupsi Gunung Marapi disebabkan oleh tekanan magma yang meningkat akibat aktivitas vulkanik di dalam perut bumi.
Gunung Marapi Meletus Lagi, Kini Langit Tertutup Abu Vulkani
Erupsi Gunung Marapi, Sabtu (26/10/2024). (Foto: Liputan6.com)
Kapanlagi.com - Gunung Marapi, salah satu gunung berapi yang terkenal di Indonesia, kini tengah menarik perhatian dengan peningkatan aktivitas vulkaniknya yang signifikan sejak awal Januari 2025. Dalam beberapa waktu terakhir, gunung ini telah melontarkan abu vulkanik setinggi 1 kilometer, dengan amplitudo maksimum mencapai 30,3 mm.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengumumkan bahwa status Gunung Marapi telah dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Keputusan ini diambil berdasarkan intensitas erupsi yang semakin meningkat serta potensi bahaya yang lebih besar di sekitar kawah.
Baru-baru ini, erupsi Gunung Marapi kembali terjadi yakni pada Rabu, 22 Januari pukul 19.29 WIB yang diiringi dengan hujan abu vulkanik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Marapi Teguh (22/1), mengutip ANTARA.
Dari sana, PVMBG terus memperingatkan bahaya sekunder seperti hujan abu vulkanik dan potensi lahar yang dapat terjadi selama musim hujan.
Advertisement
1. Kronologi Erupsi Terbaru Gunung Marapi, Rabu (22/1)
Sejak awal Januari 2025, Gunung Marapi mulai menggeliat dengan aktivitas yang semakin meningkat, dan puncaknya terjadi pada 4 Januari pukul 09.43 WIB ketika erupsi besar pertama meletus, melontarkan kolom abu setinggi 1 kilometer yang membubung ke langit dengan intensitas tebal, mengarah ke utara dan timur laut.
Seismogram mencatat getaran hebat dengan amplitudo maksimum 30,3 mm selama 1 menit 40 detik. Tak lama setelah itu, pada 20 Januari, dentuman keras mengguncang kawasan sekitar, menandakan erupsi berikutnya. Pada 21 Januari, meskipun kabut menyelimuti, Marapi kembali memuntahkan abu vulkanik.
Puncak aktivitas terjadi pada Rabu, 22 Januari, ketika kolom letusan menjulang hingga 2.891 meter di atas permukaan laut, dengan amplitudo maksimum mencapai 30,7 mm selama 30 detik, menunjukkan bahwa Gunung Marapi masih menyimpan energi dahsyat di perutnya.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Terjadi Peningkatan Status Pada Januari Ini
Pada tanggal 9 Januari 2025 pukul 18.00 WIB, PVMBG resmi mengumumkan peningkatan status Gunung Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) akibat lonjakan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Pengamatan terbaru menunjukkan bahwa intensitas dan frekuensi erupsi semakin meningkat, dengan asap kawah berwarna kelabu membumbung setinggi 700 meter di atas puncak gunung.
Ditambah lagi, cuaca yang tidak menentu, seperti hujan deras dan angin kencang, menambah risiko terjadinya bahaya sekunder seperti lahar dingin dan hujan abu.
Dalam situasi ini, masyarakat diimbau untuk menjauhi area dalam radius 4,5 kilometer dari Kawah Verbeek demi keselamatan, guna menghindari potensi ancaman dari lontaran material vulkanik dan gas beracun yang dapat membahayakan jiwa.
3. Dampak Erupsi terhadap Masyarakat Sekitar
Erupsi Gunung Marapi telah menciptakan hujan abu yang melanda kawasan sekitarnya, menutupi atap rumah, lahan pertanian, dan bahkan sumber air bersih, mengganggu rutinitas harian penduduk yang terpaksa berjuang menghadapi dampak tersebut.
Ancaman lahar dingin pun menjadi sorotan utama, terutama saat musim hujan tiba, dengan PVMBG mengingatkan warga di lembah dan bantaran sungai yang berhulu di gunung tersebut untuk tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lahar yang bisa membawa material vulkanik ke pemukiman.
Masyarakat juga dihimbau untuk mengenakan masker dan pelindung mata saat hujan abu melanda, demi menjaga kesehatan dari iritasi pernapasan dan mata akibat paparan debu vulkanik.
"Secara visual aktivitas Gunung Marapi masih bersifat fluktuatif," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, Selasa (7/1) lalu.
4. Masyarakat Diminta Menjauhi Area Berbahaya
Dalam menghadapi ancaman yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Marapi, PVMBG telah mengeluarkan serangkaian rekomendasi penting bagi masyarakat. Warga diingatkan untuk taat pada larangan memasuki zona berbahaya yang telah ditentukan, serta secara rutin membersihkan atap rumah dari abu vulkanik agar tidak mengalami keruntuhan akibat penumpukan material.
Selain itu, penggunaan masker, pelindung mata, dan pakaian tertutup sangat dianjurkan sebagai langkah pencegahan terhadap dampak kesehatan dari paparan abu. Pemerintah daerah dan pihak terkait juga diminta untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi masyarakat yang terdampak.
Kerja sama antarinstansi menjadi kunci untuk menjaga ketenangan di masyarakat, sementara informasi resmi dari PVMBG atau pemerintah harus dijadikan patokan, dengan harapan masyarakat tidak menyebarkan berita yang belum terverifikasi kebenarannya.
5. Sejarah Letusan Gunung Marapi: Sudah Aktif Erupsi Sejak 1830
Gunung Marapi, si raja berapi yang paling aktif di Sumatera, menyimpan kisah letusan yang dramatis dan menakutkan dalam sejarahnya. Salah satu momen paling mengerikan terjadi pada 8 September 1830, ketika letusan hebatnya meluncurkan awan abu kehitaman setinggi 1.500 meter, disertai dentuman yang mengguncang bumi.
Tak kalah mengerikan, letusan pada 30 April 1979 merenggut 60 nyawa dan menghancurkan lima desa dengan hujan batu dan lumpur. Aktivitasnya tak berhenti di situ; antara akhir 2011 hingga awal 2014, Marapi kembali menggeliat, memuntahkan abu hingga ratusan kilometer.
Puncak dari semua ini terjadi pada 3 Desember 2023, ketika erupsi dahsyat merenggut nyawa 24 pendaki dan mengangkat abu setinggi 3.000 meter ke angkasa.
Dengan pola aktivitas vulkanik yang cenderung berulang, terutama saat musim hujan atau cuaca ekstrem, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga menghadapi potensi bencana yang mengintai.
6. Apa penyebab erupsi Gunung Marapi?
7. Apa yang harus dilakukan saat terjadi hujan abu vulkanik?
Gunakan masker, pelindung mata, dan hindari aktivitas di luar ruangan untuk mencegah gangguan pernapasan dan iritasi.
8. Seberapa sering Gunung Marapi meletus?
Gunung Marapi merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Sumatera dengan aktivitas letusan yang cukup sering.
9. Apa radius aman dari Gunung Marapi?
PVMBG menetapkan radius aman adalah 4,5 kilometer dari Kawah Verbeek, pusat erupsi Gunung Marapi.
10. Bagaimana dampak erupsi Gunung Marapi terhadap masyarakat?
Erupsi menyebabkan hujan abu, gangguan kesehatan, kerusakan lahan pertanian, dan potensi banjir lahar selama musim hujan.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/rmt)
Advertisement
