Mengenal 7 Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra Novel - Cerpen, Penulis dan Pembaca Wajib Tahu

Penulis: Puput Saputro

Diterbitkan:

Mengenal 7 Unsur Intrinsik dalam Karya Sastra Novel - Cerpen, Penulis dan Pembaca Wajib Tahu
Ilustrasi (credit: freepik)

Kapanlagi.com - Karya sastra khususnya yang berbentuk prosa seperti cerpen, novel, atau naskah drama tak akan pernah lepas dari unsur intrinsik. Keberadaan unsur-unsur ini dalam karya-karya sastra tersebut sangat penting. Tanpa adanya unsur tersebut, suatu karya akan menjadi tidak lengkap dan tidak bisa dinikmati secara utuh.

Memahami unsur-unsur intrinsik tidak saja penting bagi penulis, melainkan juga oleh pembaca. Pasalnya, dengan memahami apa itu unsur intrinsik, pembaca akan lebih mudah dalam menikmati, mencerna, dan mengambil nilai-nilai dalam karya tersebut. Memang sebegitu penting unsur intrinsik dalam suatu karya prosa. Unsur intrinsik akan membangun cerita yang utuh, kuat, dan meyakinkan.

Lantas, apa sajakah yang tergolong unsur intrinsik dalam karya sastra? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini ulasannya.

1. Tema

Salah satu unsur penting dalam karya sastra adalah tema. Secara umum, tema merupakan gagasan utama yang menjadi dasar dari cerita dalam prosa cerpen atau novel. Sebelum mulai menulis, biasanya pengarang akan menentukan tema dari karyanya. Dalam suatu karya sastra tema yang diangkat sering bersinggungan dengan situasi kehidupan sehari-hari.

Dalam suatu karya, tema menjadi sangat penting karena menjadi pondasi cerita.
Tema yang diangkat oleh pengarang bisa diwujudkan dalam beberapa bentuk. Salah satunya, tema bisa diwujudkan dalam karakter, pemikiran, dan perilaku tokoh. Selain itu, tema juga kerap ditampilkan melalui konflik yang diangkat dalam cerita tersebut. Kepekaan pembaca sangat diperlukan untuk menentukan tema dari suatu karya sastra.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Amanat

Karya sastra merupakan suatu karya seni yang tidak saja menghibur. Pasalnya, dalam setiap karya sastra selalu terkandung nilai-nilai atau pelajaran hidup yang bisa dipetik. Nilai-nilai pelajaran hidup inilah yang disebut dengan amanat. Sama halnya tema, pembaca harus kepekaan untuk dapat memetik amanat dari suatu cerita.

Pasalnya sebagai unsur intrinsik, amanat dalam karya sastra sering kali dimunculkan secara implisit. Meski begitu, bukan tidak mungkin pengarang menghadirkan amanat langsung secara gamblang sebagai bagian dari cerita.

3. Tokoh

Cerita dalam novel atau cerpen, selalu menceritakan konflik dalam kehidupan seorang tokoh. Artinya, keberadaan tokoh dalam suatu cerita merupakan hal yang sangat penting. Tokoh menjadi sosok yang berperan menghidupkan cerita. Artinya, tak ada cerita yang bisa berjalan tanpa adanya tokoh.

Menariknya, kini dalam suatu cerita tokoh tak mulu harus menusia. Tokoh bisa saja berupa binatang seperti dalam fabel, atau bahkan benda-benda yang dibuat seolah-olah bernyawa seperti manusia. Dalam karya sastra, kita mengenal ada 3 jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tirtagonis.

4. Penokohan

Keberadaan tokoh dalam cerita tak akan lengkap tanpa disertai penokohan atau karakterisasi. Penokohan merupakan unsur intrinsik ang menunjukkan karakter atau watak dari tokoh dalam suatu cerita. Tokoh dalam suatu cerita akan dibuat serealistis mungkin, sesuai dengan karakter atau tokoh-tokoh yang memang ada di keseharian. Sebab dengan begitu cerita akan terasa lebih nyata.

Penokohan suatu tokoh juga akan menentukan apakah seorang tokoh termasuk kategori protagonis, antagonis, atau tirtagonis. Tokoh protagonis merupakan tokoh utama yang mendukung alur cerita. Sedangkan, tokoh antagonis merupakan tokoh yang menentang alur cerita. Sementara itu, tokoh tirtagonis menjadi sosok tokoh penengah.

5. Alur atau Plot

Agar menarik minat pembaca, cerita dalam suatu karya sastra harus mempunyai alur atau plot. Alur merupakan rangkaian adegan demi adegan yang membangun cerita secara keseluruhan. Untuk menarik pembaca, alur tidak boleh monoton.

Alur dalam cerita novel atau cerpen biasanya juga terdiri atas beberapa bagian, di antaranya eksposisi atau pendahuluan, tahap meningkat, klimaks, antiklimaks, dan penyelesaian. Selain itu, berdasarkan garis waktu penceritaan, alur juga dibedakan menjadi tiga, yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

6. Latar atau Setting

Unsur latar atau setting mempunyai peran yang penting untuk memperkuat cerita dalam suatu karya sastra. Latar merupakan latar belakang yang menggambarkan momen saat suatu adegan cerita berlangsung. Dengan latar atau setting, cerita akan terasa lebih kuat dan meyakinkan karena sesuai dengan kenyataan. Dalam suatu cerita, latar dibagi menjadi tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar suasana.

7. Sudut Pandang

Sudut pandang menjadi unsur intrinsik yang ketujuh. Sudut pandang berkaitan erat dengan cara penceritaan yang dilakukan penulis. Sudut pandang juga akan memperlihatkan pendapat atau perasaan tokoh dalam cerita saat menghadapi masalahnya. Sudut pandang dalam sastra, dibagi menjadi tiga yaitu sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pangang orang ketiga.

1. Sudut Pandang Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama, menunjukkan penceritaan dari sudut pandang dan pemikiran tokoh utama dalam cerita.

2. Sudut Pandang Orang Kedua
Sudut pandang orang keuda, penulis akan menggunakan sapaan atau kata ganti orang kedua, seperti kamu atau Anda. Sudut pandang ini akan sangat melibatkan perasaan pembaca.

3. Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang orang ketiga disebutnya sudut pandang serba tahu. Sudut pandang orang ketiga akan seolah menghadirkan sosok narator yang setiap adegan dan jalan cerita.

Itulah di antaranya beberapa ulasan mengenai unsur intrinsik dalam karya sastra. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending